Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika "Sastra Masuk Kurikulum", Pembelajaran Literasi yang Menyenangkan dalam Pembentukan Karakter dan Kompetensi

28 Agustus 2024   17:20 Diperbarui: 29 Agustus 2024   20:26 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika "Sastra Masuk Kurikulum", Pembelajaran Literasi yang Menyenangkan dalam Pembentukan Karakter dan Kompetensi

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, telah mengumumkan bahwa program Sastra Masuk Kurikulum akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2024/2025. 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan literasi siswa dengan memperkenalkan mereka pada berbagai karya sastra dari berbagai budaya dan periode waktu. 

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam Laporan Survei Minat Baca Masyarakat (2020) menunjukkan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. 

Survei ini mengungkapkan bahwa hanya sekitar 60% penduduk Indonesia yang membaca buku dalam setahun terakhir, dengan kebiasaan membaca lebih sering ditemukan di kalangan orang dewasa dan pelajar.

Dalam studi komparatif yang dilakukan oleh World Culture Score Index (2021) disebutkan bahwa Indonesia tercatat memiliki tingkat membaca yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan. 

Studi ini menyoroti bahwa budaya membaca yang lebih kuat di negara-negara tersebut didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung literasi serta keberadaan perpustakaan dan fasilitas publik yang memadai. Perbedaan ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih efektif dan dukungan infrastruktur di Indonesia untuk meningkatkan minat baca. 

Pentingnya Pembelajaran Sastra dalam Pengembangan Literasi

Menurut Kemendikbudristek Nadiem Makarim, sastra memiliki banyak manfaat, termasuk membantu siswa berpikir kritis, mengasah sisi sosial dan emosional, serta meningkatkan empati. Program ini akan mencakup buku-buku sastra yang telah dikurasi oleh Kemendikbud dan akan digunakan dalam pembelajaran di kelas.

Salah satu tujuan sastra masuk kurikulum adalah untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat. 

Pentingnya Pembelajaran Sastra dalam Pengembangan Literasi

1. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis dan Analitis

Salah satu alasan utama mengapa sastra penting dalam kurikulum adalah karena kemampuannya untuk mengasah keterampilan berpikir kritis dan analitis. Karya sastra sering kali mengandung berbagai lapisan makna yang memerlukan interpretasi mendalam.

Sebuah studi oleh Applebee (1996) menunjukkan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, terutama dalam menganalisis teks yang kompleks dan memahami berbagai sudut pandang.

2. Peningkatan Empati dan Pemahaman Sosial

Sastra juga memiliki peran penting dalam meningkatkan empati dan pemahaman sosial siswa. Melalui karakter-karakter dalam cerita, siswa dapat merasakan dan memahami pengalaman hidup yang berbeda dari mereka sendiri. 

Nussbaum (1997) dalam bukunya Cultivating Humanity menyatakan bahwa sastra dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengembangkan empati, yang merupakan fondasi penting dalam membentuk masyarakat yang inklusif dan toleran.

3. Pengayaan Bahasa dan Ekspresi

Pembelajaran sastra memperkaya kemampuan berbahasa siswa, baik dalam hal kosakata, struktur kalimat, maupun gaya ekspresi. Gee (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa eksposur terhadap berbagai bentuk sastra, seperti puisi, novel, dan drama, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa secara lebih kreatif dan efektif.

4. Pemahaman Budaya dan Identitas Nasional

Di Indonesia, sastra tidak hanya dianggap sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi juga sebagai cara untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan identitas nasional. 

Melalui pembelajaran karya sastra lokal, siswa diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya bangsa. Sartono Kartodirdjo (1992) menekankan pentingnya sastra dalam membangun kesadaran sejarah dan identitas nasional di kalangan generasi muda.

Beberapa Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Ketika "Sastra Masuk Kurikulum"

Ketika buku-buku sastra dimasukkan ke dalam mata pelajaran sekolah, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa integrasi tersebut efektif dan bermanfaat bagi siswa. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang perlu dipertimbangkan:

1. Pemilihan Buku yang Relevan dan Sesuai Usia

Pilihlah buku-buku yang relevan dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Buku sastra harus mampu memberikan nilai tambah bagi siswa dalam hal pemahaman literasi, pengembangan karakter, dan apresiasi budaya.

Pastikan buku yang dipilih sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan kognitif siswa. Buku untuk siswa sekolah dasar harus berbeda dalam hal kompleksitas dan tema dibandingkan dengan buku untuk siswa sekolah menengah atas.

2. Keseimbangan dalam Genre dan Perspektif
Memperkenalkan berbagai genre sastra, seperti novel, puisi, drama, dan cerpen, membantu siswa untuk mengalami berbagai bentuk ekspresi literatur dan memperluas wawasan mereka.

