"Judul itu belakangan, setelah semua tulisan itu jadi..! "
Saya jengkel pada mahasiswa saya yang kekeh minta judul untuk proposal skripsinya. Biar dia tidak update status WA "dosen pelit, dosen bikin sulit, dosen tidak kooperatif, dosen lebay", oke ini judulnya.... Dia garuk-garuk kepala.
Boleh saya cerita...?, dia mengangguk.
"Anda suatu saat ingin punya anak, siapa kira-kira namanya?" Dia bingung, matanya melirik ke kanan atas, padahal tidak ada apa-apa. Boleh kok ngarang nama, atau punya keinginan nama buat dia. Nama adalah harapan dan doa. Hayooo.. Sebut satu kata buat nama calon anakmu nanti. "Luna" Katanya. Mengapa nama demikian?. "Luna itu bulan, saya ingi di cantik, anggun, mempesona" katanya dengan antusias. Iya kalau anakmu cewek, lha kalau cowok, dan ternyata cowok kembar 3, bagaimana coba? Dia garuk-garuk kepala lagi, melirik ke kanan atas. "Ya tinggal diganti, sesuai cowok ceweknya kembar atau tidak". Jawaban yang benar.
Judul skripsi sama, dengan kamu punya anak. Entah nanti kamu hamil duluan sebelum nikah, atau nikah dulu baru punya anak, itu lain soal. Riset itu ada proses, bisa sesuai ekspektasi, bisa meleset dari realita, seperti Luna tadi, ternyata cowok kembar 3.
" Lha tadi mas, kasih saya judul..?", "gundulmu, itu bukan judul, tapi tema penelitian, garis besar risetnya, seperti aku mau nikah punya anak cewek, nanti saya beri nama Luna".
Tema itu akan mengarahkan kamu untuk segera mencari pacar. Menimbang calon suamimu lewat bibit bebet bobot. Lalu kalau sudah OK sahkan menjadi pilihanmu, lalu berproseslah meneliti. Bikin anak cewek itu kata doktor Boyke ada caranya, itu namanya metode. Kamu punya dugaan, kalau begini caranya bikin anak bisa jadi bayi cowok, kalau begini yang jadi cewek, inilah hipotesis atau dugaan. Setelah kamu meneliti, melakukan, lha jadilah jabang bayi. Oek oek lahir gadis mungil, wajahnya bulat, matanya berbinar, bulu mata lentik, rambutnya sedikit ikal, kulitnya kuning langsat, Â maka tesebutlah "Luna Callista Kalynda", artinya rembulan yang cantik dan abadi. Sesuai dengan tema, latar belakang, metoda, hipotesa, hasil, pembahasan, dan kesimpulan, sumber pustaka juga ada-dr Boyke. Heh bengong, bayangin metode ya...!!!
Pagi ini saya dapat pencerahan dari Ir. Onno Widodo Purbo, M.Eng., Ph.D pakar dan praktisi Teknik Informatika dari Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya and Institut Teknologi Tangerang Selatan (ITTS). Masalah latar belakang pendidikan, kepakaran, dan publikasinya tidak perlu diragukan lagi. Pagi ini beliau posting di Facebook tentang riset bottom up, yakni pendekatannya dari bawah dan kadang tidak umum.
Pendekatan riset pada umumnya top down, seperti yang saya ceritakan di atas. Kali ini dia melihat sebuah fenomena yang unik. Kalau ada mahasiswa saya yang minta judul bakalan saya ceritakan, karena dia sudah lulus ya sudah nanti saya kasih linknya saja.
Suatu saat saya menemukan bayi yang terbungkus kain lampin dan diletakan di kotak telur. Hah, hasil perbuatan siapa ini? Harus diselediki dulu...
Riset mungkin akan lebih tepat dengan frase selidik, penyelidikan, bukan penelitian. Agar nyambung saja ceritanya.
Ada sosok bayi mungil, yang pipinya merah merona terbalut kain lamping dan diletakan di depan pintu. Saya, angkat dan saya basuk ke rumah untuk saya letakan di meja. Saya bukan kain lampinya, bayi cantik ini tersenyum dengan mata berbinar dengan bulu mata yang lentik. Wajahmu seperti telur burung gemak, bunder. Kulitmu seperti orang mongolia, putih kekuningan. Ternyata dia perempuan. Saya peluk dia dengan erat dan hangat, lalu saya berbisik, nak saya minta sehelai rambutmu yang ikal ini saya, sehelai saja.
Rambut yang hanya sehelai ini saya cuci dengan alkohol air garam dan alkhol 70% dengan cepat. Saya lisiskan dalam mikrotube, saya ingin ambil satu sel di dalamnya. Saya tarik untaian DNA dari intinya, lalu saya skuensing dan terbacalah genomnya. Saya Blast dan masukan dalam database, ini campuran DNA siapa saja? Peluang tertinggi 99,5% mirip mahasiswa saya yang minta judul skripsi. Nak sekarang kamu saya kasih nama Luna Callista Kalynda ya....
Pendekatan pak Onno asyik sekali, menemukan bahan  riset dalam bentuk hasil, lalu dicari bagaimana cara menganalisanya menjadi metode. Lalu dicari-cari mengapa bisa begitu, ada kesimpulan dan jadilah judul.
Apa yang dilakukan pak Onno ini, kalau pas nemu bayi atau ada fenomena yang harus segera ditangkap dan dijelaskan secaran ilmiah. Ah sudahlah apapun pendekatannya, nama anak itu tetap belakang, kecuali ada sebuah metoda yang pasti seperti nyampur gula dalam teh, pasti jadi teh manis dan itu sudah pasti.
Hay Luna apa kabarmu...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H