Tahun ini JJW kembali lagi, bagi yang belun kenal apa itu JJW, akan saya kenalkan sedikit, JJW atau singkatan dari Jogja Japan Week merupakan event dua tahunan yang diadakan oleh Chikara yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Event ini terslenggara sebagai wujud apresiasi kerjasama dengan masyarakat Jepang yang telah terbina selama tiga puluh tahun. Lokasi JJW tahun ini berada di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. JJW berlangsung selama 4 hari mulai dari 3 September 2015 hingga 6 September 2015.Selama empat hari itulah para pengunjung akan di suguhi berbagai macam penampilan budaya Jepang,mulai dari tari tarian hingga ritual minum teh dan tentu saja tiket masuk untuk menghadiri Jogja Japan Week adalah “gratis”.
Hari Pertama
Di hari pertama yaitu 3 September 2015, berlangsungnya JJW di awali dengan pawai dilanjutakan upacara pembukaan. Di hari pertama kemarin dapat dikatakan pengunjung JJW masih sedikit, tetapi kata sedikit itu relatif, yuks langsung saja kita lihat, gambaran hari pertama di JJW.
Replika Kuil Fushimi Inari dari Kyoto yang selalu siap menyambut kita di JJW 2015
Mulai memasuki lingkungan stand, kita akan disuguhi berbagai macam pameran pernak pernik, mulai dari kerajinan, buku, hingga stand pengenalan budaya Jawa kepada para pengunjung
Stand Krido Budoyo yang berisikan berbagai macam mainan tradisional Yogya, bagi yang belum pernah mencoba, disana akan diajarkan bagaimana caranya
Stand Jemparingan, di JJW juga terdapat Jemparingan atau panahan gaya Mataram Yogyakarta, stand yang selalu bersiap untuk mengajarkan Jemparingankepada semua orang menempati bagian paling barat di GSP, “disarankan bagi yang ingin belajar jemparingan diharap segera datang, serta datangnya jangan malam malam karena belajar Jemparingan tidak cukup satu hari tutur pak Agung, salah satu pemandu Jemparingan”
Di dalam ruang, stand stand kreasi bertebaran
Dari bahasanya mungkin membuat sebagian orang sedikit berpikir, tetapi begitu masuk ke dalam stand kita akan langsung tahu apa yang akan kita dapatkan dari stand ini.
Di sebelah timur, stand makanan menghiasi sepanjang koridor, dari keseluruhan stand yang ada, stand inilah yang paling ramai di kunjungi.
Petang pun menjelang, hiasan lampion bertebaran di langit langit GSP tetapi pengunjung yang datang tidak berkurang bahkan cenderung meningkat.
Di JJW Got Talent ini para fianlis membawakan berbagai macam lagu, mulai dari Langgam Jawa, hingga lagu-lagu pop.
Sedangkan di area seminar di lantai 2 terdapat fashion show, dan tari tari jepang yang diiringi instrumen Jawa dan Jepang.
Jepang ala tradisional. Dalam workshop ini diadakan tutorial secara live, yang diperagakan oleh Ai Hasuda-San
Dan selesai, eitss masih ada lagi, yaitu penampilan dari faint star yang membawakan lagu “sleeping in your car”
Yup, acara pun selesai pukul 20.45, tetapi di panggung outdoor feint star pun kembali tampil, tetapi maaf tidak bisa mengambil foto
karena kamera sudah habis baterainya :D, dan ini menjadi pelajaran untuk esok hari.
Hari Kedua
Nah langsung saja di hari kedua ini diawali dengan workshop Taiko yang dipandu oleh U-Maku Eisa, syaratnya nih bagi yang
belum bisa, jangan malu untuk bertanya dan mencoba di workshop kali ini. Diawali dengan demonstrasi oleh U-Maku Eisa, setelah
beberapa lagu para penonton pun diajak untuk memainkan Taiko, baik itu anak anak ataupun orang dewasa selagi mereka
memiliki keinginan untuk belajar Taiko, U-Maku Eisa akan mengajarinya
Cha no Yu, atau yang biasa di sebut upacara minum teh, ketika berkata ruang sebelah, ternyata benar benar dibuat semirip
mungkin dengan gaya rumah tradisional Jepang, lengkap dengan tatami.
panggung outdoor, dan tampaknya ada yang sedikit berbeda dari penampilan-penampilan sebelumnya.
Dialah sang master taiko, Daisuke Ogawa
terdapat perform Kenjutsu atau tekhnik berpedang.
Di area pangung outdoor, Ai Hasuda-San, mengajak menari Bon Odori lagi sampai magrib, di lanjutkan istirahat sampai habis isya.
secara turun temurun selama lebih dari limaratus tahun, dan tahukah anda bahwa Hayachine Take Kagura ini adalah pementasan
yang baru pertama kali diadakan di seluruh Indonesia. Serta sebuah fakta bahwa penari Hayachine Take Kagura yang di undang
ke Indonesia itu telah berusia delapanpuluhan, dan hebatnya lagi mereka masih bisa menari dengan energik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H