Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Wahai Remaja, Jangan Ragu untuk Menulis!

6 Juni 2020   17:38 Diperbarui: 6 Juni 2020   19:36 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

Dik, apa kabar?

Senang kalau mendapati generasi-generasi di bawahku sekarang ini, sudah bertumbuh dalam gelora remaja! Horeeeee!

Artinya, kamu ini sudah melepaskan masa kanak-kanak, tapi bukan berarti belum selesai, ya. Kalian ini sedang berproses, dan terus berproses menuju kedewasaan.

Oh ya, ngomong-ngomong nih, biasanya kalian mencari jati dirinya sendiri, kan? Artinya, kamu ini bebas mengeksplorasi apa yang kalian mau. Sayangnya sih, kalau tak ada bimbingan yang benar, malah jadi keblabasan.

Merangkul hubungan yang terlarang, disuguhkan pertemanan yang mengandung racun, atau terlarut dalam kesenangan yang sesungguhnya tanpa arti. Kamu pun pasti menghadapinya, bukan?

Namun, mengingat saat ini adalah saat yang membatasimu menjadi hanya di rumah, berarti pengaruh-pengaruh negatif tak akan mendatangimu lagi. Eh, bukan! Selalu ada peluang untuk mendapatkannya kembali lewat gadget yang kalian genggam.

Hmmm, dari pada dipakai untuk hal-hal yang berdampak buruk buatmu di kemudian hari, mending dialihkan ke menulis aja! Setuju?

Ya, harus dong. Apalagi masa remajamu memang penuh warna dan drama. Nano-nano pokoknya.  Ada kejadian yang bikin galau, ada pengalaman yang membuat bahagia berbunga-bunga, sampai ada hari di mana kamu menangis kesepian.

Bahkan, kata orang, masa remaja itu adalah waktu yang paling indah buat dikenang. Kalau berpikiran seperti itu sih, harusnya diabadikan, bukan dibiarkan tanpa catatan nyata!

Baiklah, diriku kasih penyemangat, mengapa masa-masa remaja harus dilalui dengan menulis!

Masa itu unik lho, maka kejadian harus jadi kekal!                   

Sumber gambar: Bobo.grid.id
Sumber gambar: Bobo.grid.id

Lha, kenapa sih harus bilang begitu? Karena waktu hanya dilalui satu kali dan gak bisa kembali lagi, yakan? Walaupun sama-sama bulan yang sama, kalau tahunnya beda, pasti kejadian tetap akan berbeda. 

Misalnya, Maret 2019 itu sedang musim pemilu yang sedang hangat-hangatnya, tahun depannya lagi di bulan yang sama, udah datang Virus Korona.

Begitu pula dengan masa remajamu. Waktu duduk di awal-awal sekolah sebagai siswa baru, sudah jelas beda rasanya dengan duduk di tingkat dua dan tiga. Nah, biar kisahnya jadi awet selamanya, kamu harus menuliskannya, entah di media pribadi kayak buku diary, maupun media milik bersama seperti platform blog sosial.

Suatu saat, ketika tulisan di masa remajamu tetap disimpan sampai berpuluh-puluh tahun sampai tua, bakal dikenang dan dibanggakan di hadapan anak cucu. Bahkan, bisa jadi sejarah berharga dan jadi referensi bagi yang lain, jika berisi kejadian yang sangat penting!

Hari ini adalah untuk berkarya, jadi jangan dilewatkan!

Sumber gambar: Shutterstock
Sumber gambar: Shutterstock

Nah, sekarang aku tanya, udah berapa hari waktu-waktu remajamu dihabiskan? Nonton TV? Main video game? Atau, main TikTok-an?

Dari pada kalian menyita banyak waktu dengan itu, mending tuliskan pengalaman, bikin cerita, atau berpuisi. Karena, kamu harus jadikan hari itu adalah untuk berkarya, bukan bermain-main dengan hal yang tiada guna.

