Penawaran diskon terbatas, gratis ongkos kirim, dan fitur "wishlist", belum lagi kemudahan penggunaan paylater yang menggoda membuat orang merasa perlu membeli sesuatu secepat mungkin.Â
Bahkan, iklan yang muncul secara personalisasi berdasarkan riwayat pencarian sering kali membuat kita berpikir barang tersebut adalah kebutuhan, padahal hanya keinginan sesaat.
Menghapus aplikasi e-commerce, sebuah langkah kecil dengan dampak besar
Uninstall aplikasi e-commerce mungkin terdengar seperti langkah drastis, tetapi dampaknya bisa signifikan dalam mengurangi dorongan belanja impulsif.Â
Studi menunjukkan bahwa mengurangi paparan visual terhadap barang-barang yang dijual dapat menurunkan hasrat belanja hingga 40%.Â
Dengan kata lain, semakin sedikit kamu melihat produk-produk yang ditawarkan, semakin kecil pula dorongan untuk membelinya.
Selain itu, menghapus aplikasi dari ponsel memberikan waktu bagi otak untuk berpikir ulang. Tanpa akses langsung, dorongan impulsif yang biasanya hanya membutuhkan beberapa detik untuk dieksekusi menjadi tertunda.Â
Penundaan ini penting karena memberikan ruang untuk pertimbangan rasional:Â
"Apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini?" atau "Apakah ini masuk dalam anggaran saya?"
Dalam jangka panjang, kebiasaan untuk berpikir ulang sebelum berbelanja dapat membantu memperbaiki kebiasaan keuangan secara keseluruhan.Â
Menurut sebuah stud, individu yang lebih mampu mengontrol dorongan belanja impulsif cenderung memiliki kesehatan finansial yang lebih baik, termasuk tabungan yang lebih stabil dan utang yang lebih rendah.
Dampak positif terhadap kesehatan mental
Selain dari segi keuangan, uninstall aplikasi e-commerce juga berdampak positif pada kesehatan mental.Â