Mohon tunggu...
Nature

Pencurian Sumber Daya Melalui Kultur Jaringan

24 Agustus 2018   03:00 Diperbarui: 25 Agustus 2018   12:29 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi yang belum berkembang hanya dijadikan sebuah alasan kuno untuk terus maju. Indonesia sebenarnya sudah memiliki teknologi tersebut dan hanya perlu meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia).  Pemerintah harus terus mengembangkan pendidikan yang dari dulu sama saja.

Indonesia juga sudah bisa mendatangkan para ahli dari luar negeri untuk diminta membantu mengembangkan teknologi ini, tetapi harus dilakukan di Indonesia. Para ahli tersebut juga harus kita awasi karena mereka mungkin saja merupakan orang yang disuruh mencuri plasma nutfah kita. Para ahli tersebut dapat dengan diam-diam mengambil dan mengembangkan di negara masing-masing.

Peneliti kita sebenarnya telah siap dalam mengembangkan teknologi ini. Akan tetapi, mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan kemampuan mereka. Sampai saat ini, para peneliti kita hanya bisa gigit jari dan diam seribu bahasa karena pemerintah tidak dapat memberikan modal kepada mereka untuk melanjutkan penelitian demi kepentingan bangsa.

Indonesia bahkan tanpa kita sadari telah memiliki bank gen yang dapat menyimpan plasma nutfah di Bogor. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita telah siap dalam mengembangkan di negeri kita sendiri. Bank ini haruslah dimanfaatkan dan memihak putra-putri bangsa agar dapat terus dikembangkan. Bank ini dapat memudahkan pengujian dengan berbagai teknologi untuk kepentingan masa depan. Penyimpanan benih yang disimpan di bank khusus ini tidak hanya untuk persediaan penanaman musim berikutnya, namun bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.

Keempat, pengambilan keanekaragaman hayati juga menyebabkan keanekaragaman hayati Indonesia diklaim oleh negara-negara tetangga kita. Tentu kita sudah mengetahui bahwa tetangga kita sering mengklaim mulai dari kebudayaan sampai keanekaragaman hayati kita.

Malaysia telah banyak mencuri keanekaragaman kita mulai dari wayang kulit, batik, rendang, angklung, dan lain-lain.  Malaysia memang terkenal dengan bakat mencuri yang sudah mendarah daging. Kita tentu tidak boleh lengah dan tidak hanya menjaga keanekaragaman ini ketika sudah hampir dicuri.

Ada banyak bukti pencurian gen plasma nutfah. Salah satu pencurian plasma nutfah yang paling terkenal adalah buah durian. Jika kita selalu menganggap durian sebagai sesuatu yang spesial yang kita beri nama "Rajanya Buah", Durian Montong adalah sebuah varietas yang kita juluki "Rajanya Durian". Kita telah menganggap bahwa durian ini berasal dari negara Thailand. Durian ini memang memiliki cita rasa yang hebat bahkan dapat membuat kita mabuk kepayang. Namun taukah Anda, durian yang selama ini kita sukai ternyata plasma nutfahnya diambil secara diam-diam dari salah satu kabupaten penting di Jawa Tengah?

Ya, varietas ini memang berasal dari Indonesia. Asal mula Durian Montong adalah Durian Sukun yang diambil dari Matasih, Karanganyar, Jawa Tengah. Ada hal yang lebih miris yang terjadi bahwa pencurian ini ternyata juga merusak gen plasma nutfah kita. Hal ini terbukti dari Durian Sukun terancam punah dan jumlahnya bahkan bisa dihitung jari. Indonesia sebenarnya sudah memiliki plasma nutfah yang melimpah, tetapi hanya tinggal ditingkatkan saja.

Indonesia sebenarnya juga dirugikan melalui praktik-praktik biopirasi. Biopirasi adalah sebuah aktivitas yang dapat menyebabkan hilangnya kekayaan genetik suatu negara akibat pencurian yang dilakukan oleh pihak asing secara diam-diam, maupun penyelundupan negara asing ke negeri ini dengan dalih mengajak kerjasama agar dapat menguntungkan bersama, namun kenyataannya keuntungan pribadi yang kemudian secara perlahan-lahan mengambil keanekaragaman hayati di negara ini.  Biopirasi memiliki sasaran empuk terhadap negara-negara berkembang. Ini yang pasti terjadi apabila kita mengizinkan negara luar untuk dapat mengembangkan di negara masing-masing.

"Biarkan kekayaan alam kita tetap tersimpan di perut bumi, sampai para insinyur-insinyur kita dapat mengolahnya sendiri." Begitulah pesan Ir. Soekarno sebagai presiden pertama kita, kita harus melihat berapa kekayaan negara Indonesia tercinta ini, daratan seolah menghidupimu dan lautan seolah mengundangmu, didalamnya terdapat ribuan bahkan jutaan spesies mahkluk hidup hingga virus . Dalam sebuah lagu yang tentu kita kenal menyiratkan bahwa dengan air dan jala kita dapat hidup di tempat ini bahkan digambarkan lautan juga merupakan kolam susu yang sangat lezat. Kita juga memiliki banyak sekali tumbuhan mulai dari obat-obatan hingga untuk bahan bangunan.

Saat ini semua tinggal sebuah sejarah bagi negara kita karena kesalahan para pendahulu kita. Kita juga melakukan banyak kesalahan seperti kita lebih mengunggulkan barang dari luar negeri tanpa memedulikan produk buatan sendiri. Kita seakan seperti lupa jati diri bahwa kita adalah negara yang hebat dan akan terkenal hingga seluruh dunia. Hal ini akan semakin memudahkan negara lain untuk masuk dan bahkan merusak. Mereka dapat semakin mudah melakukan biopirasi di negara tercinta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun