Mohon tunggu...
Rahadian Ramadhani Nur
Rahadian Ramadhani Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Seorang penulis creative

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hate Speech dalam Media Sosial

18 Mei 2022   14:07 Diperbarui: 18 Mei 2022   14:58 2413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban hate speech (pexels.com/tim gouw)

     Saat ini kita sudah memasuki era digital 4.0 dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat.Media sosial merupakan media komunikasi yang sangat diminati saat ini. Media sosial merupakan tempat atau media dimana semua orang dapat berkomunikasi secara tidak langsung dengan menggunakan smartphone. Banyak fasilitas lain yang diberikan media sosial untuk penggunanya seperti membuat konten, upload tulisan, foto, dan video agar dapat dilihat orang lain, dan masih banyak lagi. Tidak dapat kita hindari fakta bahwa kebanyakan orang saat ini kecanduan dan tidak dapat lepas dari media sosial.

     Semakin banyak pengguna media sosial maka semakin banyak pula terjadi interaksi antara sesama pengguna. Komunikasi adalah proses terjadinya pertukaran informasi antara dua individu atau kelompok yang dalam penyampaiannya melibatkan pikiran dan perasaan. Pada umumnya manusia bebas untuk berkomunikasi dengan siapapun dengan memperhatikan sikap dan perkataan.

     Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat juga memberikan dampak bagi kita baik dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak negatif adalah munculnya kasus hate speech di media sosial. Hate speech atau ujaran kebencian merupakan cara seseorang untuk menyebar kebencian kepada seseorang atau kelompok di depan umum.  Tindakan hate speech biasanya berupa hinaan atau provokasi.

     Salah satu sifat media sosial adalah keterbukaan terhadap publik. Dengan terbukanya informasi pada publik di media sosial dapat dapat menjadi pemicu masyarakat untuk melakukan hate speech. Salah satu fitur yang disediakan di media sosial yang dapat memicu seseorang melakukan hate speech adalah kolom komentar. Kolom komentar dapat digunakan untuk mempermudah komunikasi antara pembuat konten dengan pembaca atau penonton. Tetapi belakangan ini kolom komentar digunakan oleh beberapa oknum untuk menyebarkan kebencian.

     Hate speech sangat berkaitan erat dengan minoritas dan pribumi. Hate speech biasanya dilakukan dengan cara berkoar-koar di depan umum yang dapat memprovokasi banyak orang untuk membenci dan melakukan tindakan pada seseorang atau sebuah kelompok. Hate speech juga tercantum di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) sehingga kasus hate speech dapat dikategorikan ke dalam kasus yang serius.

Alasan Masyarakat Indonesia Melakukan Hate Speech

Berdasarkan penelitian ada 3 alasan seseorang melakukan hate speech antara lain:

  • Sudah terbiasa melakukannya

Pelaku yang sudah terbiasa melakukan hate speech akan menganggap hal itu adalah hal yang biasa.  

  • Tidak dikenal

Pelaku berani melakukan hate speech kepada orang yang bahkan tidak ia kenal karena di sosial media pelaku tidak melakukan kontak fisik dengan korban sehingga ia berani melakukan hal tersebut.

  • Tidak suka pada korban

Pelaku hate speech juga melakukannya bukan tanpa sebab. Mereka melakukan itu karena merasa tidak suka dengan apa yang dilakukan atau diucapkan oleh korban sehingga mereka memilih untuk mengutarakan kebencian mereka.

Dampak Hate Speech

     Hate speech tentu saja membawa banyak dampak buruk. Dampak buruk ini tidak hanya dirasakan oleh korban saja, tetapi pelaku juga merasakan dampak buruknya. Contoh dampak buruk yang dirasakan oleh pelaku adalah ia akan dikucilkan dalam lingkungan sosialnya karena perbuatannya tersebut. Sementara itu, dampak bagi korban hate speech tentu sangat besar, contohnya yaitu:

  • Kesehatan mental korban hate speech akan terpengaruhi karena tekanan yang ia terima. Korban akan merasa depresi dan juga tertekan karena ujaran kebencian yang dilakukan pelaku.
  • Hate speech akan merusak citra korban di hadapan publik dan membuat mereka merasa malu.
  • Emosional korban juga akan terpengaruhi sehingga mereka dapat dengan mudah tersulut emosi dan bahkan membalaskan dendam mereka pada pelaku.
  • Korban akan memiliki trust issue pada orang lain.

Dalam menggunakan sosial media, kita diberikan kebebasan dalam berkomunikasi antara sesama pengguna. Kebebasan yang dimaksud adalah kita bebas berinteraksi dengan siapapun tetapi tetap mematuhi aturan dan etika dalam berkomunikasi. Sebagai pengguna sosial media, kita tentu sudah memahami apa saja yang boleh dan tidak boleh kita lakukan dalam sosial media. Dengan mematuhi peraturan dan etika yang ada, maka kita akan menciptakan lingkungan sosial media yang positif dan membawa dampak positif juga kepada kita sebagai pengguna.

Rahadian Ramadhani Nur, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun