Seharusnya guru lah yang paling mengetahui kondisi lapangan. Guru yang punya jam terbang untuk memberikan solusi terhadap kesulitan siswa. Sekolah juga layak menjadi DU/DI tentunya dengan unit produksi yang jelas.
Miskonsepsi keempat, Masih terjebak di antara prakerin dan tugas belajar
Seperti di sekolah tempat saya bekerja, masih saja siswa yang sedang prakerin dituntut juga untuk menyetorkan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak ibu guru. Siswa tidak memiliki waktu untuk beristirahat.Â
Di tempat prakerin mereka harus berusaha memberikan yang terbaik di DU/DI, namun di saat yang mereka juga dituntut untuk menyetorkan tugas yang diberikan guru melalui modul pembelajaran.Â
Alangkah baiknya saat prakerin tersebut hendaknya hanya membahas tentang prakerin. Tidak perlu diintegrasikan lagi dengan tugas-tugas sekolah. Siswa pastinya lebih menikmati masa prakerin bukannya menjadi suatu beban bahkan terpaksa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H