Sel B bertugas membuat antibodi yang nantinya akan mengikat pathogen dan lalu mengancurkannya. Setelah adanya serangan, beberapa dari sel B juga akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem memori.
Sedangkan sel T atau yang juga dapat disebut sebagai natural killer ini merupakan sel pembunuh alami yang dapat membunuh sel tubuh yang tidak memberikan sinyal 'aman' dari infeksi, sehingga sel T juga bertanggung jawab dalam mengkoordinir tanggapan ketahanan untuk menahan bakteri intraseluler.
Kita telah mengetahui bahwa leukosit mempunyai tugas penting yaitu untuk menjaga keamanan tubuh kita dari berbagai infeksi dan penyakit dengan cara memberantas 'pengganggu' dalam tubuh kita. Oleh karna itu leukosit butuh untuk dapat bergerak dengan bebas dan segera menuju ke tempat infeksi itu berada secepat mungkin. Misal saat kita terluka yang diperoleh karna kulit kita tergores dengan sesuatu yang tajam, duri ikan atau serpihan kayu misalnya, maka luka tersebut akan menjadi media yang paling tepat bagi masuk dan berkembangnya bakteri di dalam tubuh kira. Maka setelah itu leukosit akan segera datang dan mengepung untuk memberantas bakteri yang menempel pada luka tersebut hingga tuntas.
 Seringkali juga pada bagian tubuh yang luka tampak merah membengkak dan terasa panas yang merupakan bukti telah terjadinya perlawanan sel darah putih terhadap bakteri. Pada awalnya dengan kemampuan diapedesisnya, leukosit dapat bergerak dengan bebas di dalam tubuh dan dapat keluar dari pembuluh darah, berjalan mengitari seluruh bagian tubuh, mencari lokasi infeksi dan mengepung daerah tersebut, menangkap organisme pengganggu dan menghancurkannya. Sebagai hasil kerja fagositosit dari leukosit, infeksi dapat dihentikan dengan sempurna. Namun bila infeksi belum juga berhasil dihilangkan dengan sempurna, maka akan terbentuk nanah. Nanah berisi sel darah putih yang sudah mati yang terbunuh dalam kinerjanya tersebut, dan juga terdapat sel asing yang ikut terbunuh dalam nanah tersebut. Ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair dari nanah tersebut akan difagositosis oleh granuler yang sehat.
Oleh karena itu untuk mencegah infeksi sebelum bertambah parah yang nantinya akan berujung pada kemungkinkan berkembangnya infeksi menjadi sarang bakteri yang dapat menghasilkan penyakit, maka tubuh punya jalan untuk menghalau hal tersebut. Sel darah putih yang ditugaskan untuk menyarang zat asing tersebut dibagi menjadi tiga tim, yaitu monosit, neutrofil, dan limfosit. Namun tidak hanya menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh, mereka juga bertugas untuk memulihkan tubuh atas kerusakan yang nantinya akan ditimbulkan. Pada saat zat asing memasuki tubuh dan menimbulkan peradangan, sinyal kimiawi akan memberitahu monosit sehingga ia akan mulai pergi keluar dari sistemmaliran darah untuk menuju lokasi terjadinya serangan. Monosit akan melakukan penyerangan dan mengahibisi zat asing tersebut dan menghasilkan sitoksin yang berfungsi membangkitkan inflamasi, hal ini akan menjadi bukti bahwa telah terjadi perlawanan dalam tubuh, sekaligus dapat juga untuk mempercepat proses penyembuhan.Â
Namun monosit tidak bekerja senndirian, monosit akan dibantu oleh neutrofil. Setelah itu monosit yang telah berubah menjadi makrofag akan membawa bagian tubuh kuman yang telah mati untuk didata oleh limfosit. Limfosit nantinya bertugas untuk mengembangkan antibodi yang akan digunakan untuk menyerang zat asing pada serangan berikutnya. Limfosit memiliki dua asisten, yaitu sel B dan sel T. Sel B yang bertugas sebagai agen akan melepaskan antibodi guna mendeteksi keberadaan kuman yang telah di data sekaligus membunuhnya pada jarak jauh. Kedua ialah sel T yang bertugas untuk menjaga agar antibodi tetap berada pada permukaan sel dan siap melakukan pertempuran jarak dekat. Sementara itu eosinofil yang tidak maju ke medan perang, akan bertugas untuk menyingkirkan semua sisa sel-sel mati dari area pertempuran, sehingga tubuh dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semua jenis dari leukosit tetap ambil bagian dalam menjaga sekaligus mempertahankan sistem kekebalan tubuh, dengan berbagai cara, ada yang bertugas untuk menghasilkan antibodi, fagositosis untuk memakan sisa sel mati agar tidak terjadi infeksi lainnya dari bekas sel yang telah mati, atau yang langsung bertugas menyerang paling pertama ke sumber infeksi itu berada.Â
Dengan diperlukannya leukosit dengan beragam jenisnya tersebut di berbagai tempat di tubuh manusia yang memungkinkan terjadinya infeksi, leukosit perlu untuk menggunakan kemampuan mereka dalam berdiapedesis. Sehingga didapatkan jawaban dari pertanyaan sebelumnya adalah, kedua jenis leukosit yaitu, granuler dan agranuler, keduanya dapat melakukan diapedesis dengan baik demi kelancaran dalam melakukan tugas masing-masing. Dengan demikian saya mengakhiri artikel saya kali ini dengan ucapan terima kasih kepada para pembaca dan mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terjadi kesalahan dalam pengetikan. Demikian, terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H