Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Haji yang Tertunda

10 Juni 2020   12:45 Diperbarui: 22 Juli 2020   20:41 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan ibadah haji tahun 1441 H/2020 karena bencana non alam pandemi Covid-19. Keputusan penundaan disampaikan oleh Menteri Agama Fachrul Razi, Selasa (2/6) lalu.

Kabar ini sontak mengundang tanggapan dari berbagai kalangan. Sejumlah anggota DPR menyayangkan keputusan Pemerintah yang dilakukan sepihak tanpa melalui rapat bersama dengan Komisi VIII DPR.

Tentu yang tak kalah kaget adalah para calon jamaah haji yang dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada tahun ini. Mereka sudah membayangkan bersujud di depan ka’bah, thawaf di Masjidil Haram, wukuf di Arafah serta berziarah ke tempat yang mustajabah.

Segala persiapan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tidak sedikit yang harus menabung bertahun-tahun demi tekad yang kuat untuk menunaikan ibadah haji. Namun, Allah SWT berkehendak dengan rencana yang lain sehingga pelaksanaan haji harus ditunda karena wabah Corona.

Sebelumnya Pemerintah mempertimbangkan sejumlah pilihan terkait penyelenggaraan haji di masa pandemi, yaitu; (1) memberangkatkan seluruh jamaah sesuai kuota yang tersedia; (2) berangkat dengan menerapkan physical distancing; (3) tidak memberangkatkan seluruh jamaah.

Pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini. Keputusan diambil untuk melindungi calon jamaah haji dan petugas dari paparan Covid-19, meski hingga kini belum ada keputusan resmi dari pemerintah Arab Saudi.

Sedianya tahun 2020 ini Indonesia mendapat kuota haji sebanyak 221.000 jamaah, terbesar di dunia setelah Arab Saudi. Dari kuota yang tersedia, jamaah yang dinyatakan berhak berangkat oleh Kementerian Agama sebanyak 214.241 orang, terdiri 198.765 jamaah reguler dan 15.476 jamaah khusus.

Sejarah penutupan pelaksanaan ibadah haji bukan baru kali ini terjadi. Otoritas Mekkah dan Madinah tercatat meniadakan ibadah haji sudah 40 kali dengan beragam alasan. Pada tahun 1837 ka'bah pernah ditutup hingga tiga tahun berikutnya akibat wabah yang merebak. Tahun 1846 wabah kolera menyebar dan berimbas pada jemaah haji hingga ibadah ditiadakan.

Menyusul pembatalan ibadah haji maka sikap terbaik bagi para calon jamaah adalah menerima dengan lapang dada dan menyerahkan kepada Allah SWT. Kita menyakini bahwa dibalik setiap peristiwa yang terjadi pasti ada hikmah yang bisa dipetik.

Niat yang kuat sudah di-azamkan, segala ikhtiar sudah ditunaikan tapi jika ibadah haji belum bisa dilaksanakan, jangan kita bersedih hati dan berprasangka buruk. Yakinlah Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Sekedar berbagi pengalaman pribadi yang pernah merasakan kegagalan pergi ke tanah suci. Sedianya saya berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun 2011. Semua persiapan sudah dilakukan dengan sebaik-baiknya, pengurusan dokumen paspor dan visa semua beres, manasik haji sudah dilakukan berulang kali.

Namun apa daya, Allah SWT punya skenario yang berbeda. Kurang sebulan dari waktu yang dijadwalkan tiba-tiba ada pemberitahuan kalau keberangkatan dibatalkan karena satu dan lain hal. Saya hanya bisa pasrah dan berserah kepada Allah SWT. Menyakinkan diri jika memang Allah SWT sudah memanggil pasti tidak akan terhalangi.

Setelah menunggu dan mengulangi proses yang harus dilakukan seperti pengurusan dokumen. Alhamdulillah pada Kamis tanggal 18 Oktober 2012, Allah SWT takdirkan saya bersama rombongan KBIH Al Fatonah dan Madania Semesta Wisata bisa berangkat ke Arab Saudi melalui Bandara Soekarno Hatta dengan pesawat Qatar Airways.

Take off dari Jakarta sekitar pukul 22.30 Wib, pesawat singgah dulu di Bandara Doha, Qatar. Meski cukup lama waktu transit namun kami tidak bisa keluar dari dalam bandara. Kami baru tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah hari Jumat (19/10/2012) sebelum waktu Isya. Selanjutnya meneruskan perjalanan dengan menggunakan bis menuju Kota Mekkah Al Mukarramah.

Subhannallah walhamdulillah pada hari Sabtu (20/10/2012) untuk pertama kalinya saya dapat menunaikan sholat shubuh berjama'ah di Masjidil Haram dan melihat ka’bah secara langsung. Sungguh momen yang tak bisa saya lupakan sepanjang hidup. Tak terasa air mata berlinang karena rasa syukur dan takjub dapat bersujud di depan ka’bah, kiblat umat muslim sejagat.

Seusai melaksanakan umroh pertama, kami menuju ke apartemen yang berlokasi di Jalan Sharj Al Hajj (maaf rada lupa namanya) sebagai tempat tinggal selama di Mekkah sambil menunggu prosesi Armina. Aktivitas sehari-hari sholat di Masjid terdekat yang fasilitasnya cukup nyaman, ber-ac, tersedia air minum kemasan, buah-buahan dan kurma. Setiap sholat terasa khusyu’ dengan suara imam yang terdengar merdu dan fasih khas tanah suci.

