Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Naik Pelaminan

12 September 2023   13:52 Diperbarui: 12 September 2023   13:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

"Ci, tabungan Mak yang buat pergi haji mau diambil aja, ya?" tanya Mak Esih.

"Kenapa diambil, Mak? Emangnya mau buat apa uangnya?"

"Mak mau infakin aja ke pesantren, buat bekel Mak nanti, Ci. Lagi pula, karena abis pandemi kalau buat pergi haji masih lama lagi waktunya. Takut Mak gak ada umur."

Mak Esih sepertinya lagi dirundung rindu sama almarhum babeh. Sudah satu minggu ini bawaannya jadi pendiam dan banyak melamun. Padahal Mak biasanya, tuh, selalu ramai komentari ini-itu apa lagi kalau aye lagi kelihatan banyak rebahannya di rumah.

"Mak, nih, gak baek ngomongnya begitu. Pamali. Istighfar, Mak! Eci dengernya, kan, jadi sedih," ucap Aye pada Mak.

Sudah lama memang mak punya keinginan buat pergi haji, makanya mak dan babeh ikut mendaftar sama Umi Sayati, guru ngaji si Kembar yang mengelola keberangkatan haji. Itu pun mendaftarnya waktu babeh masih ada.

Kepergian babeh empat tahun lalu sepertinya masih membuat Mak Esih sedih berkepanjangan. Mungkin karena ada beberapa hal yang sudah mereka rencanakan bersama, namun belum terlaksana, salah satunya pergi haji.

"Gak usah sedih juga, Ci. Semua orang emang bakal meninggal. Buktinya, Babeh Lu, tuh, gak sakit apa-apa, malah lagi seger-segernya tahu-tahu meninggal, ya, kan?"

"Iya, Eci tahu Mak. Udah ah, Mak gak usah bahas meninggal segala, Eci beneran jadi takut. Kalau emang mau Mak tarik uangnya, tarik aja. Terserah Mak mau dipakai atau gak, itu emang udah jadi hak, Mak," papar Aye.

Akhirnya tabungan Mak Esih yang sudah berjalan dua tahun untuk pergi haji diambil lagi, dan sesuai janjinya hampir semua uang itu diberikan ke pesantren yang ada di daerah Bogor. Hanya saja segala kepengurusan berupa infak dan sedekah untuk pesantren gak jauh dari rumah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun