Siang itu Sarbo'ah tertidur di kursi depan rumah. Maklum, dia dikenal dengan julukan 'Pelor', asal nempel, langsung molor.Â
Saat tertidur Sarbo'ah nampak tersenyum indah, entah apa yang diimpikannya. Lalu terbangun dengan rona wajah berbinar penuh bahagia, dan bergegas masuk rumah, wudhu dan mengaji al-Qur'an.
Malam harinya, Sarbo'ah menceritakan pada H.Jendol, kalau waktu siang dirinya bermimpi indah.
"Aaah, biasa itu mah, Neng. Bunga tidur. Apalagi siang hari, itu namanya mimpi di siang bolong." H. Jendol berkomentar, cuek.
"Iiih, abang gitu. Ini nyata dirasa sama Neng. Hanya suara laki-laki dewasa, tanpa wujud. Tapi Neng berada di tempat yang sangat indah, suasananya sejuk, adem, damai."
"Emang apa yang dikatakan orang itu dalam mimpi?" tanya H.Jendol sekenanya.
"Dia bilang; 'Kamu akan bahagia... Kamu pasti bahagia...' diulang-ulang gitu. Sampai akhirnya Neng terbangun."
H.Jendol mulai tertarik.
"Maksud ucapan itu apa?"
"Mungkin maksud dia bilang gitu, Neng pasti akan bahagia hidup sama abang Haji. Karena kan, mimpinya di rumah ini."
"Kalau itu sudah pasti, Neng. Abang pasti akan bahagiakan Neng."