Bila ada kemauan pasti ada jalan, itulah rumus yang harus dipegang bagi orang yang mau berkembang. Kesempatan terbentang luas jika mau belajar dagang di bulan Ramadhan. Aneka barang kebutuhan pokok, makanan, pakaian hingga mainan bisa menjadi jembatan perniagaan.
Momentum ramadhan memang banyak kita jumpai pedagang dadakan. Beragam menu makanan buka puasa terpajang di sepanjang jalan. Fenomena khas tahunan yang muncul setiap bulan puasa. Para pedagang berharap memperoleh rezeki tambahan di bulan penuh keberkahan.
Semangat berniaga memang harus dikembangkan dikalangan masyarakat, karena sembilan dan sepuluh pintu rezeki ada dalam peniagaan. Di masa pandemi banyak orang yang kehilangan pekerjaan sedangkan mereka tetap membutuhkan penghidupan. Berdagang adalah cara  instan untuk mendapatkan penghasilan.
Cara yang paling gampang berjualan di era digital dengan memposting produk yang kita tawarkan melalui medsos. Tak perlu modal besar, cukup kita punya jaringan pertemanan dan kemauan untuk memulainya. Tambah mental pejuang yang punya daya tahan dan tak pernah lelah untuk terus menawarkan meski kadang lebih banyak penolakan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya bahwa pekerjaan yang paling baik adalah dengan berniaga. Di dalamnya ada silaturahim, saling tolong menolong dan keleluasaan untuk beribadah dengan istiqomah.
Dari Said bin Umair dari pamannya, dia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya, "Pekerjaan apakah yang paling baik?" Beliau menjawab, "Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua pekerjaan yang baik." (HR. Baihaqi dan Al Hakim; shahih lighairihi)
Dari Khalih, ia berkata, "Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang pekerjaan yang paling utama. Beliau menjawab, "perniagaan yang baik dan pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri" (HR. Al Bazzar dan Thabrani dalam Al Mujam Kabir; shahih lighairihi)
Pekerjaan dengan tangan sendiri maksudnya adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang tanpa meminta-minta. Pekerjaan itu bisa berupa profesi sebagai tukang batu, tukang kayu, pandai besi, maupun pekerjaan lainnya. Dalam hadis yang lain dicontohkan pekerjaan seseorang yang mencari kayu bakar. Profesi dokter, arsitek, dan sejenisnya di zaman sekarang juga termasuk dalam hadis ini.
Sedangkan perniagaan yang baik maksudnya adalah perniagaan atau perdagangan yang bersih dari penipuan dan kecurangan. Baik kecurangan timbangan maupun kecurangan dengan menyembunyikan cacatnya barang yang dijual. Rasulullan adalah seorang pedagang yang ulet dan pantang menyerah. Beliau membawa dagangannya jauh hingga ke negeri Syam.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Hakim bin Hizan. "Kedua belah pihak dalam sebuah transaksi akan menuai berkah, tetapi jika mereka menyembunyikan sesuatu dan berdusta, berkah pada transaksi yang mereka lakukan tersebut terhapus."
Berdagang mesti berlangsung berdasarkan kerelaan kedua belah pihak, tak diizinkan adanya pemaksaan. Perniagaan bukan sekadar kecakapan menjual barang dan mendapatkan keuntungan, melainkan sebagai salah satu cara untuk beribadah dan berbuat baik kepada orang lain. Islam mengajarkan dalam berdagang berilah kemudahan jangan menyulitkan, baik sebagai penjual ataupun pembeli.
Mentalitas perjuangan Rasulullah sebagai seorang pedagang yang mesti kita tiru dan jalankan. Perniagaan antar warga masyarakat akan memberikan manfaat berlipat-lipat jika dilakukan sesuai syariat. Menumbuhkan perilaku jual beli yang sehat, etika pedagang dan pembeli yang terhormat. Nilai-nilai dasar seperti ini yang mestinya diajarkan kepada anak sejak dini sehingga kelak tumbuh menjadi generasi wirausahawan yang tangguh dan mandiri.
Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar potensial yang semestinya bisa mendatangkan kesejahteraan. Belajar dari negeri Cina, yang kuat perekonomiannya karena menjadi bangsa produsen yang beragam produknya menyebar ke berbagai belahan dunia.
Setiap usaha hanya memiliki dua pilihan, yaitu sukses atau gagal. Seorang pengusaha sejati tidak akan pernah merasa takut gagal, walaupun masih menjadi pemula. Jika dari awal sudah merasa tidak yakin dengan usaha yang dijalani, maka dapat dipastikan kedepannya akan mengalami kegagalan.
Mental pedagang biasanya akan kuat seiring berjalannya waktu dan rintangan yang telah dihadapi, butuh proses panjang agar dapat meraih kesuksesan. Renungkan dalam hati, kuat mana antara berpikir sukses dan gagal sebelum memulai usaha. Seringkali keadaan sulit yang memaksa kita berani untuk mencoba.
Saat ini, jumlah wirausahawan di Tanah Air baru sekitar tiga persen dari total populasi penduduknya yang mencapai 270 juta. Sekadar diketahui, Indonesia memerlukan sekitar empat juta wirausaha baru agar dapat mendorong penguatan ekonomi. Kewirausahaan menjadi hal sangat penting bagi suatu negara, sebab jangan harap kita bisa menjadi negara yang berdaulat dan martabat jika ekonominya porak poranda.
Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index 2018, dari 137 negara, Indonesia berada di peringkat 94 dalam hal kewirausahaan. Posisi tersebut masih tertinggal dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Sebab, Vietnam berada di urutan ke 87, Filipina di posisi 76, Thailand di 71, Malaysia peringkat 58, Brunei Darussalam di 53, serta Singapuran berada di urutan ke 27. (https://www.kabarbisnis.com/read/2897671/jumlah-wirausaha-indonesia-ditargetkan-4-persen-pada-2030).
Tak ada yang mengetahui jalan hidup seseorang. Di suatu waktu ia bisa berada dibawah, namun di waktu lain, hidup seseorang bisa berubah drastis. Semua tergantung doa dan usaha. Peluang sukses itu terbuka jika kita mampu menjadi pedagang atau pengusaha karena pintu rezekinya terbentang luas tanpa batas.
Ramadhan momentuk terbaik untuk belajar berdagang dari rumah atau jalanan. Mulai saja dulu jangan takut sebelum berjuang, siapa tahu kelak menjadi pengusaha sukses yang dermawan.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H