Â
Surabaya terkenal dengan sebutan kota pahlawan karena sejarahnya yang sangat di perhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajah.
Salah satu nama pahlawan tersebut ialah Mayjen Sungkono yang namanya di abadikan dalam jalan utama di Surabaya yaitu Jalan Mayjen Sungkono.o
Sungkono lahir pada tanggal 1 januari 1911 di Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga
(sekarang Jalan Letkol Isdman Purbalingga Kidul atau dikenal dengan prapatan bantheng) dari
pasangan seorang tukang jahit Tawireja dan Rinten. la menempuh pendidikan di HIS (Hollands Indische School) tahun 1928, kemudian melanjutkan ke MULO dan setelah lulus, meneruskan ke Zelfontelkeling hingga kelas dua dan mengantongi ijasah K.E Pendidikan militer selama dua tahun diperoleh dari sekolah teknik perkapalan atau KIS (Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen) di Makasar dan bekerja di K.M (Koninklijke Marine).
la masuk tentara PETA dan mengikuti latihan di Bogor. Awal tahun 1945 diangkat menjadi Chodancho (komandan kompi) dengan pangkat kapten dan ditempatkan di Daichi daidan Surabaya. Ketika terjadi pemberontakan PETA di Blitar, Sungkono dicurigai dan "diamankan di Renceitai Bogor. Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, mengajak mantan anggota PETA, Heiho, KNIL, dan pemuda pejuang bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat
(BKR). Mereka bertugas merebut senjata dari tangan Jepang, agar pasukannya memiliki persenjataan yang lebih memadai. Ia sendiri kemudian diangkat menjadi komandan BKR Surabaya.
Pada tanggal 3 Maret 1946, ia diangkat sebagai Panglima Divisi VII TKR, meliputi daerah Surabaya, Bojonegoro dan Madura. Tanggal 23 Mei 1946, terjadi daerah divisi dan
Panglimanya. Sungkono menjadi panglima divisi VI TRI dengan nama Divisi Narotama, yang daerahnya meliputi Surabaya, Madura dan Kediri. Dengan pangkat kolonel, a kemudian