Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Songlit--Pembenci

19 September 2023   19:37 Diperbarui: 19 September 2023   22:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

"Nggak mungkin, Papa! Dia bilangnya itu pas banget bibirnya dimanyunin ke arah badan Mama. Kenapa dia nggak bilang aja 'Masak apa nih Mba, kok baunya masih kecium' kan enak Pa, dengernya."

Aku bingung mau bilang apa lagi, karena akan percuma saja kalau terus di sanggah, nanti yang ada dikira membela tetangga. ujung-ujungnya dia pikir suaminya tertarik sama Yori.

"Terus Mama memangnya mau belikan apa buat dia? Minyak wangi?" tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan, berhubung aku sempat mengintip layar di hapenya, yang sedari tadi sedang melihat-lihat parfum di Instagram.

"Iya, Pa! Mama lagi cari minyak wangi yang kalo disemprot wanginya nggak hilang-hilang sampe sebulan." Jawabnya.

'Memang ada ya? Minyak wangi yang harumnya nggak hilang sebulan?' gerutuku dalam hati saja.

"Ya sudah, udah ketemu minyak wanginya? Besok Papa transfer deh ya, soalnya sekarang kuota di hape udah abis." Ungkapku pada Dawina sambil bahuku mendorong badan gempalnya.

Dia pun mengangguk dan tersenyum, senyumannya membuat seorang Dion nggak bisa beranjak begitu saja. Pucuk di cinta ulam pun tiba, akhirnya, Dawina sendiri yang nyolek aku untuk ke kamar belakang. 'Uhuy'

***

Di tahun awal pernikahan, memang sudah ada saja yang berkomentar tentang kehidupan rumah tangga kami, tapi Dawina ingin, kalo memang ada yang benci karena nggak suka sama kita, baiknya balas dengan memberi. Supaya suatu saat nanti akan tumbuh kasih sayang.

Biasanya para pembenci, hidupnya pasti nggak akan pernah merasa puas kalau nggak berkomentar. Seperti Rasti yang suka mengomentari kalau wajah istriku tak terurus. Padahal saat itu dia memang sedang datang bulan. Akhirnya uang yang aku transfer ke Dawina dibelikannya skincare, lalu dikasih cuma-cuma untuk Rasti, dengan alasan Dawina salah beli.

Begitu juga dengan Intan, Dawina berkunjung ke rumahnya dan membawa bolu kukus tabur keju-coklat berukuran besar. Sudah tentu, Intan menerimanya dengan sangat terpaksa, karena pada dasarnya dia selalu menjaga postur tubuh agar tetap ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun