Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Radio Teman Berbagi Dikala Pandemi

20 April 2020   17:00 Diperbarui: 11 September 2020   08:55 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.co.uk

Dampak pandemi Corona memang luar biasa. Penyebaran virus Covid-19 berlangsung sangat cepat dan massif menjalar ke berbagai penjuru di tanah air. Sejumlah Pemerintah Provinsi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mengeluarkan larangan aktifitas warga berkerumun. Diantaranya Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Sejak pertengahan bulan Maret 2020, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah diliburkan, sebagai gantinya para pelajar diharuskan belajar dari rumah. Aktivitas pekerjaan dan peribadatan juga disarankan agar dilakukan di rumah saja.

Bekerja dari rumah diupayakan semaksimal mungkin. Apalagi era teknologi yang semakin canggih dan berkembang, membuat kita semakin terbantu dengan aplikasi terkini yang dapat memperlancar pekerjaan di tengah pandemi virus corona yang terjadi.

Salah satu aplikasi yang booming adalah Zoom. Publik kemudian rame-rame melakukan kegiatan pembelajaran dan pekerjaan dengan mengandalkan aplikasi Zoom Meeting. Namun, banyak isu yang membuat para pengguna Zoom salah satunya kejadian zoombombing yang membuat para penggunanya resah.

Dikutip dari Liputan6.com, Zoombombing adalah aksi serangan dari pihak luar yang membajak video conference dengan mengirimkan gambar porno hingga ujaran kebencian lain. Tujuannya untuk mengganggu berjalannya video conference yang sedang berlangsung. Aksi ini terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Zoombombing terjadi bukan dikarenakan dari Zoom sendiri. Namun para penggunanya yang menyebabkan aksi ini terjadi. Menurut Cofounder dan CEO Cybint, Roy Zur, kebanyakan pengguna yang menjadi korban aksi ini biasanya menyetel pertemuan Zoom menjadi publik, sehingga dapat diakses siapa pun yang mempunyai tautan pertemuan itu.

Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika tiba-tiba muncul tayangan porno pada saat berlangsung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan via Zoom. Tentu hal tersebut akan berpengaruh negatif terhadap psikologis para pelajar yang masih di bawah umur.

Untuk mencegah agar publik tidak menjadi korban Zoombing maka menjadi menarik jika media radio menjadi media alternatif pembelajaran di musim pandemi. Radio dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada semestinya bisa berperan lebih maksimal dalam upaya pencegahan virus Corona.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio mengatakan kepedulian dan solidaritas sosial saat ini sangat dibutuhkan publik untuk bersama-sama menghadapi wabah Covid-19. Pemenuhan informasi dan hiburan yang sehat, diharapkan menggugah masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah menanggulangi Covid-19.

Agung menjelaskan, setidaknya ada tiga peran penting lembaga penyiaran dalam upaya menanggulangi pandemi Corona. Pertama, menyosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan physical distancing melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM).

Kedua, memberikan informasi aktual dan terpercaya tentang perkembangan Covid-19 di Indonesia dan kebijakan strategis yang diambil pemerintah.

Ketiga, menghadirkan program siaran berkualitas guna mendukung publik untuk beraktivitas di rumah saja. Termasuk dengan menampilkan program bermuatan pendidikan untuk dikonsumsi anak-anak yang saat ini sedang belajar di rumah (Liputan6.com).

Terobosan menarik dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi yang menggandeng Radio Dakta untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh. Guru memberikan pelajaran melalui siaran radio dan para siswa diharuskan mengikutinya dengan mendengarkan di rumah.

Proses pembelajaran model seperti ini merupakan bentuk kolaborasi yang sangat baik ditengah keharusan masyarakat melakukan physical distancing. Radio dengan karakteristiknya yang akrab, mudah dan imajinatif dapat menjadi sarana yang efektif dalam proses penyampain materi pelajaran.

Seperti kita ketahui, beberapa fungsi radio antara lain adalah, mendidik, menghibur, menyampaikan pesan kepada pendengar dan sebagai media promosi. Cara penyampaian pesan tersebut bisa jadi satu arah (dari penyiar saja) atau dua arah yang melibatkan dialog intens antara penyiar dan pendengar.

Menggunakan radio di masa pandemi Corona untuk melakukan kegiatan belajar mengajar akan memberikan nilai positif diantaranya mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gadget. 

Media radio yang bertumpu dengan kekuatan suara (audio) dapat meminimalir distribusi konten video atau gambar pornografi yang dapat dengan mudah diakses melalui internet.

Pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bisa menjadi momentum kebangkitan radio. Pada tahun 80-an radio menjadi media yang digemari oleh masyarakat karena lebih murah dan praktis. Kalangan non-milenial mungkin masih ingat dengan acara sandiwara radio ‘Tutur Tinular’ yang sangat populer dengan tokoh utamanya Arya Kamandanu.

Banyak penyanyi dan lagu-lagu hit yang dikenal oleh masyarakat melalui radio. Penyiar menjadi teman yang akrab untuk curhat tentang berbagai masalah. Sungguh, pada masanya radio menjadi primadona bagi kalangan remaja untuk berkirim salam atau sekedar me-request lagu pilihan yang mewakili suara hatinya.

Kembali ke peran radio di masa pandemi Corona yang harus bisa dioptimalkan untuk memberikan edukasi, informasi dan hiburan kepada masyarakat. Untuk menjalankan peran ini maka insan radio dituntut agar lebih kreatif, inovatif dan komunikatif. 

Hal ini yang mesti disadari oleh para praktisi penyiaran agar terus berkarya dan mengembangkan kapasitas serta kemampuannya.

Memberikan informasi dan panduan kepada publik tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam mengatasi penyebaran virus Corona. Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya kedisiplinan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19. 

Radio juga bisa menjadi sarana dalam memerangi berita bohong (hoax) seputar Corona yang menyebar melalui medsos dan aplikasi pertemanan.

Tim redaksi dan penyiar dapat memantau situs-situs resmi pemerintah untuk mendapatkan informasi aktual seputar penanganan wabah Corona. Penyampaian informasi secara langsung (live report) dari berbagai lokasi seperti rumah sakit, check point PSBB dan sarana transportasi umum juga bisa dilakukan secara reguler.

Dalam masa pemberlakukan PSBB warga masyarakat akhirnya ‘terpaksa’ harus tetap berada di rumah. Kebebasan dan kebiasaan sehari-hari yang dijalankan menjadi terhenti karena berbagai aturan yang membatasi. 

Kondisi seperti ini dapat menimbulkan persoalan psikis; kejenuhan dan kebosanan yang muncul dapat menyebabkan stress dan depresi.

Untuk menjaga keseimbangan mentalitas dan psikologis maka diperlukan hiburan bagi masyarakat yang berada dalam kondisi cemas dan bosan karena ancaman virus Corona. Diantara hiburan yang pas bagi masyarakat saat berada di rumah adalah menikmati lagu-lagu kenangan melalui radio. 

Kenapa Radio? Karena mendengar radio akan menghadirkan imajinasi di alam pikiran yang bisa menumbuhkan harapan dalam kehidupan ditengah ancaman pandemi Corona.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun