Mohon tunggu...
PURWALODRA
PURWALODRA Mohon Tunggu... Dosen - Bekerja di Yayasan Dharmadumadi

Sejak tahun 1990-an, menjelang selesai kuliah S1, ketika saya baru memasuki dunia filsafat tanpa batas, saya menganggap filsafat hanyalah sebuah mata pelajaran yang berat dan sulit dimengerti. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari betapa pentingnya belajar filsafat dalam membangun kedewasaan diri, merealisasikan cita-cita, dan mengakses energi positif dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, saya memulainya dengan menghimpun potongan-potongan kehidupan yang pernah saya alami. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melepas Kemelekatan?

30 Juni 2023   13:14 Diperbarui: 30 Juni 2023   13:18 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu, baik menyenangkan maupun traumatik, dapat mempengaruhi kemelekatan seseorang. Seseorang mungkin memiliki kemelekatan terhadap sesuatu karena menghubungkannya dengan kenangan positif atau pengalaman menyenangkan di masa lalu.

Kelima, Kehilangan dan keterbatasan. Kemelekatan pada sesuatu juga dapat muncul sebagai respons terhadap rasa takut kehilangan atau keterbatasan. Manusia cenderung mengembangkan kemelekatan pada hal-hal yang dianggap penting dalam hidup mereka sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran tentang kehilangan atau kekurangan.

Keenam, Biologi dan hormon: Kemelekatan dapat memiliki dasar biologis yang melibatkan sistem saraf dan hormon seperti oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan ikatan. Hormon ini dapat mempengaruhi perasaan kemesraan, afeksi, dan ikatan emosional antar manusia.

Penjelasan diatas, tentu memberi kesadaran pada kita semua, bahwa kemelekatan pada kita, adalah sesuatu yang alamiah dan wajar adanya. Dan perlu kita catat pula, bahwa setiap manusia, baik secara individu maupun kolektif, memiliki preferensi kemelekatan yang berbeda. Ada perbedaan dalam, membuat seseorang merasa terikat dan bagaimana mereka mengekspresikan kemelekatan tersebut ? Selain itu, kemelekatan yang sehat dan positif pada seseorang atau hal-hal tertentu sangat penting dalam membentuk hubungan yang bermakna dan memperkaya hidup kita, sebagai makhluk di alam semesta. Waalahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 28 Juni 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun