Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tanpa Melalui PSBB, Langsung Loncat ke "New Normal"?

8 Juni 2020   14:51 Diperbarui: 8 Juni 2020   15:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanda atur jarak di supermarket dekat rumah. Dokpri

Padahal, jauh sebelum memasuki new normal, pemerintah setempat sudah memberitahu tentang wabah penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini. Apalagi kepolisian kecamatan tempatku tinggal, langsung terjun buat menyosialisasikannya.

Menurut yang kulihat di Instagram resmi polsek kecamatanku, bapak-bapak polisi sudah berulang kali memberitahu tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi ini; di pasar, di toko-toko, di minimarket, bahkan sampai mempergok segerombolan pemuda yang kumpul-kumpul, di mana dua orang polisi itu menyarankan untuk segera membubarkan diri!

Iya sih, kerja para polisi kecamatan itu, buat membantu dan meringankan pemerintahan kabupaten yang harus ngurus warganya yang tinggal di wilayah yang luas sekali!

Oh ya, bagaimana di toko dan warung-warung kecil?

Memang sudah ada warung-warung dan toko yang menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, yah meskipun gak semuanya. Kalau minimarket besar dekat pasar dan supermarket di desaku sudah pasti menyediakan dua hal itu kan ya.

Kalaupun sudah menyediakannya, sayangnya toko-toko dan warung-warung kecil gak dikasih tanda di lantai, yang diharuskan mengatur jarak saat antri di kasir warung atau tokonya. Gak seperti dua minimarket di kampung sebelah, dan supermarket dekat rumah yang sudah tersedia tandanya.

Itulah yang membuat, alih-alih bisa physical distancing, yang ada malah antri agak dempet-dempetan. Tapi, jangan menyalahkan tokonya yang kecil, ya. Salah manusia sendiri yang enggak mau diatur!

Lagipula, di masjid dekat rumah, kegiatan shalat berjamaah berjalan seperti biasanya, persis sebelum wabah global ini berlangsung. Seolah-olah, menganggap Virus Korona tak bakal ada! Terkesan meremehkan, bukan?

Toh, hal itu enggak menyurutkan jajaran pemerintahannya untuk langsung loncat ke tahapan selanjutnya tanpa babak pembatasan sosial; menyiapkan tatanan kehidupan yang baru.

Waktu diriku memantaunya lewat akun Instagram, terlihat para pejabat kabupaten dan aparat kepolisian sedang memberi tahu masyarakat di beberapa wilayah tentang new normal.

Seperti pasar di desa yang satu kecamatan dengan tempatku tinggal, mereka menyiapkan tempat cuci tangan, mengedukasi pedagang dan pembeli agar memakai masker, beri jarak antar pedagang juga antara pedagang dan pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun