Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 88 Tahun Pemuda Muhammadiyah

2 Mei 2020   14:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:20 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Indonesia.com

Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional sekaligus menjadi hari bersejarah kelahiran organisasi Pemuda Muhammadiyah. Tahun ini Pemuda Muhammadiyah memperingati milad yang ke-88.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah meluncurkan tema “Meneguhkan Solidaritas, Menebar Kebaikan, Mencerahkan Semesta” dalam memperingati miladnya pada tahun ini. Semangat yang relevan dengan kondisi kekinian, digelorakan pada saat bangsa Indonesia sedang menghadapi bencana pandemi wabah Corona.

Kehadiran virus corona sangat berpengaruh dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mengharuskan warga masyarakat agar tetap berada di rumah. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah.

Melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, sejumlah peraturan terkait pelaksanaan PSBB ditetapkan, salah satunya tentang peliburan sekolah. Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dihentikan sementara dan digantikan dengan media yang efektif selama masa pemberlakukan PSBB.

Sejumlah sekolah telah terlebih dulu meliburkan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya peredaman penyebaran COVID-19. Sehingga sejumlah proses belajar di rumah dengan materi dari sekolah dan dibantu oleh orang tua murid telah dilaksanakan. Proses pembelajaran jarak jauh ini tentu mempengaruhi kualitas kegiatan belajar mengajar.

Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19 menekankan pentingnya menyediakan pendidikan bermakna. Proses belajar tidak lagi terpaku pada target kurikulum kenaikan kelas tapi harus mampu mengembangkan kompetensi dasar yang dipelajari para siswa.

Situasi dan kondisi pendidikan di tengah pandemi COVID-19 telah membuka mata banyak orang bahwa arah pendidikan harus menuju sistem edukasi 4.0, yakni pendidikan jarak jauh yang tidak lagi terikat pada standar kurikulum, melainkan pengembangan minat dan bakat anak murid dan memerdekakan proses belajar.

Dalam situasi seperti ini peran Pemuda Muhammadiyah sangat dibutuhkan untuk berkontribusi dalam mengatasi problematika pendidikan ditengah pandemi. Jejaring Pemuda Muhammadiyah yang tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan segala sumberdaya dan potensi yang dimiliki, dituntut membantu masyarakat yang masih terkendala akses internet. Virtualisasi sistem pendidikan menjadi tantangan bagi kaum muda untuk berinovasi dan berkreasi.

Pemuda Muhammadiyah lahir dengan semangat yang sama dengan berdirinya Muhammadiyah, yaitu semangat untuk membangun generasi yang tangguh untuk masa mendatang. Sebagai salah satu organisasi otonom tertua di lingkungan Muhammadiyah, bahkan di Indonesia (berdiri 2 Mei 1932), Pemuda Muhammadiyah hadir sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.

Semangat kepeloporan Pemuda Muhammadiyah dalam menghadapi wabah pandemi Corona harus mampu dibuktikan dengan kerja nyata. Menjadi teladan dalam menggalang solidaritas nasional untuk mengatasi penyebaran virus yang telah menelan korban ribuan orang. Pemuda sebagai pilar kekuatan bangsa mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga keutuhan negara.

Ancaman krisis ekonomi yang diakibatkan oleh wabah Corona harus bisa diantisipasi mulai dari saat ini. Angka pengangguran dan kemiskinan berpotensi melonjak akibat krisis ekonomi. Penanganan terhadap dampak juga membuat utang Indonesia membengkak.

Bank Dunia mencatat rasio utang Indonesia meningkat dari 28 persen menjadi 31,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020. Dana Moneter Internasional (IMF) juga memproyeksikan defisit transaksi berjalan melebar menjadi 3,2 persen terhadap PDB. (https://katadata.co.id/infografik/2020/04/30/ancaman-krisis-ekonomi-akibat-covid-19)

Momentum ini akan sangat penting dan berarti jika Pemuda Muhammadiyah dapat mengambil peran dibidang ekonomi dan mampu menggerakkan roda perekonomian bangsa. Kaum muda biasanya dapat menghadirkan ide-ide dan gagasan yang cemerleng dengan cara berfikir out of the box.

Kesadaran akan pentingnya usia dan jiwa muda membuat para pemuda selalu tampil dalam setiap momentum, bukan sebagai objek suatu peristiwa melainkan sebagai subjek pengubah, yang mendorong setiap perubahan ke arah yang konstruktif serta menjadi kekuatan moral dalam mengawal setiap perjalanan dan pembangunan bangsa.

Dibidang sosial dengan semangat menebar kebaikan, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk menjadi relawan yang berada di garis depan. Membantu warga masyarakat yang menjadi korban ataupun terdampak penularan virus Corona. Pemuda Muhammadiyah dapat berkolaborasi dengan berbagai komponen masyarakat dengan menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis serta pengadaan bantuan sosial untuk rakyat miskin.

Sebagai kader persyarikatan, Pemuda Muhammadiyah dituntut mampu mengartikulasikan diri menjadi pelopor dalam fastabiqul khairat. Mengembangkan potensi diri sebagian agen perubahan dan pencerahan ditengah masyarakat. Tunjukan karakter akhlak mulia dengan nilai-nilai Islam yang moderat dan berkemajuan.

Hal ini sesuai dengan pesan ayahanda Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir yang menegaskan Islam yang berkemajuan harus konsen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal yang membawa kepada perdamaian, kebaikan dan relasi sosial yang anti diskriminasi dan nilai-nilai ihsan. Hal tersebut menjadi peluang bagi Muhammadiyah untuk menunjukkan Islam sebagai dinul ihsan.

Nilai-nilai tersebut yang dapat memberikan pencerahan bagi alam semesta dan kehidupan umat manusia. Kader Pemuda Muhammadiyah sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan kepemimpinan Persyarikatan Muhammadiyah diharapkan dapat berprestasi di tanah air sekaligus mampu berkiprah di tingkat dunia. 

Kini saatnya Pemuda Muhammadiyah ditantang membuktikan ucapan Bung Karno, Presiden RI pertama berjiwa Muhammadiyah; “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Dirgahayu 88 Tahun Pemuda Muhammadiyah, dari Indonesia untuk dunia.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun