Mohon tunggu...
PURWALODRA
PURWALODRA Mohon Tunggu... Dosen - Bekerja di Yayasan Dharmadumadi

Sejak tahun 1990-an, menjelang selesai kuliah S1, ketika saya baru memasuki dunia filsafat tanpa batas, saya menganggap filsafat hanyalah sebuah mata pelajaran yang berat dan sulit dimengerti. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari betapa pentingnya belajar filsafat dalam membangun kedewasaan diri, merealisasikan cita-cita, dan mengakses energi positif dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, saya memulainya dengan menghimpun potongan-potongan kehidupan yang pernah saya alami. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melepas Kemelekatan?

30 Juni 2023   13:14 Diperbarui: 30 Juni 2023   13:18 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

(29 Juni 2023)

Setahun menjelang pensiun dari lembaga atau organisasi yang telah membawa saya selama hampir 30 tahun, sedikit demi sedikit, sudah saya mulai lakukan. Saya berusaha melepas semua kemelekatan, baik kepada lembaga, kepada teman-teman, maupun kepada pekerjaan yang sehari-hari saya tekuni. Saya berusaha sekuat tenaga, fikiran dan jiwa untuk berani melepaskan apa yang terlanjur saya sukai dan saya cintai. Saya mencoba hal-hal baru dan berani keluar dari rutinitas pekerjaan, serta mencoba berdamai dengan apapun, di luar jabatan yang telah melekat selama ini. Intinya, saya akan membuat kemelekatan-kemelekatan baru yang lebih positif dan seimbang.

Saya menyadari bahwa kemelekatan pada sesuatu atau orang lain, merujuk pada ikatan emosional yang kuat atau ketergantungan yang dihasilkan terhadap hal tersebut. Semua ini dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi, keluarga, persahabatan, maupun pada benda atau hobi tertentu.

Kemelekatan pada orang lain sering kali melibatkan perasaan cinta, rasa sayang, atau keterikatan emosional yang mendalam. Seseorang yang memiliki kemelekatan yang kuat pada pasangan, misalnya, cenderung merasakan kebahagiaan atau kesedihan yang secara langsung terkait dengan kehadiran atau perasaan pasangannya. Hal ini dapat menjadi dasar dalam membangun hubungan yang kokoh, namun juga bisa menjadi sumber kekecewaan atau penderitaan, jika hubungan tersebut terganggu atau berakhir.

Kemelekatan pada keluarga atau orang tua juga bisa sangat kuat. Ketika seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan anggota keluarga, terutama orang tua, umumnya merasakan kemelekatan yang kuat berupa ketergantungan emosional, rasa hormat, dan tanggung jawab untuk melindungi dan merawat keluarga tersebut.

Selain itu, kemelekatan juga dapat terbentuk dalam hubungan persahabatan yang mendalam. Sahabat karib atau sahabat sejati sering kali memiliki ikatan yang kuat satu sama lain. Mereka saling mendukung, memahami, dan menghargai satu sama lain dalam menghadapi permasalahan hidup. Kemelekatan ini memberikan rasa keamanan, kenyamanan, dan kebahagiaan kepada individu yang terlibat di dalamnya.

Kemelekatan juga dapat terjadi pada benda atau hobi tertentu. Misalnya, seseorang yang menggemari suatu musik atau olahraga dengan penuh semangat, bisa dikatakan memiliki kemelekatan pada hal tersebut. Mereka merasa senang dan bahagia ketika terlibat dalam kegiatan atau pengalaman yang terkait dengan benda atau hobi tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa kemelekatan yang berlebihan atau tidak seimbang juga dapat menjadi masalah. Ketika kemelekatan menjadi obsesi atau menghambat perkembangan individu atau hubungan, maka hal tersebut bisa berdampak negatif dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dalam kemelekatan dan mengembangkan kemandirian serta emosi yang sehat. Beberapa hal yang dapat menjelaskan mengapa seseorang memiliki kemelekatan pada sesuatu dan pada orang lain, diantaranya :

Pertama, Kebutuhan akan hubungan dan ikatan emosional. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan akan hubungan dan ikatan emosional. Kemelekatan pada orang lain, termasuk keluarga, pasangan, atau teman, memenuhi kebutuhan ini. Melalui kemelekatan, seseorang merasa dekat, dicintai, dan diterima.

Kedua, Rasa keamanan dan kenyamanan. Kemelekatan terhadap objek atau orang tertentu memberikan perasaan keamanan dan kenyamanan. Mereka berfungsi sebagai titik pijakan dan stabilitas dalam hidup yang dapat membantu mengatasi ketidakpastian, stress dan berbagai tekanan bathin lainnya.

Ketiga, Identitas dan harga diri. Kemelekatan pada sesuatu sering kali terkait dengan identitas dan harga diri seseorang. Misalnya, seseorang yang sangat terikat dengan pekerjaannya mungkin melihat dirinya sebagai pekerja yang kompeten dan sukses. Kemelekatan pada sesuatu dapat memberikan rasa identitas dan rasa harga diri yang positif.

Keempat, Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu, baik menyenangkan maupun traumatik, dapat mempengaruhi kemelekatan seseorang. Seseorang mungkin memiliki kemelekatan terhadap sesuatu karena menghubungkannya dengan kenangan positif atau pengalaman menyenangkan di masa lalu.

Kelima, Kehilangan dan keterbatasan. Kemelekatan pada sesuatu juga dapat muncul sebagai respons terhadap rasa takut kehilangan atau keterbatasan. Manusia cenderung mengembangkan kemelekatan pada hal-hal yang dianggap penting dalam hidup mereka sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian dan kekhawatiran tentang kehilangan atau kekurangan.

Keenam, Biologi dan hormon: Kemelekatan dapat memiliki dasar biologis yang melibatkan sistem saraf dan hormon seperti oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan ikatan. Hormon ini dapat mempengaruhi perasaan kemesraan, afeksi, dan ikatan emosional antar manusia.

Penjelasan diatas, tentu memberi kesadaran pada kita semua, bahwa kemelekatan pada kita, adalah sesuatu yang alamiah dan wajar adanya. Dan perlu kita catat pula, bahwa setiap manusia, baik secara individu maupun kolektif, memiliki preferensi kemelekatan yang berbeda. Ada perbedaan dalam, membuat seseorang merasa terikat dan bagaimana mereka mengekspresikan kemelekatan tersebut ? Selain itu, kemelekatan yang sehat dan positif pada seseorang atau hal-hal tertentu sangat penting dalam membentuk hubungan yang bermakna dan memperkaya hidup kita, sebagai makhluk di alam semesta. Waalahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 28 Juni 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun