Perpisahan yang penuh harapan
Pada hari terakhir, suasana penuh haru menyelimuti aula besar tempat kami berkumpul untuk acara perpisahan. Para santri dan siswa Kolese Kanisius saling berjabat tangan, dan memberikan pelukan. Kami semua menyadari bahwa waktu yang singkat ini telah menciptakan ikatan yang begitu erat.
 Dari rasa tegang ketika pertama kali datang ke pondok pesantren ini, kami semua menjadi sangat sedih harus meninggalkan tempat ini dan semua teman-teman baru kami. Semua berharap bahwa dari pertemuan ini, kita semua dapat menjadi lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan.Â
Di akhir acara, kami saling bertukar nomor telepon dan akun media sosial, berjanji untuk tetap berkomunikasi. Sebuah foto bersama menjadi penutup, merekam momen kebersamaan yang tak akan terlupakan.Â
Ketika bus kami perlahan meninggalkan pesantren, kami semua melambaikan tangan, melihat para santri berdiri di gerbang melambai kembali dengan senyum. Perjalanan pulang terasa sepi, tetapi hati kami semua penuh dengan rasa syukur atas pengalaman yang telah memperkaya hidup kami.
Pertanyaan awal yang terjawab dari Ekskursi
Segala yang telah para Kanisian alami selama tiga hari ini sangat relevan dengan pesan Gus Dur tentang pluralisme. Ia pernah berkata, "Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah."Â
Pesan ini terasa hidup dalam interaksi yang terjalin antara para kanisian dengan para santri. Ekskursi ini memberikan bukti nyata bahwa dialog lintas agama bukan hanya teori, melainkan praktik yang dapat menginspirasi institusi pendidikan lain. Dengan saling belajar dan berbagi, kami membuktikan bahwa perbedaan bukan alasan untuk menjauh, tetapi peluang untuk saling memperkaya.Â
Saat bus kami kembali ke Jakarta, kami semua menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya membawa kami ke tempat baru. Tetapi juga memberi perspektif baru. Sebuah pengalaman yang akan terus saya kenang sebagai awal dari persahabatan yang tak terduga, dan semoga abadi.
Seiring berjalannya kegiatan, pertanyaan kami pada awal sudah terjawab. Kami semua mulai menyadari bahwa kegiatan ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan bagian dari upaya untuk memupuk rasa persaudaraan dan harmoni di tengah keberagaman.Â
Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan, tetapi seringkali perbedaan tersebut menjadi sumber kesalahpahaman. Kesalahpahaman yang seringkali terjadi cenderung menyebabkan sebuah konflik yang dapat berujung pada pertumpahan darah.Â