Mohon tunggu...
ramdhany dwiansyah
ramdhany dwiansyah Mohon Tunggu... -

student of bisnis administration

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mari Upayakan Jamur Tiram untuk Menjamur!

21 Desember 2014   20:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

32,9

47,1

Sumber : Chang dan Miles, 1989

Jamur juga merupakan sumber vitamin, antara lain tiamin, niasin, biotin, dan asam askorbat. Umumnya jamur kaya akan mineral terutama fosfor. Mineral yang paling banyak terkandung dalam jamur adalah potassium, sodium, kalsium, dan magnesium. Sementara itu, kandungan besi, seng tembaga dan mangan hanya dalam jumlah kecil.

Selain memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, jamur juga merupakan bahan pangan fungsional, yang bersifat sebagai imunomodulator (meningkatkan sistem kekebalan tubuh). Karena lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol maupun gangguan metabolisme lainnya. Selain itu juga jamur ini juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan stramina dan kebugaran tubuh. Hal tersebut dikarenakan adanya Plovastin pada jamur tiram yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol dalam tubuh.

Kesadaran akan manfaat dan peluang pasar dari jamur tiram ini belum sepenuhnya dioptimalisasikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari gap yang cukup besar antara permintaan dan penawaran di Indonesia, khuususnya di wilayah Jawa Barat yang memiliki persentase jumlah penduduk cukup besar dari total keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Contohnya di Tasikmalaya, hanya ada 3 petani besar yang memproduksi jamur ini dan hanya sanggup memproduksi 300kg per harinya, sedangkan permintaan diwilayah tersebut mencapai angka 1,6 ton perharinya. Untuk wilayah Bandung permintaan jamur tiram segarmencapai 7 -10 ton /hari.Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 – 3 ton /hari. Ini berarti terdapat permintaan yang tidak terpenuhi sebesar 4 – 7 ton/hari Dari berita yang diambil dari kompas.com, seorang pengusaha keripik jamur tiram setiap hari memproduksi 50—100 kg keripik jamur tiram di Bandung. Sampai saat ini dia mengaku belum mampu memenuhi permintaan yang mencapai 500 kg—2 ton. maka sebenarnya peluang untuk budidaya jamur tiram tersebut masih sangat terbuka lebar.Hal ini mengindikasikan bahwa kurang lebih untuk wilayah Jawa barat sendiri produksi jamur tiram hanya dapat memenuhi 30% dari permintaan terhadap jamur tiram.

Jika dilihat dari habitat aslinya, jamur tiram tumbuh di pepohonan atau batang kayu pepohonan yang telah lapuk. Karena itulah, untuk merawat jamur tiram, para petani menggunakan jerami keras atau serbuk kayu sebagai media tanamnya, karena mengandung selulosa sebagaimana yang terkandung di pepohonan. Akses untuk mendapat serbuk kayu juga terbilang cukup mudah sebenarnya yaitu dengan memanfaatkan limbah industri perkebunan kayu. Cara merawat jamur tiram pun dapat dikatakan mudah. Pemeliharaan jamur tiram dapat dilakukan di rumah karena tidak memerlukan ruangan khusus untuk mengembangbiakkannya. Peralatan dan bahan-bahannya juga sangat sederhana dan dapat diperoleh di toko biasa. Namun faktor higienitas menjadi faktor yang harus sangat diperhatikan karena jamur tiram rentan terhadap bakteri ataupun bahan kimia yang dapat terkontaminasi pada media tanam. Adanya kontaminasi bakteri/bahan kimia akan membuat kegagalan panen pada jamur tiram sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi. Sebenarnya hal ini sangat menguntungkan bagi konsumen jamur tiram. Mereka aman untuk mengonsumsi tanaman pangan ini karena jika terkontaminasi penyakit/bakteri, lazimnya jamur akan langsung mati.

Dengan banyaknya manfaat gizi dari jamur tiram, kehigienitasan yang terjamin, disertai dengan harga yang relatif lebih murah dari daging ayam, mari kita sebarluaskan manfaat jamur tiram untuk mengubah perilaku konsumtif masyarakat Indonesia terhadap daging-dagingan yang memiliki kolesterol tinggi menjadi perilaku konsumtif kepada sayuran, contohnya jamur tiram ini yang lebih menyehatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun