Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Canyoning, Menemukan Tempat Indah dan Tidak Mudah

24 April 2015   14:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya saya sedang berkhayal melihat sebuah lorong dibalik air terjun. Descendeur yang mengamankan tubuh saya saat turun saya kunci agar tidak turun agar saya bisa leluasa melihat lorang tersebut. Di dalam lorong tersebut terdapat sebuah pelataran dan batu yang berundak-undak. Lorong tersebut mirip sebuah ruangan dengan tirai hempasan air terjuan. Salam, itu yang saya ucapkan ketika hendak mendekati ruangan itu. Saya hanya mengira, tempat ini digunakan untuk menepi atau bertapa. Saya tidak akan masuk terlalu dalam karena tujuan saya bukan untuk itu.

Perlahan saya memberikan instruksi teman saya ntuk berhati-hati saat sampai mulut lorong. Akhirnya satu persatu kamu sudah sampai dibawah dan usai sudah canyoning hari ini. Sebuah air terjun yang aliran airnya mirip hujan menyambut kami. Kami berada di dasar lembah atau jurang yang di atas kami adalah sungai-sungai kecil yang mengalirkan air. Dinding tebing yang penuh dengan tumbuhan nampak eksotis manakala hujan dari air terjun menghujam ke bawah. Kali ini mungkin kami cocok memakai payung daripada dimahari gegara hujan-hujanan dibawah jurang.

[caption id="attachment_412392" align="aligncenter" width="600" caption="Tetesan air ini bukanlah hujan tetapi dari atas lembah yang mengalirkan air dan menjadi air terjun (dok.pri)."]

14298588511689320795
14298588511689320795
[/caption]

Sebuah perjalan dengan segala tingkat resikonya bisa diminimalisir dengan persiapan, latihan dan perhitungan yang matang. Hanya satu yang terlewat dari kami, yakni banyaknya tumbuhan daun penyengat yakni jelatang (Laportea crenulata). Jika kulit ini tersentuh rambut-rambut halus di permukaan daunnya akan terasa gatal dan panas, terlebih jika terkena air. Kami menikmati rasa ini hingga dibeberapa bagian tubuh kami ada yang bengkak, namun itulah kisah yang sebenarnya tidak perlu saya ceritakan tetapi cukup dinikmati saja.

Video ada di SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun