"Biasalah, Lang, ribut-ribut kecil, nggak serius kok," ucap Sisil pada Adik iparnya, sambil berlalu menuju dapur menaruh peralatan kebun.
"Mbak mau keluar dulu ya, Mau beli kopi dan gula, persediaan sudah habis. Kamu ada mau titip apa?" tanya perempuan berambut sebahu itu pada adik Dirga.
"Oh nggak Mbak, semua kebutuhan pibadi masih ada. Oia Mbak, besok aku ada wawancara kerja," kata Galang yang memang selama ini sedang menganggur karena baru lulus kuliah sebulan yang lalu. Maka dari itu semua keperluan dan kebutuhannya Dirga dan Sisil yang bantu.
"Oh iya? Alhamdulillah, mudah-mudahan yang ini keterima, ya, biar kamu tidak bosan di kontrakan terus." Sisilia menimpali dengan hati senang.
Galang memang suka berkunjung ke rumah walau kakak kandungnya sedang tidak ada, akan tapi hanya satu atau dua kali dalam seminggu di siang atau sore hari. Itu pun jika ada keperluan.
***
Malam hari tiba.
Sepulang kerja Dirga dan juga Sisilia selalu berbincang sebelum tidur. Malam ini Sisil menceritakan kalau Galang ada berkunjung dan membahas soal panggilan wawancara kerja adiknya, begitu juga Dirga bercerita apa saja yang terjadi di kantor pagi tadi.
"Mas, tadi sore, kan, Aku ke warung Bu Jumi. Kebetulan ada ibu-ibu sedang berkumpul. Mas tahu apa yang mereka bicarakan?" tanya Sisil.
"Mana Mas tahu, Sayang." Dikecup kening istrinya.
"Mereka membicarakan lagi soal kita yang belum juga dikasih keturunan, Mas. Karena, tetangga sebelah habis melahirkan." Sisil mulai bicara lagi soal anak.