Sementara itu, keterampilan praktis yang kita butuhkan dalam kehidupan rumah tangga, seperti memasak, mengelola keuangan rumah tangga, atau berkomunikasi dengan pasangan, sering diabaikan.Â
Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memasukkan pelajaran keterampilan hidup dalam kurikulum sekolah. Tidak perlu menjadi mata pelajaran utama, tetapi kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada keterampilan rumah tangga bisa menjadi solusi. Dengan begitu, siswa tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga siap menghadapi kehidupan nyata.
Peran Pemerintah
Pemerintah juga bisa berperan dalam mengatasi masalah ini. Misalnya, BKKBN bisa mengembangkan program-program yang fokus pada pendidikan kehidupan keluarga. Selain itu, kampanye kesadaran tentang pentingnya keterampilan rumah tangga perlu terus didorong.
Peran komunitas
Komunitas juga bisa berperan aktif dalam memberikan pendidikan ini. Pelatihan keterampilan rumah tangga atau diskusi antar-keluarga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keterampilan hidup.
Peran media
Media massa juga punya tanggung jawab besar. Informasi tentang kehidupan keluarga harus lebih sering diangkat dalam berbagai platform media, baik melalui program televisi, artikel online, atau media sosial. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih banyak belajar dan mendiskusikan hal-hal yang esensial dalam kehidupan rumah tangga.
Jika orang tua dan keluarga tidak mengajarkan pendidikan kehidupan rumah tangga, maka belajarlah dari sekitar, belajarlah--- ilmu terhampar luas, semua pengetahuan bisa diakses dengan mudah dari smartphone mu, bijaklah dalam mencari sumber ilmu yang valid.
Jika kita semua menyadari pentingnya pendidikan ini, kita dapat mencetak generasi yang tangguh, siap, dan bahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H