Jajaran pohon kelapan yang menjulang tinggi menjadi ciri khas pantai ini. Ombak yang tidak begitu besar langsung di hadang oleh tembok pembatas ombak. Jembatan dari kayu besi dibangun di pinggir pantai agar pengunjung bisa berjalan diatas perairan. Jika sedang beruntung maka pulau papua akan terlihat dengan jelas di sisi timur laut dari arah pantai.
Di pantai waisa tersedia sarana yang cukup memadai. Beberapa toko menyediakan aneka makanan dan cindera mata khas raja ampat. Soal harga memang lebih mahal dari harga normal, sebab sebagian besar barang didatangkan dari pulau jawa dan sulawesi. Dari pantai WTC ini yang nantinya akan digunakan sebagai pembukaan sail raja ampat yang akan diikuti 22 negara.
Hari pertama di Raja Ampat sudah membuat jatuh hati akan tempat ini. Kami berjalan menyusuri kota yang kanan kirinya terdapat tiang-tiang dari susunan kayu besi. Bentuk susunan tiang yang mirip sangkar memanjang ini ternyata bukan semata-mata hiasan jalan namun sebagai tempat menjalarnya sulur sirih yang nanti akan ditanam disekelilingnya. Mengapa sirih, karena berkaitan dengan budaya masyarakat asli yakni budaya mengonsumsi sirih pinang dalam kesehariannya. Hari masih panjang dan siapakan untuk menanti kejuatan dan keajaiban di raja ampat.