Mohon tunggu...
dhamar dharmawan
dhamar dharmawan Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Kelas B Angkatan 2015. Menjadi peserta lomba "Mencari Arti Kebebasan"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Hari Pertama dan Kedua JJW 2015

5 September 2015   03:47 Diperbarui: 5 September 2015   04:12 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini JJW kembali lagi, bagi yang belun kenal apa itu JJW, akan saya kenalkan sedikit, JJW atau singkatan dari Jogja Japan Week merupakan event dua tahunan yang diadakan oleh Chikara yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Event ini terslenggara sebagai wujud apresiasi kerjasama dengan masyarakat Jepang yang telah terbina selama tiga puluh tahun. Lokasi JJW tahun ini berada di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. JJW berlangsung selama 4 hari mulai dari 3 September 2015 hingga 6 September 2015.Selama empat hari itulah para pengunjung akan di suguhi berbagai macam penampilan budaya Jepang,mulai dari tari tarian hingga ritual minum teh dan tentu saja tiket masuk untuk menghadiri Jogja Japan Week adalah “gratis”. 

Hari Pertama

Di hari pertama yaitu 3 September 2015, berlangsungnya JJW di awali dengan pawai dilanjutakan upacara pembukaan. Di hari pertama kemarin dapat dikatakan pengunjung JJW masih sedikit, tetapi kata sedikit itu relatif, yuks langsung saja kita lihat, gambaran hari pertama di JJW.

Replika Kuil Fushimi Inari dari Kyoto yang selalu siap menyambut kita di JJW 2015

Mulai memasuki lingkungan stand, kita akan disuguhi berbagai macam pameran pernak pernik, mulai dari kerajinan, buku, hingga stand pengenalan budaya Jawa kepada para pengunjung

 

Salah satu stand kerajinan yang ada di sana

Stand Krido Budoyo yang berisikan berbagai macam mainan tradisional Yogya, bagi yang belum pernah mencoba, disana akan diajarkan bagaimana caranya

 

 

 

 

 

 

 

Stand Jemparingan, di JJW juga terdapat Jemparingan atau panahan gaya Mataram Yogyakarta, stand yang selalu bersiap untuk mengajarkan Jemparingankepada semua orang menempati bagian paling barat di GSP, “disarankan bagi yang ingin belajar jemparingan diharap segera datang, serta datangnya jangan malam malam karena belajar Jemparingan tidak cukup satu hari tutur pak Agung, salah satu pemandu Jemparingan”

Semakin masuk ke GSP, tampaklah gunungan yang khas budaya jawa dan replika tugu jogja menghiasi pintu masuk ke ruang utama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di dalam ruang, stand stand kreasi bertebaran

 

                                         Stand “Oshibana”, salah satu budaya jepang yang berbentuk kreasi bunga

 

                                                                           Stand “Oshie”

 

                                                                           Stand Kaligrafi Jawa

 

Dari bahasanya mungkin membuat sebagian orang sedikit berpikir, tetapi begitu masuk ke dalam stand kita akan langsung tahu  apa yang akan kita dapatkan dari stand ini.

                                                               Yup ini adalah stand kerajinan tanah liat

 

Di sebelah timur, stand makanan menghiasi sepanjang koridor, dari keseluruhan stand yang ada, stand inilah yang paling ramai di kunjungi.

                                           Mulai dari kuliner Indonesia hingga masakan Jepang, tetapi tak semua

 
 

Petang pun menjelang, hiasan lampion bertebaran di langit langit GSP tetapi pengunjung yang datang tidak berkurang bahkan cenderung meningkat.

Di area panggung outdoor ada penampilan para finalis JJW Got Talent 

Di JJW Got Talent ini para fianlis membawakan berbagai macam lagu, mulai dari Langgam Jawa, hingga lagu-lagu pop.

Sedangkan di area seminar di lantai 2 terdapat fashion show, dan tari tari jepang yang diiringi instrumen Jawa dan Jepang.

 

Setelah fashion show selesai, dilanjutkan dengan agenda terakhir, yaitu workshop bridal atau bisa disebut tata rias pengantin

Jepang ala tradisional. Dalam workshop ini diadakan tutorial secara live, yang diperagakan oleh  Ai Hasuda-San

 

Dan selesai, eitss masih ada lagi, yaitu penampilan dari faint star yang membawakan lagu “sleeping in your car”

Dan acara terakhir ditutup dengan menari Bon Odori yang ditemani oleh Ai Hasuda-San

 

Yup, acara pun selesai pukul 20.45, tetapi di panggung outdoor feint star pun kembali tampil, tetapi maaf tidak bisa mengambil foto 

karena kamera sudah habis baterainya :D, dan ini menjadi pelajaran untuk esok hari.

 

Hari Kedua

Nah langsung saja di hari kedua ini diawali dengan workshop Taiko yang dipandu oleh U-Maku Eisa, syaratnya nih bagi yang

belum bisa, jangan malu untuk bertanya dan mencoba di workshop kali ini. Diawali dengan demonstrasi oleh U-Maku Eisa, setelah

beberapa lagu para penonton pun diajak untuk memainkan Taiko, baik itu anak anak ataupun orang dewasa selagi mereka

memiliki keinginan untuk belajar Taiko, U-Maku Eisa akan mengajarinya

Setelah selesai workshop Taiko, di ruang seminar lantai satu juga diadakan berbagai macam perform, antara lain Kyokushin Karate, Tarung Drajat, dan Kempo. Sementara di selasar timur ada pelatihan membatik dan shibori

Di ruang workshop yang semula kosong, kemudian diperguanakan untuk workshop Wayang Suket.

Lalu di stand shodo juga diadakan pelatihan gratis

Dan ternyata di ruang sebelah juga diadakan workshop juga, berkaitan dengan aroma, apa hayoo, yup benar sekali, workshop

Cha no Yu, atau yang biasa di sebut upacara minum teh, ketika berkata ruang sebelah, ternyata benar benar dibuat semirip

mungkin dengan gaya rumah tradisional Jepang, lengkap dengan tatami.

Dari ruang workshop pun terdengar suara suara gendang yang di tabuh, dan benar, U-Maku Eisa tampil kembali di

panggung outdoor, dan tampaknya ada yang sedikit berbeda dari penampilan-penampilan sebelumnya.

Dialah sang master taiko, Daisuke Ogawa

Setelah perform ini, kembali ke dalam gedung lagi. Di ruang workshop ada workshop menggambar manga, dan di area seminar,

terdapat perform Kenjutsu atau tekhnik berpedang.

                                                         sekilas tentang worksop menggambar manga

                                                                    Sekilas pelatihan Kenjutsu

 

Di area pangung outdoor, Ai Hasuda-San, mengajak menari Bon Odori lagi sampai magrib, di lanjutkan istirahat sampai habis isya.

Di lanjut acara puncak hari ini, yaitu pertunjukkan Hayachine Take Kagura, tarian tradisional jepang yang telah di wariskan

secara turun temurun selama lebih dari limaratus tahun, dan tahukah anda bahwa Hayachine Take Kagura ini adalah pementasan

yang baru pertama kali diadakan di seluruh Indonesia. Serta sebuah fakta bahwa penari Hayachine Take Kagura yang di undang

ke Indonesia itu telah berusia delapanpuluhan, dan hebatnya lagi mereka masih bisa menari dengan energik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun