Gym dan pusat kebugaran menjadi salah satu tempat yang eksklusif bagi sebagian orang. Bagaimana tidak, untuk masuk ke ruangannya kadang harus menunjukan kartu anggota.Â
Untuk memanfaatkan fasilitasnya juga berbayar, tidak semua orang bisa dan mampu, namun sebagian ada yang mencari alternatif lain yakni dengan turun ke jalan.
Street workout, tidak berbeda jauh dengan gym dan fitnes. Yang membedakan adalah lokasi, peralatan, pola latihan, sudut pandang, dan yang pasti memiliki tujuan yang sama.Â
Street workout lahir dari ketidakmampuan akses ekslusifitas gym dan fitnes dan ada yang ingin mencari suasana yang berbeda yakni alam terbuka.
Street workout adalah kombinasi keduanya, badan yang bugar sekaligus otot terbentuk serta bonus kelincahan, kekuatan, daya tahan, fokus, keseimbangan, dan ketepatan posisi.
Street workout bukanlah sebuah pemberontakan, namun sebuat olahraga urban yang memanfaatkan teknik dan latihan kalistenik (calistenic). Inilah yang menjadi penciri khas dari street workout yakni kalistenik.Â
Kalistenik adalah metode olahraga yang memanfaatkan berat tubuhnya sendiri, berbeda dengan gym yang memanfaatkan beban di luar tubuhnya seperti barbel, dumbel dan lain sebagainya.
Kalistenik tidak berbeda jauh dengan gerakan-gerakan senam, namun ada beberapa gerakan yang menjadi penciri khas dari olahraga ini.Â
Seseorang yang menekuni kalistenik, bentuk tubuhnya akan kering, yakni masa lemak yang sangat tipis dan penuh dengan tonjolan otot. Olahraga ini hampir bisa melatih semua otot dalam tubuh, sehingga bentuk tubunnya proporsional.
Seleksi fisik masuk di militer dan kepolisian, ujiannya adalah memanfaatkan kekuatan tubuh dengan beban tubuhnya. Sebut saja pull up, set up, dan push up, ketiganya nyaris tanpa beban tambahan selain tubuhnnya sendiri. Dengan demikian, tidak sedikit mereka yang berlatih kalistenik di street workout.
Sebut saja hand stad, yakni berdiri dengan kedua tangganya. Muscle up, yakni pull up yang kebablasan sampai atas. Ada juga front lever bergelantungan di mana kaki dan perut sama datarnya, atau back lever dimana punggung dan betis sama datarnya.Â
Lebih ekstrem lagi saat manusia berkibar menjadi bendera atau disebut human flag. Mungkin yang paling agak berat adalah planche dimana orang berposisi mirip dengan capung.Â
Dari sisi kelincahan, jangan ragukan mereka yang setiap hari memegang tiang bar. Mereka bisa dengan mudahnya berpindah tiang seperti atlit senam palang sejajar, bahkan meraka bisa berputar-putar diudara yang diistilahkan dengan swing three sixty.
Street workout kini sudah menjamur di Indonesia, meskipun baru masuk sekitar tahun 2010. Beberapa kejuaraan skala regional dan nasional juga sudah diadakan.Â
Beberapa komunitas street workout di beberapa kota sudah bermunculan. Mereka acapkali anjang sana untuk saling menunjukan kebolehannya dan latihan bersama. Karena olahraga ini sifatnya individu dan tidak ada gesakan atau kontak fisik antar peserta, makan olahraga ini tidak seperti sepak bola yang rentan perkelahian.
Dengan melihat benda-benda di sekitar kita, bisa langsung improvisasi untuk latihan. Ventilasi pintu bisa langsung digunakan untuk bergelantungan, atau mensejajarkan dua kursi sudah bisa digunakan untuk melatih otot perut dan trisep. Masih banyak lagi, tinggak kreativitas dan improvisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H