Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada Terkena Cacar Air di Musim Pancaroba

21 Mei 2024   22:29 Diperbarui: 21 Mei 2024   22:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terkena cacar air | sumber gambar clipground.com

Anakku terkena cacar air, tertular dari mana padahal tidak ada yang terkena cacar air di rumah? Kok bisa?

Mencoba tenang, supaya bisa merawat anak dengan tepat dan benar.

Rasanya ingin segera menulis artikel ini, untuk memberitahu Bunda-bunda untuk waspada agar anak-anaknya tidak terkena cacar air di musim pancaroba ini.  

Apa itu Cacar Air?

Cacar air (juga dikenal sebagai varicella atau chickenpox) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster (VZV). Penyakit ini biasanya lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terinfeksi. Ketika dialami oleh orang dewasa, gejala cacar air cenderung lebih parah. 

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena cacar air meliputi:

  1. Belum mendapat vaksin cacar air: Vaksinasi cacar air dapat membantu mengurangi risiko infeksi.
  2. Belum pernah menderita cacar air sebelumnya: Orang yang belum pernah mengidap cacar air memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi.
  3. Usia di bawah 12 tahun: Cacar air lebih rentan menyerang anak-anak usia di bawah 12 tahun.
  4. Baru lahir, terutama bayi yang terlahir prematur: Kekebalan alami baru akan muncul 3 bulan setelah bayi dilahirkan.
  5. Sedang hamil: Infeksi cacar air pada ibu hamil dapat berisiko bagi janin.
  6. Daya tahan tubuh yang lemah: Misalnya, orang yang menjalani kemoterapi, mengonsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang, atau menderita kanker, HIV/AIDS, maupun malnutrisi.

Penyebab Cacar Air

  • Virus Varicella Zoster: Penyebab utama cacar air adalah infeksi virus Varicella Zoster. Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan ruam atau droplet di udara saat seseorang batuk atau bersin.
  • Penularan: Cacar air dapat menyebar dari satu orang ke orang lain dengan mudah.

Gejala Cacar Air

Gejala cacar air biasanya muncul 10--21 hari setelah terpapar virus Varicella. Umumnya, ruam yang disertai lenting terlebih dahulu muncul di dada, punggung, atau wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Pada kondisi yang berat, ruam bahkan dapat menyebar sampai ke dalam mulut, kelopak mata, dan area kelamin. Selain ruam, penderita cacar air dapat mengalami beberapa keluhan, seperti:

  • Demam dengan suhu 38,3--38,8C
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut ringan
  • Sakit kepala
  • Lelah dan lemas (malaise)
  • Hilang nafsu makan

Perkembangan Ruam pada Cacar Air

Ruam mengalami 3 fase:

  1. Benjolan merah: Muncul benjolan merah atau merah muda di seluruh tubuh.
  2. Lepuhan berisi cairan: Benjolan berubah menjadi lepuhan berisi cairan.
  3. Pecah dan mengering: Ketika sembuh, lepuhan pecah, mengering, dan berkerak.

Ada beberapa langkah perawatan yang dapat membantu mengatasi gejala dan mempercepat pemulihan:

Yang paling utama ketika anak atau anggota keluarga lainnya terkena cacar air adalah jangan panik dan tenang, setelah itu lakukan hal berikut:

  1. Memberikan obat penghilang rasa sakit: Sebelum muncul bentol yang berisi cairan (lenting), cacar air biasanya menimbulkan gejala demam dan nyeri di seluruh badan. Anda dapat memberikan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen khusus untuk anak. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang tepat.

  2. Memperhatikan asupan makanan: Nyeri dan rasa tidak nyaman pada tubuh sering membuat anak kesulitan makan. Hindari makanan yang membuat rasa sakit di mulut, seperti makanan yang asin, asam, atau pedas. Pilih makanan yang lembut, halus, dan dingin seperti sup, es loli bebas gula, atau bubur.

  3. Jaga asupan cairan: Pastikan anak memenuhi kebutuhan cairan dengan banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi. Jika anak masih menyusui, berikan ASI secara teratur. Mengemut es batu juga dapat menenangkan mulut anak yang sakit karena cacar air.

  4. Beristirahat yang cukup: Tidur yang cukup membantu memperkuat sistem imun anak untuk melawan infeksi. Pastikan anak beristirahat dan tidur yang cukup. Selain itu, mengistirahatkan anak di rumah juga dapat mencegah penularan penyakit cacar air.

  5. Gunakan pakaian yang nyaman: Kenakan pakaian berbahan lembut dan ringan. Hindari menggaruk kulit yang gatal akibat cacar air. Anda juga dapat memotong kuku anak agar tidak melukai lepuhan ruam.

  6. Meredakan gatal: Oleskan krim pelembab atau losion calamine pada area yang gatal. Anda juga dapat mengompres ruam atau luka dengan air dingin untuk meredakan gatal.

Ingatlah bahwa meskipun cacar air bisa mereda dengan sendirinya, perawatan yang tepat dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan mempercepat proses penyembuhan. Jika gejala bertambah parah atau anak mengalami demam tinggi lebih dari 4 hari, segera konsultasikan dengan dokter.

Kapan Harus ke Dokter

Cacar air umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus, karena dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pemeriksaan ke dokter tetap harus dilakukan bila Anda atau anak Anda mengalami ruam dan gejala lain dari cacar air. Selain itu, waspadai jika muncul gejala tertentu dari cacar air, berupa:

  • Demam lebih dari 4 hari
  • Batuk parah dan sesak napas
  • Ruam menjadi sangat merah, bengkak, nyeri ketika disentuh, teraba hangat, dan mengeluarkan nanah
  • Sulit makan dan minum sehingga menyebabkan dehidrasi
  • Sakit kepala berat
  • Sering mengantuk dan sulit bangun
  • Ruam menyebar ke salah satu atau kedua mata
  • Muntah terus-menerus
  • Tampak linglung
  • Leher kaku

Cara Mencegah Terkena Cacar Air

Cara efektif untuk mencegah cacar air adalah dengan menjalani vaksinasi cacar air. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Vaksinasi Cacar Air:

  • Vaksinasi ini dianjur
  • Vaksinasi ini dianjurkan pada anak dan orang dewasayang belum menerima vaksin cacar air.
  • Pada anak kecil, vaksinasi cacar air pertama akan diberikan pada usia 12--15 bulan, dan vaksin lanjutan diberikan ketika anak berusia 4--6 tahun.
  • Bagi remaja dan orang dewasa, vaksin cacar air diberikan dalam dua dosis dengan rentang perbedaan waktu setidaknya 28 hari.
  • Jika pernah terserang cacar air sebelumnya, vaksinasi tidak perlu dilakukan karena tubuh akan membentuk antibodi terhadap virus Varicella, mengurangi kemungkinan terkena cacar air kembali. Kalaupun terinfeksi lagi, gejala yang muncul akan lebih ringan.
  • Perhatian: Vaksinasi cacar air tidak dianjurkan pada ibu hamil, orang dengan daya tahan tubuh lemah, dan orang yang alergi terhadap gelatin atau neomycin.

2. Menghindari Penularan:

Jika ada anggota keluarga yang terkena cacar air, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah penularan infeksi:

  • Pisahkan penderita di ruangan lain,
  • Hindari kontak dengan penderita, karena virus dapat menyebar melalui udara.,
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai kontak dengan penderita.,
  • Hindari berbagi peralatan makan dengan penderita.,
  • Selalu bersihkan dan disinfeksi permukaan perabotan di area rumah,
  • Ingatkan penderita untuk tidak menggaruk ruam, karena cairan di dalam ruam tersebut mudah menular,
  • Potong kuku penderita atau minta ia mengenakan sarung tangan berbahan katun untuk mengurangi risiko kerusakan kulit akibat garukan,
  • Imbau penderita untuk tetap di rumah sampai semua ruam kering.

    Ingatlah bahwa pencegahan melalui vaksinasi adalah langkah yang penting untuk mengurangi risiko terkena cacar air. Meskipun vaksin cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi rutin lengkap di Indonesia, tetapi tetap dianjurkan untuk diberikan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun