Permasalahan sampah menjadi sorotan utama dalam kurun waktu terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penutupan TPS Piyungan menghambat hilirisasi sampah sehingga mengakibatkan penumpukan sampah di wilayah Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Atas hal tersebut, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menghimbau masyarakat untuk meminimalisir produksi sampah rumah tangga serta mendorong pengelolaan sampah dari sekrup terkecil yaitu tingkat RT hingga tingkat Padukuhan.
Pada Senin (22/1/2024), Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakara mengadakan kegiatan Sosialisasi Pengelolaan dan Pemilahan Sampah di Padukuhan Tegalweru, Kelurahan Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja mayor dari Kelompok 007 KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Kegiatan ini diselenggarakan di Rumah Bapak Dukuh Tegalweru dan dihadiri oleh 40 orang peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat dari 4 RT, Ketua RT/RW, Pemuda, Karang Taruna, KWT, dan Kader Kesehatan Tegalweru.
Ketua Kelompok 007 KKN UMY, Muhammad Fadel Narendra menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan Sosialisasi Pengelolaan dan Pemilahan Sampah di Padukuhan Tegalweru ini merupakan salah satu bentuk sinergitas dalam mewujudkan lingkungan Padukuhan Tegalweru yang bersih dan sehat serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dari tingkat rumah tangga.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari Kelompok 007 KKN UMY dalam upaya mewujudkan Padukuhan Tegalweru yang bersih dan sehat, serta untuk memotivasi masyarakat untuk sadar betapa pentingnya pemilahan sampah dari tingkat terkecil yaitu rumah tangga,” ungkap Fadel.
Bondy Akbar Wibowo, Dukuh Tegalweru dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa pemilahan sampah dari tingkatan rumah tangga menjadi sesuatu yang penting saat ini. Perlu adanya kesadaran kolektif dari masyarakat Tegalweru dalam memilah sampah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri.
Pada kegiatan ini, Kelompok 007 KKN UMY menghadirkan narasumber yaitu Bapak Sutarto Agus Raharjo, Praktisi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan tentang dua konsep pemilahan sampah sebagai daya tawar solusi dari meningkatnya permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Jenis-jenis sampah dalam 2 kelompok besar yaitu sampah organik dan anorganik menjadi bahan pengelolaan sampah termasuk dalam menentukan skema pengelolaannya. Apakah dilakukan dengan skema Bank Sampah atau Sedekah Sampah,” ujar Sutarto.
Terakhir, Kelompok 007 KKN UMY ini juga membagikan 40 tempat sampah organik sebagai sampel untuk memotivasi masyarakat Tegalweru dalam memilah sampah. Mahasiswa/i KKN juga akan melakukan monitoring kepada setiap rumah penerima sampel tempat sampah organik tersebut untuk melakukan penilaian berkala dengan insikator-indikator yang telah ditentukan.