Tak terasa prosesi ibadah haji segera tiba, pagi hari kami sudah bersiap di bus hendak menuju Mina mengawali rangkaian Armina. Kami menempati tenda maktab 54 khusus bagi para jamaah ONH plus. Meski berada di tanah suci tapi suasana seperti di tanah air, orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dalam hamparan tenda yang sangat luas. Berderet spanduk yang menandai asal daerah dan nama travel yang mengkoordinirnya.

Selama di Mina kami mejalani hari-hari dengan membaca al qur’an dan berzikir, berbincang dengan sesama jamaah sambil menuggu pelaksanaan wukuf di Arafah. Seingat saya sempat ngobrol bareng Bapak Lukman Abu Nawas (Bupati Konawe), saat ini sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara yang menunaikan ibadah haji bersama keluarga besarnya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Waktu yang dinanti akhirnya tiba, kami berangkat pagi hari dengan niat haji dan berihram menuju ke Arafah untuk menjalani wukuf sebagai ritual puncak haji. Tenda-tenda terlihat rapi berjejer tempat bagi para jamaah berteduh. Padang Arafah tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya (panas, kering dan gersang) tapi terlihat banyak pepohonan (konon diantaranya ada jenis pohon yang berasal dari Indonesia).

Di beberapa sudut terlihat tumpukan air mineral, buah-buahan dan lainnya. Memang udara terasa panas tapi tidak begitu menyengat. Jutaan orang berkumpul dari berbagai penjuru dunia. Menyatu dalam niat yang sama untuk beribadah dan mendekat kepada Allah yang Maha Kuasa di padang Arafah, laksana padang Mahsyar di akherat kelak.

Menjalani wukuf dengan pakaian ihram, menanggalkan semua atribut duniawi, tiada pangkat dan jabatan yang tersisa raga manusia yang penuh dosa. Memohon ampun atas segala salah dan khilaf. Berserah diri dan berharap menjadi manusia berguna, bermanfaat bagi sesama karena itulah esensi haji mabrur seorang hamba.

Selepas maghrib jama'ah mulai bergerak menuju Muzdalifah untuk mabit sembari mengumpulkan batu kerikil sebagai persiapan melempar jumrah di Mina. Siang hari kami mulai bergegas menuju ke Masjidil Haram, jalanan macet penuh sesak, kami baru bisa melaksanakan tawaf mengelilingi ka’bah selepas maghrib. Subhanallah...Masjidil Haram dipenuhi lautan manusia, jama'ah berdesak-desakan seakan tiada ruang yang tersisa. Para jama'ah melakukan tawaf silih berganti tanpa henti. Sebagaian besar berusaha sekuat tenaga agar bisa mendekat dan mencium Hajar Aswad. Tekad dan semangatku juga sama hingga akhirnya bisa merapat ke dinding ka’bah meski tak mampu mendekati Hajar Aswad.

Rangkaian ibadah selanjutnya melaksanakan sa’i, prosesi ini bisa saya jalani dengan mudah dan tak terlalu menguras tenaga. Selanjutnya bertahalul dengan mencukur rambut sampai gundul. 

Alhamdulillah...seluruh rangkaian ibadah haji bisa ditunaikan, badan tetap sehat meski lelah terasa. Hari berikutnya kami melempar jumrah dengan melewati terowongan Mina, gemuruh suara talbiyah dari jutaan hamba yang memenuhi panggilan-Nya.

Setelah seluruh rukun haji dijalani kami kembali ke pondokan. Berikutnya kami bergerak menuju Kota Madinah untuk menjalani sunnah Arbain. Sampai di Madinah kami menginap di hotel (lupa namanya) yang jaraknya cukup dekat dengan Masjid Nabawi. Kegiatan setiap hari lebih banyak dilakukan di Masjid Nabawi. Setiap saat selesai sholat saya berdoa di dekat makam Rasulullah SAW yang berada di dalam Masjid Nabawi.

Kami sempat mengunjungi Jabal Rahmah, bukit kasih sayang tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah berpisah sekian lama. Berbelanja aneka cinderamata di sekitar area Masjid Nabawi, berburu kurma dan jalan-jalan menikmati suasana kota Madinah.

Setelah 8 hari di kota Madinah kami kembali ke Mekkah dan menginap di Zam-Zam Tower sambil menunggu jadwal pulang ke tanah air. Sempat merasakan sholat Jumat di Masjidil Haram, melihat kota Mekkah yang indah di malam hari. Melalui hari-hari yang berkesan meski rindu keluarga dan tanah air mulai menggelayuti pikiran dan perasaan.

Kangen dengan istriku dan anak-anak, terlebih dalam rombongan hanya saya yang sendirian, sementara yang lain berpasangan (salam takzim untuk Pak Muntaha, Pak Budi, Pak Suganda, Pak Bambang, Pak Toni dan pembimbing Pak Ustadz Yanto dan Pak Ustadz Kamil, semoga semua selalu sehat wal afiat dan bisa kembali bersama ke tanah suci).

Pada tanggal 13 November 2012 pesawat Qatar Airways yang membawa kami dari tanah suci mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Alhamdulillah, saya sehat selamat bisa kembali bersua dengan istriku (Marlita Arkeno) serta anak-anak (Haykal Ardhana dan Fikri Hasan) yang sudah menunggu kepulanganku. Mereka yang melepas keberangkatan dengan doa dan airmata, kini bisa menyambutku dengan senyum dan kebahagiaan. Doaku semoga kami diberi anugerah bisa pergi haji bersama-sama.

Terima kasih tak terhingga saya haturkan kepada segenap pimpinan Radio Dakta (Pak Andi Lubis, Pak Andi Kosala, Pak Karyadi, Ibu Yanti, Ibu Ratna) dan rekan-rekan yang telah memberi hadiah istimewa. Saya bisa berkunjung ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan, keselamatan dan keberkahan untuk kita semua. Aamiin.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun