Uang memang bukan segalanya, tetapi segala sesuatu nya tidak bisa berjalan lancar tanpa uang.
Sebenarnya bicara tentang mengatur keuangan. Kita sudah mengetahui tujuannya untuk menjaga agar tidak ada pengeluaran yang sia-sia sehingga defisit atau minus pada akhirnya.
Sedemikian cara membuat perhitungan keuangan pun kita sudah lakukan ya, tetapi balik lagi semua tidak akan berjalan kalau kita tidak disiplin ngejalaninya dari yang sudah kita buat. Dan itu tidak mudah ya.
Sedikit cara sederhana bagaimana mengatur keuangan, hitungan ini secara garis besar saja.
Kalau kata mba Ligwina Hananto (Financial Trainer) pengeluaran kita itu terbagi tiga, yaitu harian, mingguan, dan bulanan. Mungkin ketika hari raya akan ada tambahan pengeluaran tahunan untuk THR. Kita bicara untuk sehari hari dulu ya. Ilmu ini saya dapat ketika mengikuti seminar beliau waktu saya kuliah dulu.
Nah untuk rasio pembagiannya bagaimana? Kalau menurut Mba Prita Hapsari (Perencana Keuangan) pengeluaran dibagi tiga juga
1. Living 50%
Segala pengeluaran pokok untuk hidup sehari hari mulai dari makan, segala bentuk tagihan, bayar uang sekolah.
2. Saving 30%
Investasi dalam bentuk tabungan, emas, obligasi, atau yang lainnya.
3. Playing 20%
Pengeluaran yang memang dikhususkan untuk hiburan setiap bulannya
Teman-teman bisa ikuti instagram nya Mba Prita @pritaghozie disitu beliau banyak sekali sharing ilmu tentang keuangan.Â
Oke langsung saja, mari kita coba:
Contoh sederhana nya begini
Income perbulan = Rp. 8.000.000,-
Kita bagi dahulu pengeluaran nya ke tiga rasio tadi
1. Living 50% x 8.000.000,- = Rp. 4.000.000,-
2. Saving 30% x 8.000.000,- = Rp. 2.400.000,-
3. Playing 20% x 8.000.000,- = Rp. 1.600.000,-
Untuk pos saving sudah tidak bisa diotak atik lagi langsung masuk tabungan 30% (Rp. 2.400.000,-) Dari pos saving jika jumlahnya sudah cukup besar bisa direncanakan kembali apakah untuk pergi haji, dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun, beli rumah, dll. bisa dibagi lagi pos saving nya sesuai kebutuhan.
Untuk pos Living dan Playing bisa kita gabung. Berarti untuk kehidupan selama satu bulan anggaran nya tidak boleh lebih dari Rp. 5.600.000,- jika ada sisa bisa masuk pos Saving. Tapi rasanya kalau ada sisa dana Ibu-Ibu lebih milih buat check out barang yang udah lama dikeranjang oren kayaknya deh. Hehehe
Oke lanjut,
Dari angka Rp. 5.600.000,- kita masukan ke teorinya Mba Ligwina ya
Rinci dahulu pengeluaran yang bersifat tagihan Bulanan
Misalnya:
Listrik, air, pulsa, wifi = Rp. 1.000.000,-
Uang sekolah anak = Rp. 750.000,-
Iuran sampah = Rp. 50.000,-
Pos Bulanan = Rp. 1.800.000,-
Lalu Pos Mingguan (Hiburan)
Satu bulan ada empat minggu, anggap seminggu sekali keluar untuk pengeluaran entertainment.
4 x Rp. 200.000 = Rp. 800.000,-
Pos Mingguan = Rp. 800.000,-
Lalu Pos Harian,
30 x Rp. 100.000,- = Rp. 3.000.000,-
Pos Harian = Rp. 3.000.000
Jumlah pengeluaran = Rp. 1.800.000,-+ Rp. 800.000,-+ Rp. 3.000.000,- = Rp. 5.600.000,-
Hitungan Pengeluaran tersebut bisa bersifat fleksibel yang penting ketika realisasi nya tidak melebihi dari jumlah total pengeluaran yang sudah ditentukan yaitu 70% dari pendapatan.
“Undzur ma qoola wala tandzur man qoola yang artinya lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang menyampaikan.Â
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H