Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Barang Haram Untuk Anakku

1 September 2023   04:22 Diperbarui: 1 September 2023   05:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seiring waktu berjalan, hubunganku dengan Dito terbilang dekat. Di sekolah aku jadi buah bibir yang dikenal sebagai pacar Dito. Padahal kami tidak secara resmi berpacaran. Dia tidak pernah sekalipun mengutarakan cinta dan bilang ... kita pacaran. Namun, bisa dipastikan perhatian Dito melebihi dari sekedar teman biasa.

Setelah lulus sekolah Dito tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Dia langsung bekerja di salah satu bengkel besar milik temannya. Setiap bulan saat gajian, Dito langsung mengajakku makan dan terkadang kami belanja membelikan berbagai aksesoris untukku.

Ayah Dito menikah lagi dan tak pernah menemuinya. Sedangkan ibunya meninggal saat dia masuk sekolah menengah pertama. Dito dibesarkan oleh paman dan bibinya yang hidup tanpa seorang anak, sejak duduk di bangku kelas enam sekolah dasar.

Hingga suatu hari.

"Halo, ini dengan Saudari Sarah Sunandi?" suara asing menyapa melalui ponselku.

"Iya betul, ini dengan siapa, ya, Pak?" jawabku.

"Kami dari pihak kepolisian, ingin menyampaikan informasi bahwa Saudara Dito Kasyavani ada di kantor polisi, karena terlibat perkelahian. Mbak Sarah, saya minta tolong datang sekarang juga ke kantor kami."

Deg!

Hatiku berdegup kencang, keringat dingin membanjiri kening. Baru kali pertama aku terlibat dengan hal seperti ini. Aku pun tidak berani bercerita pada Papa dan Mama, karena hubungan aku dengan Dito selama ini berjalan secara sembunyi-sembunyi.

***

Dito dibebaskan dengan uang jaminan. Selama ini memang dia selalu menyetorkan setengah dari gajinya setiap bulan yang didapat kepadaku. Aku pun menyimpannya selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun