"Nak, jadilah produktif setidaknya itu akan bermanfaat untuk dirimu sendiri, syukur-syukur nanti akan bermanfaat bagi orang lain." Pesan Emak yang masih selalu teriang dalam pikirkanku.
**
"Assalamualaikum ... "
"Walaikumsalam." Bergegas kuraih kerudung yang bersandar di bangku kamar. Suara salam dari luar begitu akrab.
"Neneeeng Kasih sayaaang ... surprise!" Sapa sang pemilik suara yang bukan lain adalah Aini.
Panggilan yang tidak pernah berubah saat kali pertama akrab dengannya dikantor. Katanya itu arti dari namaku. Aku pun tak ambil pusing.
"Ya ampun pengantin baru, ngapain pagi-pagi joggingnya sampai sini?"
"Hayu atuh sini masuk, kebetulan Abah lagi jogging juga sama si Bony. Sekalian mau beli sarapan katanya."
Aini dan suaminya kupersilahkan masuk di teras depan, karena Abah tidak ada dirumah, aku pun tidak berani menyuruh mereka masuk ke ruang tamu.
"Neng, aku punya kabar baik dan buruk nih, mana yang mau kamu dengar dulu?" Tanyanya.
"Kebiasaan kamu tuh, selalu aja buat pilihan."
"Kabar baik dulu deh, ada apa. Mau kasih kabar baik apa sama aku?"