Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teladan dari KH Ahmad Dahlan

17 Mei 2020   14:00 Diperbarui: 17 Mei 2020   19:34 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syukur alhamdulillah memasuki hari ke-24 ramadan (Ahad, 17 Mei 2020) saya berkesempatan mengikuti Baitul Arqom yang diselenggarakan oleh Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi. Acara yang digelar secara daring bertema ‘Puasa Sebagai Sarana PeningkataIman dan Momentum Peneguhan Ideologi Muhammadiyah’.

Pada hari kedua ini menghadirkan narasumber Bendahara BPH IBM Bekasi M. Muchlas Rowi, MM, Ketua PCIM Australia Ustadz Muhammed Edwars dan Sekretaris BPH IBM Dr. Fetrimen Zubir M.Pd. Banyak hal menarik yang bisa saya dapatkan dan beberapa diantaranya coba saya sampaikan melalui tulisan ini.

Dr Fetrimen Zubir mengulas tentang metodologi pemikiran islam dalam perspektif Muhammadiyah. Menurutnya pemikiran yang dikembangkan dilingkungan persyarikatan sarat dengan upaya mencari dan menggali pendekatan serta mekanisme membangun peradaban. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang KH Ahmad Dahlan saat mendirikan Muhammadiyah.

Satu diantaranya adalah faktor subjektif  yang tersirat dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 104, dimana ada kewajiban bagi setiap orang untuk meyeru kepada kebaikan. “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.

Dan hendaklah ada di antara kalian -wahai orang-orang mukmin- satu kelompok yang mengajak kepada setiap kebajikan yang dicintai Allah, menyuruh berbuat baik yang ditunjukkan oleh syarak dan dinilai baik oleh akal sehat, dan mencegah perbuatan mungkar yang dilarang oleh syarak dan dinilai buruk oleh akal sehat. Orang-orang semacam itulah yang akan mendapatkan kemenangan yang sempurna di dunia dan akhirat. (https://tafsirweb.com/1236-quran-surat-ali-imran-ayat-104.html)

Kewajiban menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada yang mungkar ini berdasarkan apa yang termaktub dalam al-qur’an dan as-sunnah, dan ini merupakan salah satu kewajiban yang paling mulia yang mesti diamalkan oleh setiap muslim.

Secara obyektif KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah setelah pulang dari Mekah dan melakukan pembaharuan di Kauman, Yogyakarta. Kyai Dahlan tahu betul bahwa pengamalan syariat ajaran islam oleh masyarakat ketika itu masih amburadul karena sarat dengan thahayul, bid’ah dan churafat (TBC).

Selain itu pendirian Muhammadiyah dipengaruhi oleh kondisi eksternal yaitu perkembangan gerakan kritenisasi yang dilakukan penjajah Belanda dan merebaknya gerakan wahabi (pembaharuan) di Mekah, Arab Saudi.

Dr Fetrimen menegaskan bahwa KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammdiyah bukan untuk membentuk agama baru tapi ingin mengembalikan kemurnian ajaran Islam sesuai dengan al qur’an dan sunnah. Muhammadiyah bukan organisasi bermadzab atau berfirqah tapi Muhmmadiyah adalah  gerakan pembebasan umat dari kejumudan pada saat itu.

Setidaknya ada empat langkah yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan melalui gerakan persyarikatan Muhmmadiyah untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada umat Islam.

Pertama, Tauhid -- langkah yang dilakukan dengan membersihkan aqidah umat yang banyak dipengaruhi pemahaman berbau tahayul, bid’ah dan churafat. KH Ahmad Dahlan memberikan teladan dengan menjalankan syarita islam sesuai alquran dan sunnah. Beliau berjuang dan menghadapi tantangan yang tidak ringan dalam melakukan pembahuruan yang berkaitan dengan keyakinan dan keimanan.

Kedua, Ibadah -- perbaikan dalam ibadah dengan memberikan contoh pada saat umat islam melakukan sholat berjamaah. Ketika masa itu umat islam sholat berjamaah menghadap ke jalan raya.

Ketiga, Muamalah -- Kyai Dahlan membersihkan tradisi yang mencampuradukan ajaran islam dan budaya pada masanya.

Keempat, Ijtihad – melakukan pencerahan dengan cara memberikan keyakinan kepada ijtihad, metologis berfikir Muhammadiyah berdasarkan al qur’an dan sunnah. Sebagai contoh ketika tidak boleh sholat terawih di masjid atau sholat idul fitri di rumah pada masa pandemi itu adalah bagian ijtihad berdasar al qur’an dan sunnah.

Muhammadiyah mengambil sumber hukum, konsep teologi al ma'un dengan mengobati anak yatim, agar menjadi generasi yang sehat. Hal ini membuktikan perhatian Muhammadiyah terhadap sektor kesehatan sebagai langkah penting dan mendasar dari kebutuhan umat manusia.

Berikutnya adalah bidang pendidikan yang menjadi fokus garapan dan amal usaha Muhmmadiyah, saat ini tercatat ada 279 perguruan tinggi dibawah naungan Persyarikatan Muhamamdiyah. Perhatian yang besar terhadap dunia pendidikan menegaskan pentingnya membangun umat yang cerdas dan moderat.

Bidang pelayanan sosial dengan membangun panti yatim dan lembaga sosial untuk membantu dan menolong sesama sebagai wujud dari kesalehan sosial. Muhammadiyah melakukan implementasi  ajaran islam dan menegakan ajaran islam yang sebenar-benarnya.

Muhammadiyah mesti menjadi organisasi yang kuat, menjadi wadah pengabdian sosial dan untuk membentuk kader-kader bertauhid yang kokoh serta menjadi pioner dalam mewujudkan ajaran islam yang rahmatan lil alamin.

Ketua PCIM Austaralia Muhammad Edwars menyajikan paparan berjudul Muhammadiyah dan Gerakan Dakwah Internasional. Beliau banyak memberikan penjelasan tentang makna pendidikan keluarga muslim yang dikembangkan saat ini di Australia.

Menurutnya, kita mestinya tidak melakukan kesalahan yang cenderung menjalankan pendidikan sekedar pemahaman transfer knowledge  tapi belum pada tahap mebina anak berpikir kritis, membentuk karakter anak lebih bertanggung jawab degan lingkungan sekitar.

Maka konsep fam school yang dikembangkan, mulai anak belajar tingakat dasar dilatih bertanggung jawab merawat tanaman, cara memasarkan langsung dengan aplikasi menghitung dan mengukur keseharian, konsep entrepreunership yang diprioritaskan. Anak didik diajarkan analisa situasi dan mencari pemecahan dari setiap masalah. Beda dengan sekolah atau kuliah di Indonesia, dimana orientasi pendidikan anak kebanyakan ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau karyawan swasta.

Pendidikan harus memberdayakan sehingga anak diajarkan menjadi leader buka sekedar follower. Tanamkan dalam diri generasi muda bangga terhadap islam, konsep umat islam menjadi berdaya dan bangga karena bisa berkontribusi bagi pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

Anak diajarkan bukan hanya teori saja tapi langsung praktek jadi ada konektivitas. Catatannya sebagaian besar mata pelajaran di sekolah di Indonesia kurang bermanfaat. Sebaiknya yang diberikan kepada anak didik sedikit tapi mendalam.

Lebih efektif dibatasi hal yang penting saja, dalami secara tuntas dan menerapkan dalam keseharian. Percuma diberi banyak mata pelajaran tapi tidak ada yang tuntas. Kita siapkan  anak didik untuk berani berfikir dan risk taking sehingg anak dilatih berani untuk menjadi decision maker.

Yang mejadi tantangan dakwah terbesar, Australia memang mengagungkan demokrasi tapi jika membawa bendera Muhammadiyah dan Islam bukan pekerjaan yag ringan. Peraturan pendirian sekolah harus ada feedback dari masyarakat, jika banyak yag keberatan sehingga tekanan terhadap council sangat berat maka akan sulit mendapat izin. Tantangan yang berat dan kesempatan untuk berdakwah sebagi good reason dengan adanya dukungan dan support dari PP Muhammadiyah.

Muhammad Edwars mengakui suka dukanya berdakwah di Australia. Ia bersyukur dan merupakan suatu keberkahan dari Allah dapat berinteraksi dengan komunitas internasional. Banyak orang yang datang dari latar belakang yang berbeda, seperti dari China, India, Bangladesh, Srilanka dan lainnya. Saat ini ia sedang mengembangkan dakwah dengan memanfaatkan teknologi informasi, membuat website yang terbuka sebagai sarana dakwah digital.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun