Mohon tunggu...
Dhafin Pradana Putra
Dhafin Pradana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030056

Hanya seorang remaja biasa dari Yogyakarta yang bermimpi menggapai semua mimpi-mimpinya. Suka Berdiskusi sambi Bincang-bincang hal yang seru dan gajelas, Berolahraga, Jalan-Jalan Travelling (kalo ada uang hahaha), dan masih banyak lagi. So enjoy the content!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fakta Euro 2020: Kenapa Para Sang Juara Melempem di Euro 2020?

30 Juni 2021   23:47 Diperbarui: 1 Juli 2021   00:19 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta Grup F Euro 2020. Dok. Instagram/Euro2020

Kiprah para sang juara di Euro 2020 kali ini sedikit jauh dari harapan. Portugal yang berstatus sebagai juara bertahan di edisi Euro sebelumnya malah loyo. Perancis yang merupakan kampiun Piala Dunia 2018 juga mengalami nasib sial di Euro kali ini. Jerman sang kampiun Piala Dunia 2014 punya misi merengkuh gelar Euro 2020 juga tertimpa nasib yang kurang baik. Dan FAKTANYA ketiga tim tersebut sama-sama berada di grup F bersama Hongaria.

Penulis akan sedikit memaparkan beberapa alasan kenapa ketiga tim tersebut tampil sangat mengecewakan di ajang Euro 2020 ini. Simak penjelasannya dibawah ini!

PORTUGAL

Portugal menyandang juara bertahan di Euro 2020 kali ini. Portugal termasuk salah satu tim yang di prediksi akan kembali mempertahankan gelarnya tahun ini. Dilihat dari kedalaman tim yang ada, Portugal cukup merata di semua sektor yang ada. Untuk penjaga gawang ada Rui Patricio yang sudah cukup lama membela Portugal. 

Di bagian Center Bek, mereka memiliki Ruben Dias yang tampil onfire bersama Manchester City. Lalu tandemnya adalah bek senior Pepe yang kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Raphael Guerreiro, Nelson Semedo, dan Ricardo Pereira mengisi sektor wing bek. Lalu di tengah mereka punya Joao Moutinho, Renato Sanches, Bruno Fernandes, dan Bernardo Silva yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Kemudian di depan ada mega bintang Cristiano Ronaldo, Diogo Jota, Joao Felix, serta Andre Silva yang tampil impresif bersama Frankfurt musim lalu.

Portugal sedikit melempem di Euro kali ini karena masih terlalu mengandalkan kapten sekaligus bintang mereka, Cristiano Ronaldo. Memang tak bisa dipungkiri kemampuan individu dari seorang Ronaldo yang mampu merengkuh 5 Balon D'Or.

Dok. https://instagram.com/portugal
Dok. https://instagram.com/portugal

Tetapi mereka lupa, masih memiliki Bruno Fernandes yang tampil gemilang bersama Manchester United musim lalu. Lalu masih ada Bernardo Silva yang masih jadi andalan Manchester City, Diogo Jota yang tampil apik bersama Liverpool, dan Andre Silva yang menjadi tumpuan Eintrach Frankfurt musim lalu.

Bruno memang tampil kurang memuaskan di ajang Euro ini. Dia yang selalu bermain bebas di Manchester United malah menjadi terisolasi di Timnas Portugal. Penyebabnya adalah dia tidak leluasa dalam bermain. Dia dituntut menyokong dan harus menyuplai seorang Ronaldo yang menyebabkan kreativitas serta potensinya tidak muncul.

Hal yang sama juga terjadi di Bernardo Silva beserta Andre Silva. Bernardo nampak kehilangan magisnya dan Andre Silva jarang diturunkan.

Memang seorang Cristiano Ronaldo adalah pemain yang telah mencapai level tertinggi. Namun sebuah tim tetap tidak bisa hanya mengandalkan 1 orang saja. Karena sepak bola adalah permainan tim yang perlu melakukan kerja sama.  

PERANCIS

Perancis yang merupakan kampiun Piala Dunia 2018 juga seperti kurang bergairah di Euro kali ini. Perancis padahal dihuni pemain bintang dan bangku cadangannya pun juga bagus-bagus semua. Di ajang Euro kali ini Perancis membawa kejutan dengan memboyong kembali Karim Benzema ke tim Les Bleus.

Namun hal tersebut tidak terlalu berdampak ke performa Perancis sendiri. Kylian Mbappe yang menjadi andalan lini serang Perancis sejak Piala Dunia 2018 di Euro kali ini benar-benar melempem. Bahkan Mbappe belum mencetak 1 gol pun selama Euro kali ini. Bintang Barcelona, Antoine Griezmann pun juga kurang bersinar di Euro kali ini.

Apakah mungkin penyebabnya adalah kedatangan Benzema sendiri? Bisa jadi. Mbappe dan Benzema hampir memiliki kesamaan dalam bermain. Namun yang membedakan Mbappe bisa dipasang dimanapun, sedangkan Benzema mentok hanya di posisi striker ataupun second striker.

Karena hampir sama gaya bermainnya, lini serang Perancis agak amburadul. Mbappe harus menjadi korban karena dengan adanya Benzema, Mbappe terlihat seperti kurang leluasa saat bermain. Benzema sendiri memang gacor yang mana telah membukukan 4 gol.

Dok. https://instagram.com/equipedefrance
Dok. https://instagram.com/equipedefrance

Berbeda saat berduet dengan Olivier Giroud, Mbappe benar-benar menjadi seorang predator ganas baik di dalam ataupun di luar kotak penalti. Giroud akan mengalah dengan menjadi tembok atau pemantul bola. Untuk urusan finisher ditugaskan ke Mbappe dan Griezmann.

Lalu Perancis sendiri saat berjumpa Swiss di 16 besar sedikit berani memakai formasi 3-4-3 yang mana bukan gaya permainan dari Perancis. Mereka sedikit jumawa setelah unggul 3-1. 

Karena kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi, akhirnya Swiss mampu menyamakan kedudukan dan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Bukannya berubah, Perancis malah terisolasi dan hanya bermain possesion saja di babak tambahan. Tempo jadi melambat dan akhirnya pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti. Swiss akhirnya keluar sebagai pemenang setelah Mbappe gagal mengeksekusi tendangan penalti.

JERMAN

Jerman sebenarnya tidak buruk-buruk amat selama Euro 2020. Malahan mereka menjadi tim yang paling agresif dalam urusan menyerang ketimbang tim lain. Bayangkan saja mereka memiliki Toni Kroos, Joshua Kimmich, dan Ilkay Gundogan di lini tengah. Ada Robin Gosens dan Leroy Sane di sektor kiri. Lalu Serge Gnabry menjadi andalan di sektor kanan. Di depan ada Timo Werner diikuti oleh Kai Havertz dibelakangnya.

Jerman selalu menampilkan sepak bola menyerang di setiap pertandingan, dan jujur saat mereka bermain memang enak untuk dilihat. Permainan bola cepat mereka sangat bagus dan enak untuk dilihat sekali lagi.

Namun yang menjadi kelemahan mereka adalah saat serangan balik. Karena bermain agresif, Jerman terkadang lambat saat menghadapi serangan balik lawan. Misal saja saat melawan Portugal. Mereka terlalu asyik bermain menyerang sehingga mereka lupa jika pemain belakang mereka maju sampai di tengah lapangan. Antonio Rudiger dan Mats Hummels memang bek yang bagus. Namun mereka sangat lemah untuk urusan kecepatan.

Dok. https://instagram.com/dfb_team
Dok. https://instagram.com/dfb_team

Di saat mereka berjumpa dengan Hongaria pun mereka nampak kesusahan. Entah Hongaria sendiri yang tampil solid atau memang Jerman kurang bisa memanfaatkan  peluang yang ada? Bahkan mereka sempat tertinggal lebih dulu dari Hongaria. Bahkan skema gol Hongaria adalah semuanya berasal dari serangan balik. Beruntung, Jerman mampu menyeimbangkan skor menjadi 2-2 di akhir laga itupun sedikit bersusah payah.

Terakhir di saat melawan Inggris di babak 16 besar mereka juga kesulitan menembus pertahanan The Three Lions. Sebenarnya Jerman memiliki 2 peluang emas yang bisa di konversikan menjadi sebuah gol. Masing-masing dari Werner dan Mueller, namun keduanya gagal semua. Jerman memang lebih efektif dari segi penyerangan ketimbang Inggris.

Inggris yang selama laga ini sabar, akhirnya bisa memecah kebuntuan lewat Raheem Sterling. Dari gol tersebut permainan Jerman sedikit kacau, dan Inggris terus menggempur lini pertahananan Die Mannschaft. Kemudian Harry Kane menutup laga yang bertajuk Big Match ini dengan gol sundulannya yang membuat skor akhir menjadi 2-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun