Sehat Finansial, Sehat Mental: Mengapa Kondisi Keuangan Memengaruhi Kesejahteraan Psikologis Seseorang
Di tengah dinamika kehidupan modern, kesehatan finansial telah menjadi salah satu pilar utama yang menentukan kualitas hidup seseorang.Â
Namun, lebih dari sekadar menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan, hubungan antara kesehatan finansial dan kesehatan mental adalah hubungan yang kompleks dan saling memengaruhi.Â
Ketidakstabilan finansial dapat memicu gangguan mental, sementara masalah kesehatan mental dapat memperburuk kondisi finansial seseorang.
Mengapa Stabilitas Finansial Penting bagi Kesehatan Mental?
Ketika seseorang berada dalam kondisi finansial yang stabil, perasaan aman dan kontrol atas hidup biasanya menyertai. Sebaliknya, ketidakstabilan finansial, seperti utang yang menumpuk atau penghasilan yang tidak mencukupi, dapat menjadi sumber stres yang konstan.Â
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Health and Social Behavior (2016) menemukan bahwa individu yang mengalami tekanan finansial cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan kecemasan dan depresi.Â
Studi ini menunjukkan bahwa perasaan tidak aman finansial memicu reaksi stres kronis, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan mental.
Tekanan finansial juga sering kali memicu kekhawatiran tentang masa depan. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar atau perencanaan jangka panjang, seperti pensiun atau pendidikan anak, dapat memunculkan perasaan putus asa dan rendah diri.Â
Sebuah survei oleh American Psychological Association (2018) mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga orang dewasa melaporkan bahwa uang adalah salah satu sumber utama stres mereka.Â
Lebih lanjut, survei ini menunjukkan bahwa stres terkait keuangan sering kali menyebabkan konflik dalam hubungan, penurunan produktivitas di tempat kerja, dan gangguan tidur.
Kesehatan Mental yang Buruk: Efeknya pada Pengelolaan Keuangan
Hubungan antara kesehatan finansial dan mental tidak hanya satu arah; kondisi kesehatan mental yang buruk juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola keuangannya.Â
Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan bipolar dapat mengganggu pengambilan keputusan yang rasional, mengurangi kemampuan individu untuk bekerja secara produktif, dan menghambat keterampilan perencanaan keuangan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Psychiatry (2012) menemukan bahwa orang yang mengalami depresi berat lebih cenderung melakukan keputusan keuangan yang buruk, seperti pembelanjaan impulsif atau mengabaikan pembayaran utang.Â
Penurunan energi dan motivasi, yang merupakan gejala umum dari depresi, juga dapat membuat individu kesulitan mengelola keuangan mereka dengan baik, memperburuk situasi finansial mereka dan menciptakan siklus negatif antara kesehatan mental dan keuangan.
Utang dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana kondisi finansial, khususnya utang, memengaruhi kesehatan mental.Â
Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh The Lancet Psychiatry (2015) menemukan korelasi yang kuat antara jumlah utang dan peningkatan risiko gangguan mental.Â
Studi ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki utang besar lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan pemikiran bunuh diri. Utang yang menumpuk, terutama jika tidak dikelola dengan baik, dapat menciptakan tekanan psikologis yang signifikan, di mana individu merasa terperangkap dalam situasi yang tidak memiliki jalan keluar.
Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Economic Psychology (2014) menyatakan bahwa utang dapat berdampak negatif pada harga diri seseorang.Â
Perasaan gagal karena tidak mampu memenuhi kewajiban finansial dapat menurunkan persepsi diri, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.Â
Penelitian ini menekankan pentingnya strategi pengelolaan utang yang efektif, baik melalui pendidikan keuangan maupun dukungan psikologis, untuk membantu individu menjaga kesejahteraan mental mereka.
Keseimbangan antara Kesehatan Finansial dan Mental
Memahami hubungan antara kesehatan finansial dan kesehatan mental membuka jalan bagi pendekatan holistik dalam menangani kedua aspek ini. Edukasi keuangan, misalnya, dapat menjadi alat penting dalam mengurangi stres terkait keuangan.Â
Dengan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan, individu dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan mengurangi risiko mengalami kesulitan finansial yang dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.
Di sisi lain, dukungan psikologis juga perlu ditingkatkan, terutama bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan finansial.Â
Program terapi atau konseling dapat membantu individu mengembangkan mekanisme koping yang sehat, serta memberikan mereka keterampilan untuk mengelola stres dan kecemasan yang muncul akibat tekanan finansial.
Pemerintah dan institusi keuangan juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan finansial dan mental masyarakat.Â
Kebijakan yang mendorong stabilitas ekonomi dan memberikan perlindungan terhadap risiko finansial, seperti asuransi kesehatan mental atau bantuan utang, dapat membantu mencegah masalah kesehatan mental yang disebabkan oleh tekanan keuangan.
Kesehatan finansial dan mental adalah tanggung jawab pribadi yang harus dijaga dengan penuh disiplin. Setiap individu perlu memprioritaskan perencanaan keuangan yang bijaksana sambil merawat kesejahteraan mental mereka secara aktif.Â
Dengan mengembangkan kebiasaan pengelolaan keuangan yang sehat dan mencari dukungan psikologis ketika diperlukan, kita dapat menciptakan keseimbangan yang harmonis antara kedua aspek ini.Â
Disiplin dalam menjaga kesehatan finansial dan mental bukan hanya akan meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H