Pilih buku-buku yang mewakili berbagai perspektif budaya, sosial, dan historis. Ini tidak hanya memperkaya pemahaman siswa tentang dunia, tetapi juga mendorong empati dan toleransi terhadap perbedaan.

3. Pendekatan Pengajaran yang Interaktif
Implementasikan metode pengajaran yang melibatkan diskusi dan analisis mendalam untuk membantu siswa memahami makna dan tema dalam karya sastra. Diskusi kelompok dapat merangsang pemikiran kritis dan interpretasi yang lebih mendalam.

Gunakan aktivitas kreatif, seperti drama peran, proyek seni, dan penulisan kreatif, untuk membuat pembelajaran sastra lebih menarik dan interaktif. Ini membantu siswa menghubungkan teks dengan pengalaman pribadi mereka.

4. Ketersediaan dan Akses Buku
Pastikan buku-buku sastra tersedia dan dapat diakses oleh semua siswa. Ini mungkin melibatkan penyediaan buku di perpustakaan sekolah atau akses digital melalui platform online.

Pastikan buku yang digunakan dalam pembelajaran memiliki kualitas cetak yang baik dan mudah dibaca. Buku yang rusak atau sulit dibaca dapat mengurangi minat siswa terhadap sastra.

5. Evaluasi dan Umpan Balik
Gunakan berbagai metode penilaian untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap buku sastra. Ini bisa mencakup tes, esai, proyek kreatif, dan presentasi.

Berikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa untuk membantu mereka memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki dalam analisis dan interpretasi sastra.

6. Keterlibatan Orangtua dan Komunitas
Libatkan orangtua dalam proses pembelajaran dengan memberikan informasi tentang buku yang dibaca dan bagaimana mereka bisa mendukung pembelajaran di rumah.

Bekerja sama dengan perpustakaan umum, penulis lokal, dan organisasi budaya untuk menyediakan tambahan sumber daya dan pengalaman belajar yang beragam.

Ilustrasi pembelajaran literasi membaca. (Foto: dokumentasi pribadi via Ms. Wawa/guru daqu school)
Ilustrasi pembelajaran literasi membaca. (Foto: dokumentasi pribadi via Ms. Wawa/guru daqu school)

Pelajaran Literasi yang Menyenangkan

Pelajaran literasi yang menyenangkan tidak hanya melibatkan membaca teks, tetapi juga menjadikannya sebagai pengalaman yang memicu imajinasi dan kreativitas siswa. 

Misalnya, dengan menerapkan metode pengajaran yang melibatkan diskusi interaktif, permainan peran, dan proyek kreatif, sastra dapat dihidupkan di dalam kelas. Metode ini tidak hanya meningkatkan minat baca tetapi juga membuat pembelajaran sastra menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan oleh siswa.

Ilustrasi membawa buku bacaan ke sekolah untuk pembelajaran literasi membaca. (Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa)
Ilustrasi membawa buku bacaan ke sekolah untuk pembelajaran literasi membaca. (Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa)

Selain itu dengan membawa buku bacaan favorit dari rumah, siswa juga dapat sharing buku dengan teman lainnya di sekolah, hal ini juga membuat pelajaran literasi membaca di sekolah semakin menyenangkan.

Ilustrasi perpustakaan keliling kota tangerang ke sekolah dalam rangka pembelajaran literasi. Foto: dokumetasi pribadi via Ms. Wawa (guru daqu school)
Ilustrasi perpustakaan keliling kota tangerang ke sekolah dalam rangka pembelajaran literasi. Foto: dokumetasi pribadi via Ms. Wawa (guru daqu school)

Program literasi di sekolah juga didukung oleh perpustakaan setempat, adanya perpustakaan keliling membuat pembelajaran literasi semakin menyenangkan dengan banyaknya koleksi buku-buku yang ada.

Yuk intip keseruan teman-teman dari daqu school dalam pembelajaran literasi membaca di sekolah,

Penutup

Memasukkan sastra dalam kurikulum bukan hanya tentang memenuhi standar pendidikan, tetapi juga tentang mempersiapkan generasi muda yang memiliki kemampuan literasi yang kuat, empati, dan kesadaran budaya yang mendalam. Meskipun tantangan dalam implementasi tetap ada, manfaat jangka panjang dari pembelajaran sastra jauh lebih besar. 

Dengan demikian, penting bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan masyarakat untuk terus mendukung pengembangan kurikulum yang memasukkan sastra sebagai komponen inti dalam pendidikan. 

Semoga program "sastra masuk kurikulum" bisa terus berkelanjutan dan hasilnya dapat menambah minat baca masyarakat sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun