Day 3
Selesai sudah JJW hari ke 3 kemarin, bertepatan dengan malam minggu, tidak perlu ditanyakan lagi bagaimama keramaian di sana. Di hari ketiga kemarin, acara yang diadakan rata rata mengambil tempat di outdoor stage, tetapi berbagai macam workshop dalam ruangan tetap ada dan menempati ruang workshop dikarenakan ruang seminar digunakan untuk lomba tumpeng mini dan pengumuman lomba Geguritan
Tumpeng gunung fuji
Di JJW kali ini ada stand “Tee Collabo”, stand yang memamerkan kombinasi antara batik dengan kimono
Setelah performnya Faint Star masih banyak lagi yang tampil loh, mulai dari No Generation Gap Band, Beat Metal, Ohayou Gal
Dan yang sudah kita tunggu-tunggu. Hiroaki Kato-San, musisi Jepang yang menyanyikan berbagai lagu Indonesia menjadi bahasa Jepang. Dia juga telah ikut serta menerjemahkan novel Laskar Pelangi ke bahasa Jepang, yang juga telah laku lebih dari 5000 kopi di Jepang. Sebelumnya Hiroaki Kato-San juga pernah ke Indonesia, dan bahkan kuliah di UGM sebagai perwakilan pertukaran pelajar dulu. Dia pun sangat mengapresiasi acara Jogja Japan Week. Kali ini Hiroaki-San membawakan lagu “Ruang Rindu-Letto” dan “Laskar Pelangi-Nidji” serta lagu buatannya “Arigatou,Terimakasih” dan membawa sebuah kejutan karena tampil bersama Ogawa Daisuke-San, mengkombinasikan Taiko dengan lagu pop. Setelah selesai tampil dia mengucapkan banyak terimakasih kepada event Jogja Japan Week, karena telah mengundangnya kembali ke Indonesia, lalu berpamitan
Tidak hanya sampai disitu saja event JJW hari ketiga. Ogawa Daisuke-San pun melanjutkan dengan pertunjukkan taiko, tetapi kali ini ditemani dengan empat perempuan, atau bisa disebut “Ogawa Daisuke and 4 Ladies”. Di sana Ogawa-San menjelaskan tentang bagaimana Taiko dibuat, dan ingin mengajarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia cara bermain taiko.
Kemudian dilanjutkan penampilan band Rokusatsu, hingga magrib, lalu istirahat
Setelah istirahat, acara dilanjutkan kembali di panggung “Yogura”, di sana diadakan pementasan “Bon Odori”, tarian yang biasa di lakukan di musim panas yang bertujuan untuk memanggil arwah leluhur kembali ke bumi, tetapi ini bukan “Bon Odori” biasa karena “Bon Odori” kali ini di kombinasikan dengan budaya Jawa, dengan tidak memakai kimono, tetapi menggunakan pakaian adat Jawa “Kebaya” dengan empat warna berbeda, setiap warna memiliki makna masing masing. Hitam melambangkan arah utara, putih adalah barat, biru adalah timur, merah adalah selatan, dan di setiap arah mata angin, itu terdapat dewa masing masing. Utara adalah kura kura hitam, timur adalah naga biru, barat adalah harimau putih, selatan adalah burung phoenix, dan yang berada di tengahnya adalah naga emas
Setelah Grisada tampil, di outdoor stage diadakan lomba seiyuu, atau dubbing jepang, dan yang menjadi jurinya adalah, para cosplayer internasional Yukari Shimotsuki, Pinky Lu-Xun, dan Amin Rider
Day 4
Jogja Japan Week hari keempat, hari terakhir yang sedikit menyedihkan. Di dalam ruang dedikasi berabagai macam lomba khusus anak anak TK diadakan, ada lomba menggambar, lomba mewarnai kipas dan lomba ngudi busana. Sedangkan di outdoor stage ada lomba cosplay, yang tentu saja para jurinya adalah cosplayer interasional, Amin Rider, Pinky Lu-Xun, Yukari Shimotsuki, tetapi yang paling berbeda dari hari hari sebelumnya adalah adanya cosplay walk di sekitar GSP.
Sore disana dimeriahkan dengan lomba JPOP, tapi sebelum itu, Love Android akan kembali mengguncang panggung JJW
Selain cosplay street, juara berbagai macam lomba yang telah berhasil dilaksanakan di hari ke empat dan hari sebelumnya diumumkan hari ini, tetapi entah kenapa dari berbagai macam kejuaraan, hanya sedikit yang datang untuk mengabil piala dan setifikat
Reka dan Yumaki sebagai pemenang Cosplay Competition, penyerahan piala oleh Bapak Umar Priyono selaku Kepala Dinas Pariwisata bagian Kebudayaan
Dan salah satu yang di nanti nanti di hari ke empat ini, Ogawa Daisuke, sang master Taiko, Ogawa Daisuke-San pun bercerita banyak tentang kesan-pesan selama di Indonesia, terlebih di JJW 2015, dia bercerita setelah konser semalam dia jatuh pingsan karena kelelahan. Dia yang sudah kedua kalinya datang ke Indonesia menyatakan bahwa orang jogja itu “Ramah-ramah”, dia juga sangat mengapresiasi acara JJW 2015.Dia juga berjanji akan kembali ke Indonesia, bahkan berencana untuk tinggal di Indonesia. Kali ini “Ogawa Daisuke and 4 ladies” membawakan berbagai macam lagu taiko tradisional, bahkan membawakan lagu yang katanya sangat sulit untuk dipelajari, yaitu “Tenkoseka” dan “Utsuga Gotoku”.
Setelah Ogawa Daisuke and 4 Ladies tampil, Pak Umar Priyono menutup acara Jogja Japan Week secara resmi. Serta Ibu Fitriani Kuroda juga mengucapkan terimakasih aatas terselenggaranya JJW yang ketiga di Indonesia, dan sangat bangga karena pengujung JJW 2015 adalah yang paling banyak dari ketiga tahun sebelumnya, diawali tahun 2010 dengan pengunjung sekitar 8.000 orang, lalu tahun 2012 sekitar 22.000 orang, dan di tahun 2015 ini, pengunjung Jogja Japan Week kurang lebih 70.000 orang
Setelah closing ceremony masih ada Love Android dan masih ada E-Namelody
Dan masih ada pertunjukkan Bon-Odori oleh D Java Odori, dan Hanabi
Yay, selesai sudah Jogja Japan Week tahun ini, see you to Jogja Japan Week 2017
Sumber foto: Koleksi Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H