Bayangkan aja, kalau satu hari ini aja, tanpa tulisan? Kecewa banget, bakal nyesel deh!

Bagi yang menggangap hal itu amat berharga, pasti bakal cepat-cepat untuk menulis lagi, sebelum berganti hari. Lagian, siapa yang bakal menjamin kalau kamu bakal bertemu hari baru, bulan baru, atau tahun baru?

Hanya Tuhan yang menggenggam waktu, dan kamu tidak dapat menguasainya, kecuali sekadar mengaturnya agar setiap langkah di jalur waktu adalah kebaikan.

Karena itulah, wajar dong kalau dibuat hari-hari peringatan oleh negara dan dunia. Ya, buat pengingat, biar bisa mengenang, dan kalau bisa, harus menjadi bagian darinya. Lewat apa? Ya, menulis dong!

Jadi, kalau bertemu hari peringatan atau momen langka dan berharga, jangan lupa juga, jadikan prasasti lewat tulisanmu!

Menulis, kesempatan berharga buat terapi diri!

Sumber gambar: www.wearemove.com
Sumber gambar: www.wearemove.com

Pernah gak, di masa remajamu, sering galau dan menangis sampai meningkat jadi histeris? Kalau iya, wajar dong. Udah masanya pencarian jati diri, keadaan psikologisnya masih labil dan masih akan berkembang menuju kestabilan di masa dewasa.

Maka dari itu, kalau kamu diputusin sahabat atau disakiti orang lain, dan kamu harus merasakan kedukaan dalam hati, untuk apa bingung? Ayolah, bergeraklah dirimu ke buku catatan atau laptop, lalu tumpahkan perasaanmu melalui goresan kata, sepuas-puasnya!

Atau, kalau mau lebih elegan lagi, cobalah ubah wujud galaumu lewat rangkaian kalimat yang lebih bermanfaat. Misalnya perasaanmu yang membuat hatimu teriris, menjadi artikel yang penuh dengan tips. Bisa juga disamarkan jadi cerpen maupun puisi.

Lagi pula, sudah ada buktinya kan, kalau menulis itu menyembuhkan? Walaupun tak ada teman curhat atau psikolog sekalipun, harusnya gak jadi masalah karena menulis itu nggak membuat dirimu kecewa. Selalu terbitkan kelegaan setelah mengeluarkan perasaan seluruhnya.

Masih berpikir ulang lagi gegara menulis itu sulit? Lupakan saja, langsung tuliskan aja perasaanmu, bukan apa yang dipikirkan!

Dengan Menulis, kamu bisa kembangkan bakat.... dan dapat keberuntungan lainnya!

Sumber gambar: Fiverr Blog
Sumber gambar: Fiverr Blog

Oh ya, di masa remajamu, apalagi yang sedang duduk di bangku sekolah, kamu akan diperkenalkan dengan banyak ekstrakulikuler. Di antaranya, ekskul puisi, jurnalistik dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)!

Jadi, apa salahnya bagi yang berminat menulis, bisa gabung ke ekskul tersebut? Sekalian bisa mengasah bakatmu lho. Terlebih, yang dari awal berminat dengan kata-kata. Waaah, jadi tambah hebat, deh!

Apalagi yang bergabung ke ekskul KIR. Menulis karya ilmiah itu asyik lho kalau diikutkan lomba. Plusnya, kalau terpilih jadi juara, itu merupakan hal yang membanggakan buatmu, sekolahmu, dan juga bangsamu. Malah, piagamnya jadi tiket untuk melanjutkan studi di kampus idaman!

Lebih-lebih, kalau mau menulis, gak bakal kaget ntar kalau suatu saat menapak kakinya ke perguruan tinggi yang menuntutmu untuk menulis makalah dalam tugasnya. Gak rugi, deh!

Jadi, kalau kamu sudah membaca artikel ini, masihkah kamu enggan menulis?

Ayo menulislah dik, jangan ogah-ogahan jika ingin mendapatkan hari depanmu yang lebih cerah!

#aliz event for library

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun