Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Dekompresi bagi Penyelam

9 Maret 2024   10:01 Diperbarui: 9 Maret 2024   10:08 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dislambair TNI AL didukung Tim Kes. Kolinlamil saat SAR Lion Air JT-610 di laut utara Karawang, 31 Oktober 2018. (CNN Indonesia/Patricia D)

            98 % kefatalan merupakan angka yang sangat mengerikan dan menjadi bahaya yang mengancam jiwa setiap penyelam. Kasus kejadian yang mengakibatkan wafatnya Syahrul Anto saat evakuasi korban pesawat dengan nomor penerbangan JT610 adalah salah satunya. Dekompresi, ketika terjadi dan tidak dilakukan upaya cepat, maka kematian menjadi pintu akhir di hampir keseluruhan kasus.

Pembahasan

            Menyelam merupakan sebuah aktifitas yang dilakukan seseorang di bawah permukaan air. Aktifitas ini dapat dilaksanakan tanpa alat bantu pernafasan dan/atau dengan menggunakan alat bantu. Berdasarkan kedalaman aktifitas, menyelam dibagi menjadi 3 kelompok; penyelaman dangkal, yaitu aktifitas penyelam yang dilakukan pada kedalaman kurang dari 10 meter; penyelaman sedang, dilaksanakan pada kedalaman penyelaman antara 10 sampai dengan 30 meter; penyelaman dalam, aktifitas penyelaman lebih dari 30 meter. Pada penyelaman kurang dari 10 meter, resiko dekompresi relatif tidak ada, hal ini terkait dengan kesamaan tekanan udara di penyelaman pada batas itu dengan kondisi normal permukaan tanah.

            Kegiatan atau aktifitas penyelaman sendiri disinyalir sudah berlangsung sejak ribuan tahun silam. Catatan arkeologis tertua mencatat, pada tahun 415 sebelum masehi tercatat tentang keberadaan penyelam pada Kerajaan Yunani kuno. Mereka adalah para prajurit yang melakukan kegiatan peyelaman dalam rangka menghancurkan dermaga di Kerajaan Sirakusa.

            Mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya, maka kegiatan penyelaman harus diawasi dan dilakukan oleh mereka yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman tertentu saat pelaksanaannya. Pada masa kini, kegiatan penyelaman lazimnya menggunakan alat bantu yang dikenal dengan nama Scuba. Dan para penyelam kerap disebut dengan istilah Scuba Divers (Penyelam menggunakan Scuba) dan kegiatan penyelaman diseut dengan istilah Scuba Diving.

            Terkait pengetahuan, pemahaman dan pengalaman, Scuba Divers dibagi dalam 6 kelompok yang masing-masing adalah:

  • Skin Diver, adalah level terendah pada kelompok penyelam. Kelompok ini memiliki kemampuan selam bebas dengan penggunaan alat selam dasar.
  • One Star (A1), merupakan tahapan kedua dalam kelompok penyelam. Mereka yang masuk kategori ini adalah para penyelam yang mampu melakukan penyelaman di lingkungan terbatas dengan batas kedalaman < dari 30 kaki. Dalam melakukan aktifitas, kelompok ini wajib ditemani pasangan yang sudah berpengalaman di bidang penyelaman. Untuk mendapat medali atau sertifikat tanda kemampuan, seseorang harus melakukan minimal 3 kali penyelaman.
  • Two Star (A2), kelompok ini merupakan kelompok yang dapat disebut berpengalaman. Mereka, pemegang medali Scuba Diver 3 telah mampu melaksanakan kegiatan penyelaman hingga kedalaman 60 kaki (sekitar 20 meter). Dan mampu secara mandiri melakukan kegiatan penyelaman tanpa pasangan berpengalaman.
  • Three Star (A3), mereka adalah para penyelam yang sudah dapat menjadi pemandu bagi penyelam A1 dan kerap dikenal sebagai safety diver atau dive master. Para penyelam kategori ini mampu menyelam hingga kedalaman 130 kaki.
  • Master Scuba (A4), mereka yang masuk kelompok ini sudah berhak mengikuti pelatihan instruktur selam dengan kemampuan minimal mengusai beberapa aspek terkait dunia penyelam (sekurangnya 3) seperti; Decompression Dive (tiruan); Wreck Dive; Night Dive; Deep Dive (lebih dari 130 feet); Recovery Dive; Drift Dive; Survey and Search Dive; Zero Visibility Dive; dan terakhir Working Dive.
  • Instruktur, adalah mereka yang telah lulus pendidikan instruktur selam (Possi, 1979).

Terkait permasalahan dekompresi, penyelam penanggungjawab menghindari kondisi ini, minimal memiliki jenjang level kemampuan di tingkat ke 4.

            Penyakit Caisson, adalah istilah umum bagi penyakit akibat kondisi dekompresi. Merupakan suatu kondisi tubuh mengalami darurat saraf akibat sumbatan pada pembuluh-pembuluh darah di otak dan sumsum tulang belakang oleh gelembung gas Nitrogen. Pada kondisi lingkungan bertekanan rendah, nitrogen yang ada di dalam cairan tubuh dan jaringan dapat terlepas dan membentuk gelembung udara hal ini sesuai dengan hukum Henry tentang tekanan gas. Saat penyelam memasuki kedalaman yang menyebabkan turunnya tekanan normal, maka nitrogen yang terlarut dalam cairan dan sel tubuh meningkat. Ketika kemudian penyelam naik ke atas permukaan tanpa proses netralisir maka nitrogen terlarut tadi akan berubah menjadi gelembung. Gelembung ini dapat menekan pembuluh arteri dan vena sehingga menyebabkan penyumbatan yang dapat menyebabkan kefatalan.

            Semakin dalam aktifitas penyelaman dilakukan, semakin tinggi resiko terjadinya dekompresi yang menyebabkan penyakit Caisson. Menghindarinya, penyelam dalam setiap menit, ketika naik kepermukaan, harus berada dalam rentang kedalaman 19 meter.

Terkait kondisi serangan ringan, pemberian oksigen 100% bertekanan atau dalam chamber. Oksigen dapat mendorong gelembung Nitrogen berpindah kedalanm darah sehingga sirkulasi darah dapat kembali menjangkau bagian tubuh yang mengalami serangan. Akan tetapi, ketika tidak dilakukan pengontrolan, pemberian oksigen bertekanan dapat memberi efek pada otak.

Penanganan Keadaan darurat dalam penyelaman dan menghindari terjadinya dekompersi. Kondisi darurat dapat sewaktu-waktu terjadi di dunia penyelaman karena lingkungan tempat neraktifitas azasinya bukan lingkungan alami bagi manusia. Berbagai kemungkinan dapat terjadi meskipun persiapan sudah dilakukan decara benar dan dalam pengawasan seorang dive master. Faktor penyebab antara lain kondisi di dalam air, cuaca, kepanikan, rusak alat bantu penyelaman dan banyak lagi. Hal-hal ini harus diatasi di dalam air ketika terjadi. Sangat penting bagi para penyelam, dalam beraktivitas melakukannya minimal berpasangan, dan dalam pengawasan dive master.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun