Mohon tunggu...
PURWALODRA
PURWALODRA Mohon Tunggu... Dosen - Bekerja di Yayasan Dharmadumadi

Sejak tahun 1990-an, menjelang selesai kuliah S1, ketika saya baru memasuki dunia filsafat tanpa batas, saya menganggap filsafat hanyalah sebuah mata pelajaran yang berat dan sulit dimengerti. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari betapa pentingnya belajar filsafat dalam membangun kedewasaan diri, merealisasikan cita-cita, dan mengakses energi positif dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, saya memulainya dengan menghimpun potongan-potongan kehidupan yang pernah saya alami. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Yang Berbahaya Itu, Diktator!

7 Juli 2023   08:45 Diperbarui: 7 Juli 2023   08:53 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk kita catat, bahwa setiap situasi, secara individual memiliki kompleksitas dan faktor yang unik, sehingga tidak ada satu argumen tunggal yang mampu menjelaskan secara gamblang, bagaimana munculnya perilaku diktator tersebut. Oleh karena itu, dampak berbahaya dari adanya perilaku diktator ini, antara lain:

  • Penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Diktator cenderung menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan, membatasi, atau melanggar hak asasi manusia, baik secara individual atau kelompok tertentu. Hal ini meliputi penangkapan sewenang-wenang, penahanan tanpa proses hukum yang adil, penyiksaan, dan pembatasan kebebasan berbicara, beragama, atau berorganisasi.
  • Keengganan menerima kritik. Diktator memiliki kecenderungan untuk menolak segala bentuk kritik. Mereka sering mendiamkan atau menindas siapa pun yang berani menyuarakan pendapat yang berbeda atau menantang kekuasaan mereka. Hal ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan kebebasan berpendapat.
  • Kekerasan dan konflik. Diktator seringkali mempertahankan kekuasaan mereka melalui represi dan kekerasan. Pengekangan terhadap hak-hak individu, kebijakan yang tidak adil, dan ketidakpuasan sosial yang tercipta, dapat memicu protes, pemberontakan, dan bahkan perang saudara di dalam negara. Dampaknya adalah terjadinya penderitaan manusia, kerusakan infrastruktur, dan kesulitan ekonomi.
  • Korupsi dan nepotisme. Diktator seringkali memanfaatkan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri sendiri dan kelompok dekat mereka. Korupsi merajalela, sumber daya negara dieksploitasi secara tidak adil, dan nepotisme dalam pemberian jabatan dan keuntungan ekonomi terjadi. Hal ini merugikan masyarakat secara umum, karena pembangunan dan kesempatan ekonomi tidak merata dan keadilan sosial terabaikan.
  • Gangguan psikologis masyarakat. Kehidupan di bawah rezim diktator dapat menciptakan ketakutan dan rasa tidak aman di antara warga negara. Orang-orang mungkin merasa terancam, tidak berdaya, atau hidup dalam ketegangan yang konstan. Dampak tersebut dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan trauma pada individu serta masyarakat secara keseluruhan.

Pada akhirnya, kita dapat menyimpulkan, bahwa perilaku diktator memiliki dampak yang merugikan bagi orang bayak, baik secara individu maupun kolektif. Melawan dan memerangi perilaku diktator adalah penting, untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan demokratis, dalam rangka menghormati hak asasi manusia dan kebebasan individu. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasii. 7 Juli 2023.

Oleh. Purwalodra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun