Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmonisasi Tambang, Alam, dan Binatang

5 Februari 2015   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:47 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_395020" align="alignnone" width="640" caption="Hanya para pekerja yang bisa masuk area tambang, itupun dengan ijin dan aturan yang ketat. Terlihat seekor anjing liar yang bebas berkeliaran di area tambang sedang berjalan di dekat truk haul yang sedang melintas (dok.pri)."][/caption]

Saat mendengar kata Sumbawa, saya terbesit dengan istilah 'Susu Kuda Liar". Saya hanya membayangkan segerombolan kuda-kuda di padang rumput dan hutan. Para cowboy baku kejar dengan kuda, lalu dengan laso menangkap kuda liar tersebut dan setelah itu memerah susunya yang akhirnya melepas kembali. Pertanyaan mereka yang awam juga demikian "susu kuda liar, bagaimana memerahnya". Sebuah tanda tanya yang akhirnya terjawab manakala kaki memijak bumi tambora, namun sebelumnya saya melihat hampir semua binantang di sumbawa adalah liar.

Melintas iring-iringan truk haul dengan muatan 240 ton melintas, usai mengambil ore dari pit di tambang PT.NNT. Truk-truk raksasa tersebut bak sedang karnaval, karena berjalan pelan dengan mengusung berat berat beban. Saya yang kebetulan duduk di kursi belakang kendaraan dobel kabin, yang seukuran setengah dari diameter haul truk dari jauh sudah berhenti untuk menunggu jalanan aman. Aturan di pertambangan, semua kendaraan harus berhenti dan menjaga jarak untuk keamanan dan keselamatan. Tak satupun orang yang diperbolehkan berdiri atau berjalan di sepanjang jalan yang dilintasi truk haul, jikapun ada harus memberi rambu dengan bendara setinggi lebih dari 4 m. Aturan yang ketat, namun tidak bagi anjing-anjing yang berkeliaran bebas di jalanan.

[caption id="attachment_395021" align="alignnone" width="640" caption="Anjing-anjing yang berkeliaran di area tambang (dok.pri)."]

14231038072017712454
14231038072017712454
[/caption]

Entah dari mana datangnya anjing-anjing ini yang bebas masuk keluar area tambang. Jangankan orang asing, para pekerja untuk masuk area ini harus menunjukan identitas lalu dipindai oleh petugas keamanan baru diperbolehkan masuk, tentu saja dengan aturan yang sangat ketat. Berbeda dengan anjing-anjing yang berkeliaran di area tambang, dan tidak mungkin petugas mengejar anjing-anjing tersebut. Mungkin bagi pecinta anjing akan miris begitu melihat komparasi seekor anjing dengan haul truk. Jika  dibandingkan ibarat manusia menginjak bebek anak ayam yang baru saja menetas.

Anjing-anjing yang berkeliaran di area tambang mungkin sudah hal yang lumrah dan bukan barang yang asing lagi. Bagaimana dengan hewan-hewan lainnya ?. Baru kali ini saya melihat banyak elang berterbangan di area tambang. Mungkin hutan di sekitar tambang yang masih alami dan terjaga, sehingga kelestarian elang ini masih ada. Mungkin elang tidak akan menjadi masalah sebab ada di udara, bagaimana dengan yang di darat dan air ?.

[caption id="attachment_395022" align="alignnone" width="640" caption="Di Sumbawa banyak sapi-sapi piaraan yang dilepas liarkan untuk mencari makan tersendiri. Mereka berjalan dari kampung bisa masuk area tambang PT.NNT (dok.pri)."]

1423103872305153052
1423103872305153052
[/caption]

Suatu saat saya di ajak departemen environmental PT.NNT untuk mengambil sampel di beberapa sungai di area tambang. Pak Alex yang mengemudikan kendaraan tiba-tiba menghentikan mobilnya dengan menyalakan lampu hazard. Ternyata di depan sana ada rombongan sapi yang sedang menyebrang jalan di area pertambangan. Usai sapi-sapi ini menyebrang lalu kami melanjutkan perjalanan. Lantas saya bertanya ini sapi siapa dengan mengapa ada di sini. "Sapi-sapi itu milik penduduk di kampung. Mereka melepas liarkan sapi-sapinya dan cukup menandainya dengan cap atau kalung. Anehnya kadang mereka kadang tidak tahu kalau sapi-sapinya suah beranak dan bertambah banyak" kata pak Alex.

"Sapi-sapi di sini tidak di kandang, tetapi dibiarkan mencari makan sendiri. Justru yang dikandang adalah tanaman kebun denga cara memagari. "memangnya kalau sapi saya kandangi kamu mau kasih makan" kata penduduk dan akhirnya di lepaskan begitu saja" imbuh pak Alex memberikan tambahan informasi. Yang menarik di sepanjang area pertambagan PT.NNT memperkejakan cowboy, yakni petugas kusus yang menghalau sapi-sapi ini di jalan pertambangan. Cowboy ini bertugas mengeluarkan sapi yang terjebak di badan jalan, atau tersesat kemudian memasukannya kembali dalam hutan. Saban hari para cowboy ini patroli mencari sapi-sapi yang berkeliaran di jalan. "Sapi-sapi juga memiliki jam oprasional sendiri dalam keluar masuk area tambang, sehingga sudah di hafal para cowboy" sergah pak Alex.

[caption id="attachment_395026" align="alignnone" width="640" caption="Seolah sedang berada di taman safari. Hewan piaran banyak yang dilepas liarkan, dan kuda adalah contohnya (dok.pri)."]

1423104152621489554
1423104152621489554
[/caption]

Sepintas saya melitat sebuah kabel pancang di tiang listrik yang dipasangi kericut. Dalam benak saya, pasti kerucut tersebut berguna untuk menghambat tanaman sulur yang menjalar di kabel listrik. Anggapan saya tidak sepuhnya salah, tetapi sebenarnya kerucut tersebut berguna untuk mencegah agar monyet tidak memanjat kabel listrik. "Apa ruginya jika monyet memanjat kabel listrik" tanya saya pada Budi yang sedang menyetir mobil. "yang pertama, semua hewan termasuk monyet di lindungi, maka semua harus dijaga termasuk habitat dan keselamatannya. Yang kedua, jika mionyet sampai memanjat kabel listrik, monyet bisa kesetrum, bisa juga terjadi hubungan pendek. Jika terjadi korsleting makan semua listrik akan padam, dan terhenti semua proses pertambangan. Bisa diyangangkan kekacauan dan kerugian yang ditimbulkan, sehingga harus dicegah" saya manggut-manggut mendengar penjelasan panjang lebar dari pak Budi.

Tiba-tiba dari depan mobil kami melintas kawanan babi hutan. Yang terbesit dalah benak saya adalah hewan buruan, karena biasa di belantara Papua dan Kalimantan. Di  beberapa daerah babi hutan adalah hewan buruan, tetapi di area tambang mereka adalah mahluk yang dihormati dan tidak boleh diganggu gugat, terlebih memburunya. Babi yang gemuk-gemuk baru saja melintas di jalan, untuk ke sungai. Rasa penasaran ini muncul, maka saya memutuskan untuk keluar dari mobil dan melihat apa yang terjadi. Ternyata babi-babi ini sedang minum di bekas kubangan kerbau. Sungai yang jernih dan banyak ikannya sungguh masih terjaga begitu adanya. Saya tidak membayangkan inilah surganya hewan-hewan liar dan pemburu.

[caption id="attachment_395023" align="alignnone" width="640" caption="Sapi-sapi kadang merangsek masuk di perkampungan, dan pintar-pintarnya orang menjaga propertinya (dok.pri)."]

1423104013254831013
1423104013254831013
[/caption]

Akhrinya saya keluar juga dari ketatnya area tambang. Lagi-lagi mobil harus berhenti di sebuah gang perkampungan. Ternyata sedang ada sapi yang berkonvoy dengan melibatkan kakek, nenek, ayah, ibu, anak, cucu, paman dan sodara-sodaranya begitu saya melihat banyaknya sapi. Di sumbawa, sebagian besar binatang ternak sengaja di lepas liarkan untuk mencari makan sendiri. Uniknya sapi, kambing, kerbau, bahkan kuda akan kembali ke kandangnya sendiri-sendiri menjelang senja.

[caption id="attachment_395024" align="alignnone" width="640" caption="Inilah potret kuda liar sumbawa yang terkenal di pelosok nusantara (dok.pri)."]

14231040801683078751
14231040801683078751
[/caption]

Terjawab sudah tanda tanya saya selama ini dari mana datangnya susu kuda liar. Ternyata sumbawa tidak hanya terkenal dengan kuda liarnya, tetapi sapi, kambing, kerbau, anjing sama liarnya dengan monyet dan babi dihutan. Sebuah harmonisasi kehidupan manakala tidak ada tali pengekang untuk membatasi mahluk liar dan peliharaan. Hanya manusia yang tahu diri bagaiamana menjaga properti. "susu kuda liar ternyata rasanya asam dan penguk" jangan tanya bagaiman cara menangkap dan memerahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun