Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Lembu Sejati yang Nyaris Tak Menghasilkan Limbah Sapi

26 April 2017   08:58 Diperbarui: 26 April 2017   20:00 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Urin sapi yang acapkali disia-siakan, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi jika benar-benar diolah (dok.pri).

Biourine adalah sebuah produk berbahan dasar dari air kencing sapi yang sudah diendapkan dan difermentasi. Proses akhir dari biourine sebelum dikemas adalah ditambahkan rempah-rempah dan berbagai jenis sari dari bermacam-macam jenis daun. Peruntukan biourine adalah sebagai pupuk cair untuk daun sekaligus pestisida alami. Satu liter biourine dijual dengan harga Rp 25.000,00 dalam kemasan jeriken. Sembari menyeruput kopi yang masih panas saya hanya geleng-geleng kepala.

Seorang anggota kelompok tani sedang mengemasi kotoran sapi yang sudah diolah (dok.pri).
Seorang anggota kelompok tani sedang mengemasi kotoran sapi yang sudah diolah (dok.pri).
Kopi di gelas belum juga dingin dia mengajak saya di sebuah bangunan di bawah kandang. Nampak tumpukan tanah gembur yang sedang dimasukan dalam kantong sak berukuran 25 kg. Ternyata ini adalah kotoran sapi bekas biogas yang difermentasi kembali dengan dicampur kapur dolomit, gergajian kayu, bekatul dan cairan fermentasi. Untuk satu karung ini dijual dengan harga Rp 25.000,00. Sepintas saya bertanya, “siapa yang mau beli pak..?”, “kita tidak menjual, petanilah yang datang kesini mengambil sendiri dan kita kadang kewalahan memenuhi pesanan” jawab mantri sapi bermarga orang Batak ini.

Belum usai mengagumi ternak sapi ini saya ditunjukan dua ekor sapi yang diberi nama upin ipin, mirip serial kartun dari negeri jiran. Pak Usnayani berhasil membuat betina bunting kembar dan ini prestasi yang mereka banggakan. Anak sapo kembar ini bukan masalah keberuntungan, tetapi melalui pengamatan yang jeli. Dia menjelaskan dengan detail tentang sapi betina yang memasuki masa birahi dan kapan harus melakukan kawin suntik. Keberhasilan ditentukan dari situ, dan kembar adalah bonusnya.

Desa kecil di pelosok Kalimantan Selatan ini mengajarkan kemandirian dalam bidang pertanian dan peternakan. Mereka mengaku sudah bisa swasembada pangan sejak awal tahun 80-an karena mayoritas adalah petani asal Jawa. Kini mereka sedang merintis untuk melebarkan sayap dalam bidang peternakan yang jauh lebih besar, sebab masih banyak lahan yang bisa digarap. Jaro, jawane separo menunjukan dan menjadi bukti akulturasi budaya nusantara untuk terus swasembada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun