Keempat, Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu, baik menyenangkan maupun traumatik, dapat mempengaruhi kemelekatan seseorang. Seseorang mungkin memiliki kemelekatan terhadap sesuatu karena menghubungkannya dengan kenangan positif atau pengalaman menyenangkan di masa lalu.
Kelima, Kehilangan dan keterbatasan. Kemelekatan pada sesuatu juga dapat muncul sebagai respons terhadap rasa takut kehilangan atau keterbatasan. Manusia cenderung mengembangkan kemelekatan pada hal-hal yang dianggap penting dalam hidup mereka sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran tentang kehilangan atau kekurangan.
Keenam, Biologi dan hormon: Kemelekatan dapat memiliki dasar biologis yang melibatkan sistem saraf dan hormon seperti oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan ikatan. Hormon ini dapat mempengaruhi perasaan kemesraan, afeksi, dan ikatan emosional antar manusia.
Penjelasan diatas, tentu memberi kesadaran pada kita semua, bahwa kemelekatan pada kita, adalah sesuatu yang alamiah dan wajar adanya. Dan perlu kita catat pula, bahwa setiap manusia, baik secara individu maupun kolektif, memiliki preferensi kemelekatan yang berbeda. Ada perbedaan dalam, membuat seseorang merasa terikat dan bagaimana mereka mengekspresikan kemelekatan tersebut ? Selain itu, kemelekatan yang sehat dan positif pada seseorang atau hal-hal tertentu sangat penting dalam membentuk hubungan yang bermakna dan memperkaya hidup kita, sebagai makhluk di alam semesta. Waalahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 28 Juni 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H