Aini memang paling jago menggodaku.
"Apa Ai? Ya sudah kalau kamu nggak kasih tau, aku masuk aja." Balasku.
"Iya, iya, aku kasih tau. Gitu aja ngambek." Goda Aini tak ada habisnya. Sang suami hanya menggelengkan kepala dengan senyum tipisnya melihat kelakukan istri tercinta.
"Kabar buruknya, kamu dapet surat cinta dari teman kerja suamiku, ya kan Mas?"
"Eh, iya Neng. Akhirnya aku dapat giliran bicara juga nih." Ucap suami Ai, tawapun terdengar.
"Surat Cinta, apaan sih? Kamu kan tau aku nggak mau cinta-cintaan sebelum nikah." Tegasku, yang sebenarnya Ai paham betul.
"Iya, Neng. Ini ada biodata temen aku. Insya Allah dia Sholeh, mandiri dan juga masih jomblo, kebetulan sekali dia itu sang konten kreator di komunitas kita."
"Asiikkk, Neneng dilamar. Alhamdulillah, Abah mau punya mantu." Potong Abah disela pembicaraan kami, yang tiba-tiba muncul tanpa terdengar langkah kakinya.
Kami pun langsung terkaget dengan kemunculan Abah yang tiba-tiba.
--End--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H