Sejenak saya bingung dengan apa yang mereka lakukan. Luasan penggalian yang selebar 1x2m dalam sehari rerata hanya 5-10 cm saja. Ternyata mereka sedang melakukan penggalian lapis-demi lapis tanah dan batuan untuk kemudian dipetakan tiap bagiannya. Sungguh pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran, serta kemampuan dalam mengidentifikasi setiap temuan. Lama-kelamaan saya sudah mulai terbiasa dengan ikut dalam kegiatan ini walau kadang masih terbata-bata setiap kali mendapat temuan.
[caption id="attachment_405200" align="aligncenter" width="299" caption="Pak Andri yang sedang menyusun disertasi tentang lapisan batuan di Sangiran sedang meneliti batu-batu kerikil. Nampak disampinya beberapa peserta field school yang membatu sambil di awasi promotornya (dok.pri)."]
6 hari berlalu. Kami hanya menemukan beberapa serpihan fosil tulang rusa saja dan banyak sekali bebatuan. Pukul 15.45 artinya 15 menit lagi penggalian selesai. Kami sudah memikirkan pesta penutupan nanti malam dengan jamuan makan malam, dan keesokan harinya kami bisa bersantai. Rasa bosan sudah terasa di ubun-ubun manakala kami saban hari bangun pukul 05.00 lalu 1 jam kemudian sarapan dan selas itu masuk hutan hingga senja datang. Pekerjaan kami hanya mengikis tanah, mencari temuan, dan mengidentifikasinya. Di menit-menit terakhir, harapan kami sirna manakala sekop kecil punya agung membentur batu bulat. Dengan pelan dia membersihkan batu bula sebesar kepalan tangan. Xavier salah satu peneliti asal Perancis dan Jonathan asal Filipina menyimpulkan, bahwa itu adalah alat batu manusia purba. Penemuan di menit terakhir, membuat kami bersuka cita sekaligus sirna liburannya sebab esok harus dilanjutkan kembali.
[caption id="attachment_405201" align="aligncenter" width="399" caption="Di hari terakhir dan menit-menit terakhir, Agung menemukan bola batu. Artinya pekerjaan akan ditambah satu hari lagi. Antara senang dan duka, dan kata Adit salah satu peneliti dari Arkenas "]
Kembali sehari sebelumnya manaka kala lantunan lagu Inul Daratista masing melantunkan tembang masa lalu. Prof. François Sémah menceritakan "bahwa usia tanah yang kita gali adalah 700.000 tahun. Artinya tahun tersebut adalah, jika ditemukan fosil, dan alat batu maka diperkirakan berusia 700.000 tahun yang lalu dan saat itu sudah ada peradaban. Walau hanya bola batu, setidaknya itulah teknologi yang paling sederhana. Di situs ini dahulunya adalah tepian sungai purba yang sudah tertutup dan kemungkinan menjadi tempat hunian manusia purba. Sudah tugas kita untuk mengungkap itu semua, dan matikan musik itu mari kita kerja dan kembali ke masa lalu" sambil berjoget dan berdendang "masa lalu biarlah masa lalu...".