"Pada Juli 2024, kredit paylater melonjak 36,66% mencapai Rp18,01 triliun."
Dalam beberapa tahun terakhir, layanan paylater atau bayar nanti telah meraih popularitas yang signifikan. Konsep ini memungkinkan konsumen membeli barang atau jasa sekarang dan membayar di kemudian hari, sering kali dalam bentuk cicilan.Â
Apakah paylater benar-benar memberikan manfaat yang diharapkan atau hanya ilusi dengan risiko yang tersembunyi?Â
Kemudahan akses dan kenyamanan
Daya tarik utama dari paylater adalah kemudahan yang ditawarkannya. Ini sangat membantu bagi mereka yang membutuhkan barang atau jasa dengan cepat tetapi belum memiliki dana yang cukup.Â
Menurut studi dari Consumer Financial Protection Bureau (2022), paylater telah membantu banyak orang memenuhi kebutuhan mendesak tanpa harus bergantung pada kartu kredit yang sering kali memiliki bunga tinggi.
Namun, kemudahan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Dr. Daniel Kahneman, dalam bukunya Thinking, Fast and Slow (2011), mengingatkan bahwa kemudahan berbelanja tanpa langsung membayar dapat memicu pembelian impulsif.Â
Penelitian dari University of Pennsylvania (2020) menunjukkan bahwa 40% pengguna paylater sering membeli lebih banyak barang dibandingkan jika mereka harus membayar di awal.Â
Dengan kata lain, meskipun paylater menawarkan kenyamanan, ia juga berpotensi mendorong kebiasaan belanja berlebihan.
Pengelolaan keuangan dan risiko utang
Paylater dapat membantu dalam pengelolaan arus kas jangka pendek. Dengan layanan ini, setiap orang bisa menunda pembayaran dan menggunakan uangnya untuk kebutuhan mendesak lainnya.Â
Laporan dari The World Bank (2021) mengungkapkan bahwa skema cicilan tanpa bunga seperti paylater bisa bermanfaat bagi kelompok berpenghasilan rendah atau pekerja lepas untuk menstabilkan kondisi keuangan mereka, terutama di masa ketidakpastian ekonomi.
Namun, risiko utang juga tidak bisa diabaikan. Laporan dari Financial Industry Regulatory Authority (FINRA) menunjukkan bahwa banyak pengguna yang gagal membayar cicilan tepat waktu, yang menyebabkan biaya penalti dan bunga yang tinggi.Â
Jika tidak dikelola dengan baik, paylater dapat menyebabkan krisis keuangan pribadi, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa mengelola utang.
Dampak psikologis
Dari segi psikologis, paylater dapat meningkatkan kepercayaan diri, terutama dalam hal kemampuan untuk membeli barang yang sebelumnya sulit dijangkau.Â
Penelitian dari Journal of Consumer Research (2019) menunjukkan bahwa layanan kredit mikro seperti paylater dapat meningkatkan keyakinan diri seseorang dalam hal ekonomi.
Namun, ada sisi gelapnya. Dr. George Loewenstein dari Carnegie Mellon University menegaskan bahwa utang dapat membawa beban mental yang berat.Â
Penelitian dari National Bureau of Economic Research (NBER, 2020) menemukan bahwa 30% pengguna paylater mengalami tekanan psikologis karena ketidakmampuan melunasi cicilan tepat waktu.
Hal penting yang harus dilakukan jika terpaksa harus menggunakan paylater
Meski menawarkan kemudahan, penggunaan paylater harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah masalah keuangan di kemudian hari. Berikut adalah hal-hal penting yang perlu dilakukan jika terpaksa harus menggunakan paylater.
1. Pahami syarat dan ketentuan
Hal pertama adalah memahami syarat dan ketentuan yang berlaku. Bacalah dengan teliti dokumen yang disediakan oleh penyedia layanan paylater, termasuk detail biaya, bunga, dan denda keterlambatan.Â
2. Buat rencana anggaran
Sebelum menggunakan paylater, buatlah rencana anggaran yang mencakup cicilan paylater dan pengeluaran rutin lainnya. Dengan memiliki anggaran yang jelas, kamu dapat memantau dan mengelola keuangan dengan lebih baik, serta memastikan bahwa kamu mampu membayar cicilan tanpa mengganggu kebutuhan sehari-hari.
3. Evaluasi kemampuan finansial
Pastikan pendapatan cukup untuk menutupi cicilan paylater serta kebutuhan hidup sehari-hari. Mengambil cicilan yang melebihi kemampuan bayar dapat menyebabkan beban utang yang berat dan mempengaruhi kesehatan finansial.
4. Pilih penyedia yang tepat
Bandingkan berbagai penyedia layanan paylater untuk menemukan yang paling sesuai dengan kebutuhan. Pilih penyedia yang menawarkan syarat terbaik dengan biaya yang transparan dan rendah.
5. Catat tanggal jatuh tempo
Untuk menghindari denda keterlambatan, catat tanggal jatuh tempo cicilan paylater. Gunakan pengingat di ponsel atau kalender untuk membantu membayar tepat waktu.
6. Simpan bukti pembayaran
Selalu simpan bukti transaksi dan konfirmasi pembayaran. Ini penting untuk melindungi diri dari potensi kesalahan administrasi atau sengketa dengan penyedia layanan.Â
7. Monitor penggunaan secara rutin
Pantau penggunaan paylater secara berkala. Pastikan bahwa utang tidak menumpuk dan tidak menggunakannya secara berlebihan.Â
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, setiap orang dapat menggunakan paylater secara bijak dan dapat menghindari dampak negatif pada keuangan.Â
Meskipun paylater menawarkan fleksibilitas, penting untuk memanfaatkannya dengan hati-hati dan perencanaan yang matang untuk menjaga kesehatan finansial dan juga mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H