"Mas, juga makasih dan minta maap karena ternyata selama ini, Mas kurang memperhatikan apa yang kamu butuhkan dan apa yang kamu kerjakan," pelukan semakin erat. Hati semakin perih, entah bagaimana harus kuceritakan. Perihal Ibu menelpon, beliau akan datang dengan seorang perempuan yang sudah disewa rahimnya untuk keturunanku.
Satu sisi hidup Ajeng adalah tanggung jawabku, yang harus di jaga hati dan raganya, karena dia istriku. Di sisi lain ada Ibu, perempuan yang telah melahirkan; berjuang untuk kehidupanku, hingga aku bisa berdiri sendiri. Jika memang kesempatan kedua itu ada untukku ... jangan aku yang ada di antara kalian. Agar bukan aku yang menciptakan rasa sedih dan kecewa untuk Ajeng dan juga Ibu.
Semoga aku tetap bisa menjadi seorang anak yang berbakti tanpa melukai hati Ibu; semoga bisa menjadi seorang suami yang selalu dirindukannya tanpa harus menduakan.
***End***