Mohon tunggu...
dhanang dewantoro
dhanang dewantoro Mohon Tunggu... Psikolog - Tertarik dalam hal kesehatan mental

Mulailah kemudian berproses... segala sesuatu ada awal kemudian berakhir. diantaranya adalah proses. nikmati dan jalani proses tersebut

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Emosi

17 Desember 2023   23:11 Diperbarui: 17 Desember 2023   23:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manusia dan emosi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Apa yang ingin ditunjukkan oleh perasaan atau pikiran manusia selalu diekspresikan melalui emosi entah marah, sedih, senang, kecewa maupun bentuk emosi lainnya. Pengertian emosi menurut Atwater & Duffy (2005), merupakan pola yang kompleks dari perubahan yang terjadi pada bangkitan/getaran fisiologis, perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi perilaku. Respon manusia pada kejadian yang dialami kadang -- kadang susah ditunjukkan dengan emosi tertentu karena emosi memang sulit didefinisikan, akan tetapi dapat diungkap bahwa emosi selalu terkait dengan perasaan (feeling), perilaku (behaviour), perubahan fisiologis (physiological change), dan kognisi.

Emosi yang muncul sebagai repson manusia ternyata disusun atas 4 komponen emosi yang merupakan hal yang saling terkait (Atwater & Duffy, 2005), yaitu:

  • Bangkitan/ getaran fisilogis

Emosi melibatkan kerja otak, sistem saraf, dan hormon, sehingga ketika individu dibangkitkan emosinya, maka secara fisiologis juga terbangkit. Terbangkitnya emosi membutuhkan energi dalam tubuh dan bahkan menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.

  • Perasaan subjektif

Emosi melibatkan kewaspadaan subjektif/ perasaan yang memiliki elemen menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka.

  • Proses kognitif

Emosi juga melibatkan proses kognitif, seperti: memori, persepsi, ekspektasi, dan interpretasi. Satu peristiwa beda makna bagi beda individu.

  • Reaksi perilaku

Reaksi perilaku yang terlibat dalam emosi dapat berbentuk ekpresif dan instrumental. Contoh reaksi ekpresif: ekspresi wajah, gesture/gerak tubuh, nada suara. Contoh reaksi instrumental seperti menangis karena distres, melarikan diri dari masalah.

Tahukah kawan bahwa mosi yang kita rasakan tidak serta merta muncul ke permukaan, namun melalui suatu proses. Mari kita simak proses apa saja yang dalam diri kita untuk dapat mengalami emosi.

  • Sensasi Tubuh

Sensasi tubuh merupakan proses yang terkait dengan hubungan antara Emosi dan Perubahan Fisiologis. Persepsi individu terhadap stimulus eksternal menyebabkan perubahan jasmaniah sehingga individu merasakan sensasi tersebut secara disadari (misal: proses gerak refleks). Emosi melibatkan suatu jaringan yang kompleks dari perubahan fisiologis, yang terdiri atas pikiran dan jasmaniah kita, sehingga perasaan dan tingkah laku saling bekerja simultan.

  • Sensasi yang Dimaknai

Emosi bukan sekedar sensasi, tetapi bagaimana sensasi tersebut dimaknai oleh individu.

  • Emosi sangat tergantung pada apa yang kita pikirkan & bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain saat emosi kita bangkit
  • Emosi kita dipengaruhi oleh harapan kita & persepsi kita terhadap orang lain, selain oleh dorongan jasmaniah (mental set & setting sosial dapat membantu kita memaknai sensasi tubuh kita sendiri)
  • Belajar memainkan suatu peran penting dimana kita benar-benar dapat merasakannya, memberikan implikasi yang besar dalam pengaturan emosi kita.
  • Respon -- respon Adaptif

Penilaian terhadap baik dan buruknya suatu stimulus memberikan petunjuk bagi respon kita selanjutnya (Arnold, 1970).

Fungsi adaptif yang lain dari emosi yaitu memperkuat ikatan antara individu dengan kelompoknya (emosi positif) seperti cinta, kasih sayang dan membantu mengacaukan hubungan sosial yang tidak diinginkan (emosi negative) seperti cemas, cemburu, dan berduka

Selain dapat menunjukkan apa yang sedang kita rasakan ke orang lain, Menurut Atwater (1983), emosi memiliki fungsi yang berbeda dalam kehidupan individu, dapat dilihat dari fase-fase diantaranya

  • Intensitas Pembangkitan (arousal)

Intensitas emosi menunjukkan seberapa banyak perasaan kita dipengaruhi oleh suatu peristiwa. Apabila emosi terasa kuat, biasanya  hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kebutuhan & dorongan yang dominan saat itu pada diri kita. Reaksi emosional yang intensif akan mendorong dan memotivasi kita untuk bertindak dan sebaliknya, membuat kita tidak terlibat secara emosional pada suatu peristiwa.

  • Makna Personal

Emosi dasar manusia adalah emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan. Emosi ini akan berkembang seiring tahapan perjalanan perkembangan individu menjadi lebih variatif dan spesifik. Pada situasi apa kita terpengaruh secara emosional seperti kebutuhan terpenuhi (emosi positif); haknya terampas (emosi negatif).

  • Pengalaman Sementara

Mood merupakan emosi yang bertahan dalam jangka waktu tertentu dalam diri kita. Mood yang berubah-ubah tanpa alasan yang cukup dapat menjadi tanda-tanda patologis, baik karena penyebab fisiologis atau psikologis.

Beberapa ahli menggolongkan emosi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:

  • Teori Plutchik (1980, 2001, dalam Matthews dkk, 2002; Atwater & Duffy, 2005) mengidentifikasi ada 8 macam emosi primer diantaranya gembira, penerimaan, takut, terkejut, sedih, muak/ jijik, marah, dan antisipasi
  • Ekman (1993) dari 8 emosi primer hanya 6 yang bersifat universal yaitu marah (anger), takut (fear), kegembiraan (happiness), sedih (sadness), dan muak (disgust).

Emosi tidak hanya berfungsi untuk menggerakkan seseorang dalam bertindak atau menghindari situasi tertentu, tetapi juga merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan orang lain, dalam bentuk ekspresi emosi tertentu. Yang harus diperhatikan adalah keseimbangan antara ekspresi emosi dengan kendali terhadap perasaan kita, sehingga menimbulkan rasa nyaman. Ekspresi emosi yang terhalang karena mekanisme individu untuk menutupinya, dapat terungkap dengan:

  • Microexpressions, yaitu ekspresi wajah sepintas lalu yang tampak hanya beberapa detik
  • Body leakage, yaitu sikap tubuh seseorang.

Dalam interaksi sosial kita dengan orang lain secara individu maupun kelompok, kita pernah menjumpai seseorang yang sedang dalam kondisi sulit namun tetap dapat melakukan pekerjaan dan bergaul seperti biasanya. Orang tersebut mungkin memiliki kecerdasan emosi yang dapat membuatnya tetap berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari -- harinya. Individu yang memiliki kecerdasan emosi dapat terungkap melalui kemampuannya memotivasi diri & bertahan menghadapi frustrasi, dapat mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, serta dapat berempati dan selalu berdoa.

Empat ranah dalam Kecerdasan Emosi (Emotional Quotion/EQ) diantaranya

  • Kesadaran Diri, yaitu mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, yang meliputi: kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri.
  • Mengelola Emosi, yaitu kemampuan menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap tanpa melewati kewajaran, meliputi: kendali diri, dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptibilitas, dan inovasi,
  • Memotivasi Diri Sendiri, yaitu, meliputi dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, serta optimisme. memiliki kecenderungan emosi yang mendorong pencapaian tujuan
  • Mengenali Emosi Orang Lain, yaitu memiliki kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain, yang terdiri dari memahami orang lain, orientasi akan pelayanan, dan mampu mengembangkan orang lain, serta mengatasi keberagaman, mampu berkomunikasi dengan baik, merupakan katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, mampu berkolaborasi dan berkooperasi, serta kemampuanbekerja dalam tim.

Segala sesuatu yang berlebihan akan membawa akibat yang kurang baik terhadap diri kita termasuk dengan emosi yang berlebihan entah marah, sedih, kecewa maupun bahagia. Kita harus bisa belajar untuk dapat mengelola emosi. Apa itu mengelola emosi? Artinya kita belajar bagaimana mengekspresikan perasaan kita secara efektif, melibatkan keseimbangan antara ekspresi spontan dengan yang disadari, menggunakan kontrol rasional (Atwater & Duffy, 2005).

Cara sederhana mengelola emosi seperti

  • Berbagi perasaan tersebut, seperti perasaan positif dapat membantu kita merasa lebih bersemangat, sedangkan apabila kita berbagi perasaan negatif pada orang lain akan menemukan beberapa keuntungan, antara lain: mengenali perasaan apa sebenarnya yang kita alami, meredakan emosi negatif menjadi netral, dan menemukan pemecahan masalah.
  • Ekspresikan secara terbuka dengan tata cara yang konstruktif, yaitu dengan membicarakan perasaan kita pada orang lain akan membantu kita untuk berkomunikasi dengan dengan sumber munculnya emosi negatif.

Referensi

Arnold M. B. (1970) Perennial problems in the field of emotions. In Arnold M. B. (Ed.), Feelings and emotions: The Loyola Symposium. New York: Academic Press. Pp. 169--185

Atwater, E. (1983). Psychology of Adjustment. New Jersey: Prentice-Hal

Atwater, E & Duffy, K. G. (2005). Psychology for living: Adjusment, Growth and Behaviour Today (8th Edition). New Jersey: Pearson Prentice.

Ekman, P. (1993). Facial expression and emotion. American Psychologist, 48(4), 384--392

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun