Mohon tunggu...
ardiansyahppkn@gmail.com
ardiansyahppkn@gmail.com Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tari Buja Kadanda Tarian Tradisional dari Bima, NTB

5 April 2016   12:24 Diperbarui: 5 April 2016   12:46 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[KEARIFAN  LOKAL BIMA NTBSELASA 5  APRIL,2016

Kesenian Nusantara, NTB, Tarian Tradisional

Kesenian satu ini merupakan tarian tradisional yang menggambarkan ketangkasan prajurit dalam berperang. Namanya adalah Tari Buja Kadanda.

 Tari Buja Kadanda adalah salah satu tarian tradisional yang menggambarkan dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang penari pria berpakaian prajurit bersenjatakan tombak dan perisai. Tari buja kandanda ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Bima, Nusa Tenggara Barat.

 Sejarah Tari Buja Kadanda

 Menurut beberapa sumber yang ada, Tari Buja Kadanda ini awalnya merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di luar istana kerajaan. Sehingga dapat diartikan bahwa tarian ini murni merupakan tarian yang diciptakan oleh rakyat. Berkat dukungan dari Kerajaan Bima dan para seniman istana, tarian ini kemudian mulai dikenal masyarakat luas. Buja kadanda sendiri merupakan tombak berumbai bulu ekor kuda yang digunakan penari sebagai atribut menarinya. Oleh karena itu tarian ini disebut dengan Tari Buja Kadanda atau Mpa’a Buja Kadanda.

 Fungsi Tari Buja Kadanda

 

Tari Buja Kadanda ini merupakan tarian tradisional menggambar dua prajurit yang sedang berperang dengan menggunakan tombak dan perisai sebagai senjata mereka. Tarian ini diciptakan untuk mengenang dan mengapresiasi perjuangan para prajurit dalam mempertahankan daerah mereka. Selain itu tarian ini juga berfungsi untuk memperkenalkan kepada generasi muda akan kejayaan dan kehebatan masyarakat Bima pada jaman dahulu.

 

Pertunjukan Tari Buja Kadanda

 

Dalam pertunjukan Tari Buja Kadanda, pertama diawali dengan tabuhan dari musik pengiring. Kemudian para penari dengan membawa senjata mereka memberi salam kepada para penonton. Setelah itu kemudian mereka menari dengan gaya mereka masing-masing. Gerakan dalam tarian lebih didominasi oleh gerakan bela diri yang dipadukan dengan gerakan tari. Dalam tarian ini kedua penari melakukan gerakan saling menyerang dengan menggunakan tombak atau tongkat mereka.

 

Untuk melakukan tarian ini tentunya dibutuhkan keahlian khusus dalam seni bela diri. Karena pada dasarnya gerakan saling serang kedua penari terlihat sangat natural dan sangat cepat. Sehingga penari yang bertahan harus tahu kemana arah serangan itu datang. Dalam babak ini musik pengiring memainkan irama bertempo cepat, sehingga membuat pertunjukan terasa lebih hidup. Di akhir pertunjukan alunan musik diperlambat lagi sebagai tanda bahwa pertujukan segera berakhir. Kemudian kedua penari berangkulan dan memberi salam kepada para penonton yang menyaksikan.

 

Pengiring Tari Buja Kadanda

 

Dalam pertunjukan Tari Buja Kadanda ini diiringi oleh alunan musik tradisional seperti gendang, gong, serunai dan tawa-tawa. Iringan musik tersebut dimainkan dalam dua irama yang berbeda yaitu irama lambat dan irama cepat. Irama lambat untuk mengawali dan mengakhiri pertunjukan dan irama cepat untuk mengiringi penari saat bertarung.

 

Kostum Tari Buja Kadanda

 

Kostum yang digunakan penari saat pertunjukan tari buja kadada ini merupakan kostum para prajurit. Kostum yang digunakan biasanya adalah baju lengan panjang, celana panjang, dan ikat atau penutup kepala. Selain itu tidak lupa menggunakan atribut menari yaitu tombak atau tongkat buja kadanda dan perisai.

 

Perkembangan Tari Buja Kadanda

 

Seiring dengan perkembangan jaman, Tari Buja Kadanda ini sudah mulai jarang dipertunjukan. Kurangnya ruang atau kesempatan untuk pertunjukan merupakan salah satu faktor utamanya. Namun kesenian ini masih tetap dilestarikan dan dikembangkan di beberapa sanggar yang ada di Bima. Selain itu tarian ini juga ditampilkan dibeberapa kesempatan acara seperti festival budaya dan acara-acara budaya yang diadakan di sana. Tentunya perhatian pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam melestarikan kesenian tradisional satu ini.

 

Sekian pengenalan tentang “Tari Buja Kadanda Tarian Tradisional Dari Bima, NTB”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisonal di Indonesia.

 

YUK CINTAI DAN LESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL DI INDONESIA !

referensi:

http://www.negerikuindonesia.com/2015/09/tari-buja-kadanda-tarian-tradisional.html

[caption caption="https://www.google.com/search?q=gambar+tari++buja+kadanda&tbm=isch&imgil=EjTOfdl6LMYo9M%253A%253BVDC6c0t-NQaROM%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fwww.negerikuindonesia.com%25252F2015%25252F09%25252Ftari-buja-kadanda-tarian-tradisional.html&source=iu&pf=m&fir=EjTOfdl6LMYo9M%253A%252CVDC6c0t-NQaROM%252C_&usg=__1i3AIGe8TUwafN_JgzDFIuG7cXA%3D&biw=1366&bih=657&ved=0ahUKEwjCydnA3fbLAhWFRiYKHfPBA6AQyjcILw&ei=cEgDV8LRHYWNmQHzg4-ACg#imgrc=EjTOfdl6LMYo9M%3A

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun