Tiba-tiba dari depan mobil kami melintas kawanan babi hutan. Yang terbesit dalah benak saya adalah hewan buruan, karena biasa di belantara Papua dan Kalimantan. Di  beberapa daerah babi hutan adalah hewan buruan, tetapi di area tambang mereka adalah mahluk yang dihormati dan tidak boleh diganggu gugat, terlebih memburunya. Babi yang gemuk-gemuk baru saja melintas di jalan, untuk ke sungai. Rasa penasaran ini muncul, maka saya memutuskan untuk keluar dari mobil dan melihat apa yang terjadi. Ternyata babi-babi ini sedang minum di bekas kubangan kerbau. Sungai yang jernih dan banyak ikannya sungguh masih terjaga begitu adanya. Saya tidak membayangkan inilah surganya hewan-hewan liar dan pemburu.
[caption id="attachment_395023" align="alignnone" width="640" caption="Sapi-sapi kadang merangsek masuk di perkampungan, dan pintar-pintarnya orang menjaga propertinya (dok.pri)."]
Akhrinya saya keluar juga dari ketatnya area tambang. Lagi-lagi mobil harus berhenti di sebuah gang perkampungan. Ternyata sedang ada sapi yang berkonvoy dengan melibatkan kakek, nenek, ayah, ibu, anak, cucu, paman dan sodara-sodaranya begitu saya melihat banyaknya sapi. Di sumbawa, sebagian besar binatang ternak sengaja di lepas liarkan untuk mencari makan sendiri. Uniknya sapi, kambing, kerbau, bahkan kuda akan kembali ke kandangnya sendiri-sendiri menjelang senja.
[caption id="attachment_395024" align="alignnone" width="640" caption="Inilah potret kuda liar sumbawa yang terkenal di pelosok nusantara (dok.pri)."]
Terjawab sudah tanda tanya saya selama ini dari mana datangnya susu kuda liar. Ternyata sumbawa tidak hanya terkenal dengan kuda liarnya, tetapi sapi, kambing, kerbau, anjing sama liarnya dengan monyet dan babi dihutan. Sebuah harmonisasi kehidupan manakala tidak ada tali pengekang untuk membatasi mahluk liar dan peliharaan. Hanya manusia yang tahu diri bagaiamana menjaga properti. "susu kuda liar ternyata rasanya asam dan penguk" jangan tanya bagaiman cara menangkap dan memerahnya.