Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cemaran Mikroplastik dan Nanoplastik bagi Kesehatan

20 Maret 2018   10:43 Diperbarui: 20 Maret 2018   12:35 2770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikropasltik (www.globalcitizen.org)

Beredar pemberitaan tentang kandungan mikropasltik dalam air minum dalam kemasan. Sejumlah air minum dalam kemasan berbagai merek diambil uji petik untuk dianalisis kandungan mikroplastiknya. Sederet angkat dikemukakan berapa total mikroplastik dalam kemasan tersebut. Munculah berbagai pendapat dengan pro dan kontranya masing-masing. Masyarakat resah begitu juga dengan mereka yang berbisnis air minum dalam kemasan. Ada juga yang acuh tak acuh, bisa mendapatkan air bersih saja sudah beruntung, perkara mikroplastik nantilah.

Cemaran plastik

jauh sebelum wacana mikroplastik berkembang, sudah marak tentang dampak plastik bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Paling terlihat nyata adalah pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah plastik yang tidak sebagaimana mestinya. Ataupun pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkunan seperti dibakar yang memindahkan bahan cemaran ke udara. Sepertinya isu cemaran plastik bagi lingkungan bukan sesuatu yang asing bagi kita.

Wacana berikutnya adalah cemaran dari repihan-repihan plastik berukuran kecil atau kurang dari 1mm yang dikenal dengan mikroplastik. Yang paling terdampak dari cemaran ini adalah organisme aquatik atau perairan. Mikroplastik ini tidak larut dalam air tetapi akan tercampur dalam air dan terkonsumsi oleh organisme aquatik.

Mikroplastik dalam air minum

Saat ini wacana tentang cemaran mikroplastik berkembang saat ada penelitian yang mengambil uji petik air minum dalam kemasan plastik. Kemasan plastik sudah sangat familiar sebagai bahan pengemas segala jenis produk, baik makanan, minuman, obat, pakaian, kertas dan masih banyak lagi. Dari sisi teknologi pengemasan plastik memberi banyak keuntungan, yakni murah, mudah dibentuk, tahan lama, mudah didapat dan lain sebagainya. Di sisi lain, plastik juga memiliki dampak buruk terutama cemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia.

Jenis-jenis plastik

Dalam teknologi pengemasan, plastik menjadi pilihan selain pengemas lain seperti; kertas, kaca, kayu, daun, dan logam. Plastik adalah senyawa polimer yang ditambah zat-zat tambahan agar sesuai dengan keinginan pembuatnya. Dalam pengolahan plastik menjadi bahan pengemas akan ditirunkan beberapa produk seperti; PET, PE-HD, PVC, PE-LD, PP, PS, dan PC.

Jenis plastik dan peruntukannya (www.cfs.gov.hk).
Jenis plastik dan peruntukannya (www.cfs.gov.hk).
PET (polyethylene terephthalate) digunakan untuk kemasan minuman berkarbonasi, PE-HD polyethylene high density untuk botol plastik, PVC polyvinyl chloride untuk pipa dan kemasan obat, PE-LD polyethylene low density untuk kabel dan plastik kreses, PP polypropylene untuk alat tulis dan rumah tangga, PS. PSE polystyrene untuk pengemas makanan, PC Polycarbonate dan PLA polyamide untuk botol minuman dan pakaian. Hampir sebagian besar yang ada di lingkungan kita penuh dengan plastik dan semua berpotensi menjadi bahan pencemar.

Bisa saja plastik itu aman dan sangat aman, tetapi saat ada bagian material/monomer yang terlepas ke lingkungan atau masuk dalam tubuh akan meminbulkan masalah. Lepasnya monomer tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti; panas, benturan, gesekan, paparan bahan kimia, paparan cahaya UV, paparan anti biotik, paparan asam dan lain sebagainya.

Lepasnya monomer tersebut bisa berukuran besar yang disebut mikroplastik dan yang sangat kecil atau nanoplastik. Lepasnya material ini ke lingkungan akan masuk ke dalam sistem rantai makanan. Zooplankton dapat mudah terkontaminasi material tersebut, yang kemudian akan dimangsa mahluk yang lebih besar dan selebihnya manusia yang akan menjadi tempat sampah terakhir.

Dampak mikroplastik

Lantas apa dampak yang ditimbulkan oleh mikroplastik dan nanoplastik bagi kesehatan manusia? Ada sebuah penelitian yang mengatakan jika materil tersebut mampu menyumbat dinding usus yang seharunya digunakan untuk menyerap sari-sari makanan. Perlu diketahui sifat material tersebut sangat sulit untuk didegradasi atau diuraikan. Akibat tersembatnya permukaan usus, maka penyerapan nutrisi terhamabat dan seseorang bisa kekurangan energi dan nutrisi.

Bagaimana jika pertikel-partikel yang berukuran 50-100 nm atau (0,000005 - 0,000010 mm) ini masuk dalam pembuluh darah manusia. Manusia memiliki mekanisme partahanan diri pinocytosis dan fagositik yakni untuk mengeluarkan material asing dari dalam tubuh. Mikroplastik dan nanoplastik yang masuk dalam pembuluh darah akan dibawa ke hati untuk untuk dibuang ke empedu dan selanjutnya dibuang bersama feses. Bagaimana jika jumlah berlebih, tentu saja akan menyebabkan gangguan hati, empedu.

Mekanisme pengeluaran partikel plastik yang terserap dalam tubuh (ec.europa.eu).
Mekanisme pengeluaran partikel plastik yang terserap dalam tubuh (ec.europa.eu).
Mungkin langkah bijak harus dari diri sendiri dengan menyadari potensi cemaran yang ada. Lepasnya mikroplastik dam nanoplastik bisa dihindari dengan penanganan kemasan yang baik. Menghindarkan dari paparan panas dan cahaya secara langsung, menghindari benturan dan gesekan, tidak mencampur zat-zat kimia, dan memerhatikan batas pemakian, apakah dipakai sekali atau bisa dipakai berulang. Menjadi konsumen harus cerdas bisa memilah dan memilih kemasan plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun