[caption id="attachment_411500" align="alignnone" width="640" caption="Tempat penggilingan batuan sebelum masuk dalam tromol (dok.pri)."]
Efek merkuri sudah sangat jelas karena sangat beracun, bahkan menjadi bencana salam dan salah satunya terkenal dengan kasus minamata. Dengan pengolahan yang tepat, merkuri bisa digunakan secara aman dan ramah lingkungan. Intinya adalah merkuri usai digunakan untuk menyalut emas, lalu dipanaskan tidak boleh lepas menuju lingkungan, tetapi ditampung lagi untuk digunakan. Tetapi, proses tersebut butuh ilmu dan pelatihan.
Bagaimana dengan sianida, tentu saja tak kalah beracunnya. Sebenarnya tanpa sadar tiap hari kadang kita mengonsumsi sianida, tetapi dalam kadar sangat kecil. Tidak percaya, daun singkong, ubi terdapat kandungan sianida. Tetapi, saat direbus daun singkong atau ibu, sianida akan terhidrolisir menjadi hidrogen, glukosa dan benzaldehide.
[caption id="attachment_411501" align="alignnone" width="640" caption="Selain menyisakan batuan glundung, tambang emas tidak ramah lingkungan akan mewariskan bencana bagi lingkungan dan manusia (dok.pri)."]
Penghasilan dari menambang emas tak semanis hitung-hitungan di atas kertas. Kadang hasil dari penjualan emas hanya cukup untuk mengupah karyawan yang mempertaruhkan masuk dalam perut bumi mencari urat-urat emas. Pembelian minyak untuk menjalankan kendaraan pengangkut sekaligus mesin produksi juga tidak sedikit. Sekarang siapa yang diuntungkan jika bukan para tengkulak emas atau mereka yang menguasai penjualan merkuri dan sianida. Adakah kompensasi untuk kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, atau dibiarkan alam yang menyembuhkan dan manusia menanggung akibatnya. Pertanyaan selanjutnya apakah ratusan bahkan ribuan meter kubik tailing yang mengandung sianida harus direbus agar menjadi aman, atau akan dibiarkan bebas mencermari lingkungan, yang pasti mereka butuh uang untuk terus merajut kehidupan hingga masa keemasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H